19. Teman Billa (2)

4K 722 78
                                    

Seperti biasa, hari minggu Gavin diisi dengan mengunjungi bengkel Bang Jo. Agendanya adalah service motor atau paling tidak belajar otak-atik mesin dengan nebeng peralatan di sana. Gavin bukan tipe ugal-ugalan, iaa pecinta motor yang senang melihat motornya dalam keadaan baik-baik saja. Tak heran motornya menjadi yang paling kinclong di sini.

"Tumben sepi, pada ikut sunmori ya?" tanya Gavin ketika mendapati bengkel yang biasanya ramai itu hanya ada Jo dan Komang.

"Eh Bang, lo ngapain bonyok gitu?" heran Gavin begitu melihat jelas wajah Komang. Preman wajah sangar, tapi cukup friendly itu terlihat kehilangan gairah hidup. Dia hanya diam dengan tatapan kosong.

"Lo juga Bang, ngapain ikutan murung?" Jo yang terkenal banyak bicara pun hari ini hanya duduk diam seperti orang sawan.

"Billa ...," ucapnya dengan nada yang lemah.

"Apa? Lo mau bilang mitos lagi? Mumpung ada Bang Komang ayok kalian debatlah, gue kasih cepe," ujar Gavin dengan penuh semangat.

Berbanding terbalik dengan Jo yang membaringkan tubuhnya pada bangku panjang yang ia duduki. Dia meringkuk seperti orang yang terkena meriang.

"Billa nyata," ucapnya. Lalu menadahkan tangan dengan lemah.

"Maksudnya?"

"Duitnya."

Gavin menghela napas lalu membuka dompet dan menaruh uang 50 ribu  pada tangan itu.

"Billa balik ke jalanan lagi," ucap Komang yang membuat Gavin berbalik dan menoleh padanya.

"Maksudnya?"

Komang menadahkan telapak tangan.

Gavin berdecak kesal. "Mata duitan banget sih kalian berdua!" ucapnya seraya memberikan uang. Kalau bukan tentang Billa, Gavin tidak rela diperas seperti ini.

"Udah, sekarang ceritain lengkapnya."

Komang menarik napas dalam. Sedikit memijat-mijat rahangnya sebelum kembali bersuara.

"Ada yang ganggu temen Billa, sampe dibikin nangis dan akhirnya Billa murka."

"Maksudnya yang bikin lo bonyok itu Billa?" sergah Gavin dengan kelopak mata melebar

Komang mengangguk.

Gavin pun menganga tidak percaya. Komang yang pernah Gavin pikir kulitnya setebal kulit kerbau bisa sampai babak belur seperti ini. Karena seorang Billa.

"Semua kena babat habis gara-gara dua orang tolol itu."

"Maksudnya semua geng Bang Komang?"

"Semua preman di sini."

"Keren. Solidnya Billa bukan kaleng-kaleng."

Komang menatap Gavin datar, maksudnya dengan dirinya yang sampai seperti ini?

"Berarti kalo lo jadi temen Billa, hidup lo aman ya. Dia sampe rela eksis lagi demi temannya itu. Jadi pengen gue."

"Temen Billa cuma satu," jelas Komang setelah memijat-mijat rahangnya lagi.

"Dia ansos?"

"Temen Billa di sini bukan yang kayak lu pikirin, Vin. Temen Billa itu bukan orang yang lo gaul sama Billa. Temen Billa di sini itu udah kayak mantra, pantangan banget lo deketin kalo udah dengerin itu."

Gavin mengernyit tidak mengerti.

"Gini maksudnya. Billa punya satu temen, dan dia bilang ke semua preman jangan sampe ganggu temennya yang satu ini. Semua udah sumpah. Jadi meskipun lo temenan sama Billa, lo nggak bisa jadi 'temen Billa' yang dapet perlindungan itu, karena emang itu khusus cuma buat dia."

Pacaran [TAMAT]Where stories live. Discover now