16. Drama

3.8K 747 55
                                    

Keluar bunyi denting begitu Bella menjatuhkan anting dari tangannya pada atas lantai. Terlihat bercak-bercak kemerehan yang membuat Bella mendengkus. Apalagi begitu tahu ada yang sampai mengenai cardigannya.

"Dibilang jalan mudah, malah mancing ribet."

Bella melirik sinis pada dua preman yang sudah terkapar lemah dengan wajah babak belur yang membuat sulit dikenali. Napas mereka terlihat terengah-engah menahan rasa sakit.

"Yang bikin kalian bonyok itu cowok, orang selewat yang jadi penolong. Sedikit aja kalian cerita tentang gue, gue libas habis," ucap Bella yang meskipun dengan nada santai, mereka tahu ancamannya itu tidak main-main.

"A-ampun ...," ucap kedua preman itu dengan raut ketakutan.

Bella tak pernah berniat menyakiti siapa pun, tapi sikap mereka yang tidak bisa diajak bicara baik-baik membuat Bella lepas kendali.  Bisa dibilang itu karma kesombongan mereka sendiri.

Argh sial, waktu tawuran itu saja Bella susah mengeontrol tubuhnha untuk kembali. Masa iya Bella harus mulai dengan belajar jalan lagi?

Bella menatap lengan cardigan yang ada noda darah, ia menggigit bibirnya, memikirkan cara bagaimana membuat alibi untuk Gavin.
Tasnya ia tinggalkan di meja, jadi tidak mungkin dirinya berbohong itu liptint. Dan karena ini rajutan, tidak mudah menghilangkannya dengan iar karena pasti akan masuk ke sela-sela benang.

"Bella!"

Baru saja dipikirkan, suaranya sudah terdengar. Mata Bella kontan saja membelalak.

"Woy! Bangun. Buruan pergi," ucap Bella seraya menepuk-nepuk kaki kedua preman itu agar mereka bangun.
Bisa gawat kalau Gavin menemukan situasi yang seperti ini. Dia sudah punya kecurigaan tentang Billa.

"Ih buruan bangun. Kalo nggak kalian gue libas." Bella berdecak seraya menghunuskan tatapan tajam pada mereka.

Dengan susah payah kedua orang itu pun bangkit berdiri.

"Eh bentar." Bella menahan salah satu dari mereka.

"Gampar gue dulu,"

Preman itu terlihat kebingungan.

"Mabella!"

"Cepetan! Bikin sampe berdarah. Kalo nggak gue serah kalian sama orang itu, gue jamin kalian bakal masuk bui."

"Ta-tapi." Preman itu terlihat sangat bingung. Dirinya baru saja KO, sekarang diminta untuk menampar orang yang mengalahkannya. Ini tak masuk akal

"Cepet!"

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Bella. Preman itu memasang raut takut-takut. Takut bahwa yang barusan dirinya lakukan memberi imbas yang buruk.

"Yang bener! Gue bilang sampe berdarah."

Preman itu menelan ludah susah payah, tapi firasatnya mengatakan hal lebih mengerikan akan terjadi jika dia tidak melakukan perintah Bella.
Ia mencoba mengumpulkan kekuatan dan

Plak!

Kali ini wajah Bella sampai tertoleh. Bella merasakan aroma karat besi dari mulutnya.

"Oke, cepetan pergi."

Di saat kedua preman itu mulai pergi dengan langkah tertatih, Bella menjatuhkan dirinya. Ia mengacak rambutnya lalu menyeka darah dari bibirnya dengan lengan baju, menimpa noda darah yang sebelumnya sudah ada

"Bella!" Suara Gavin terdengar semakin dekat.

Bella pun mulai mengeluarkan air matanya.

"Bell!"

Pacaran [TAMAT]Where stories live. Discover now