21. Cantik dan Anggun

3.8K 756 68
                                    

Bella membelalakkan mata begitu melihat Gavin sudah stand bye di depan gerbang. Meskipun dia ber-cosplay mumi, Bella tentu tetap bisa mengenalinya dengan sangat mudah.

"Nggak mau balik, Bell?" tanya Feryn dengan nada sarkas. Wajahnya pun ditekuk kesal

"Iya, iya sana."

Bella mengibas-ngibaskan tangan, lalu mengambil langkah untuk mendekati cowok itu. Dia sudah siap dengan wajah galak, di tenggorokannya sudah berbaris omelan karena semakin ke sini, cowok itu semakin banyak memanfaatkannya. Tidak ada kompromi sebelumnya juga.

"Apa lagi?" tanya Bella begitu dirinya sampai di depan cowok itu.

Gavin balas menatap Bella. Tanpa sadar bibir di balik masker itu tertarik manis. Hingga di detik berikutnya dia mengerjap sadar dan mengutuk dirinya bodoh. Untung saja Bella tidak bisa melihatnya.

"Apa?" tanya balik Gavin dengan nada yang dibuat cool.

"Lo ngapain ke sini? Clara ngintilin lagi?"

Gavin menghadap Bella dengan sempurna, kedua tangannya tersimpan di pinggang. "Gue ke sini mau jemput adek gue tuh."

Bella mengerjap. "Jemput adek lo?" tanyanya sedikit bingung.

Gavin tertawa kecil. "Iya lah, kenapa? Ngarep disamperin sama gue ya?"

Bella sedikit menunduk, pipinya bersemu. Entah mengapa tingkah mati kutu Bella itu membuat dia terlihat lucu di mata Gavin.

"Tapi Jola ada kegiatan OSIS. Temen lo udah balik, mau gue anterin?"

Bella memalingkan muka ke arah jalanan. "Nggak perlu, gue bisa sendiri."

Gavin meraih tangan Bella hingga cewek itu kembali menatap ke arahnya. "Bensin gue banyak," ucapnya, lalu tanpa menunggu persetujuan Gavin membawa Bella untuk mendekati motornya yang terparkir di dekat halte.

"Nggak, gue bisa sendiri."

"Ada Clara."

Bella secara spontan melihat sekitar. Gavin berdecak dan menahan dagu cewek itu untuk menatapnya.

"Kalo lagi diintai jangan nunjukin kalo dirinya udah tau dong, pinter."

Mata Bella menyipit. "Nggak ada Clara. Lo bohong."

"Ada." Gavin meraih helm dari atas motornya lalu menyerahkan pada Bella.

Bella menimang-nimangnya, helm ini terlihat baru. Dari desain juga merk yang tertera, ini cukup mahal. Gavin sudah pasti sering membonceng adiknya, dia sudah pasti punya helm khusus, rasanya terlalu kebetulan jika hari ini berganti dengan yang baru.

"Lo nggak bisa pake helm jangan-jangan," ucap Gavin ketika Bella hanya terdiam.

"Enak aja." Bella memakai helm itu. Ia pun naik pada boncengan Gavin begitu cowok itu mulai menyalakan mesinnya.

Gavin melirik Bella dari spion. Bella yang menyadarinya langsung menjulurkan lidah mengejek. Tak ayal hal itu membuat Gavin tertawa.

Bella memutar bola mata, ia mendengkus sebelum mengulurkan tangan untuk melingkari pinggang cowok itu. Tubuh  Gavin sempat terperanjat kaget, sebelum akhirnya mereka sama-sama diam dan menikmati perjalanan dengan lancar.

Setidaknya untuk 5 menit pertama. Karena tiba-tiba Gavin mendapatkan telepon. Bella tidak mendengar apa rincinya, telinganya hanya menangkap bahwa seseorang sudah diringkus.

Di sinilah Bella berakhir. Duduk di bangku dengan banner Bengkel Bang Jo di sampingnya. Bella menggerak-gerakkan kakinya dengan wajah menunduk sementara Gavin menelepon seseorang.

Pacaran [TAMAT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz