The Plan

7.9K 714 41
                                    

Duaghhh..

Jeno memukul dashboard mobilnya saat mendengar cerita dari kembarannya, Jaehyun.

"Calm down dude! Tahan emosimu Jung Jeno!"

"Wahh, Hyung, apa kau tidak ingin marah? Kau bahkan menyaksikannya, gila bangsat sialan Enigma itu! Perpustakaan? Shit shit kurang ajar sekali dia! Jika itu aku, aku akan menghajarnya Hyung! Apa Enigma sialan itu tidak punya uang untuk paling tidak menyewa hotel yang lebih pantas, arghhh". 

Jeno mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak bisa membayangkan Haechan yang bercinta di perpustakaan. Ia marah dan cemburu.

Jaehyun hanya menarik nafas panjang menunggu adik kembarnya cooling down. Otaknya berpikir apa yang harus mereka lakukan pada Enigma maupun Haechan nanti.

"Hyung, siapa nama Enigma itu? Apa kau tahu?"

"Namanya Mark." 

Jaehyun tahu nama itu karena ia mendengar desahan Haechan yang menyebutkan nama Mark. Ah shibal, Jaehyun jadi terbayang lagi saat Enigma itu menyetubuhi Haechan.

"Mark? Aku akan mencari tahu tentang Enigma itu, Hyung."

Keduanya terdiam beberapa saat, menetralkan emosi dan mendinginkan kepala memang penting saat menghadapi suatu masalah. Dan keduanya sudah terlatih untuk itu sejak mereka kecil. Mereka Elder, ingat!

"Jen, kurasa kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa Haechan adalah Sigma. Jika ia benar memang Sigma yang kita cari, kita harus segera bertindak."

"Ya aku tahu Hyung. Tapi bagaimana cara memastikannya? Tidak mungkin kita berdua mating dengannya hanya untuk memastikan dia Sigma atau bukan, jika salah nyawa Haechan taruhannya."

"Ada 1 cara, Jason.."

"What Zero? Kau tahu sesuatu?"

"Dapatkan darahnya. Bawa kepada tetua kita. Tetua kita dapat memastikan jika anak itu Sigma atau bukan."

"Apa? Kau tidak main main kan?"

"Coba saja, berikan darah anak itu pada tetua Jisoo."

Jeno memandang kakak kembarnya, Jaehyun mengangguk setelah mendengar mindlink dari serigala Jeno tadi. Untuk kondisi seperti sekarang, segala cara memang patut untuk dicoba bukan?

"Dengar Jen, jika sudah terbukti bahwa Haechan adalah Sigma, ini yang harus kita lakukan nanti...."

---

Haechan baru saja keluar dari toilet kampus saat melihat ada 2 orang Alpha yang sedang bertengkar. Mereka saling memukul satu sama lain, dan Haechan yang melihatnya sangat panik, tidak tahu harus berbuat apa. Rasanya Haechan ingin kabur saja tidak mau terlibat namun jalannya tertutup oleh kedua Alpha yang masih saling menyerang dengan brutal tersebut. Haechan mencoba berjalan perlahan menyusuri tembok lorong itu sambil menghindari kedua Alpha yang sekarang posisinya salah satu Alpha menduduki tubuh Alpha lainnya dan saling memukuli wajah. 

Haechan bergidik ngeri, ia takut namun ia merasa kasihan pada Alpha yang sedang diduduki dan dipukuli itu. Haechan tau Alpha itu, Hyunjin namanya. Haechan berada di kelas yang sama dengan Hyunjin di beberapa mata kuliah. Dan Hyunjin adalah salah satu Alpha yang tidak pernah menghinanya, walaupun kentara juga dari ekspresi wajah jika Haechan lewat bahwa Hyunjin juga tidak menyukai bau tubuhnya saat itu, tapi minimal dia tidak menghina Haechan. Tanpa Haechan sadari, tubuhnya bergerak begitu saja mendorong tubuh Alpha yang sedang memukuli Hyunjin. Entah keberanian darimana sehingga Haechan berani melakukan hal tersebut.

Alpha yang terdorong tadi sedikit terkejut namun karena ia masih marah, ia tidak memedulikan Haechan dan merangsek kembali menghantam tubuh Hyunjin, saat itu posisi Haechan sangat dekat dengan Hyunjin karena Haechan berusaha menolong Hyunjin yang terkapar, namun naas pukulan dari Alpha satunya yang ditujukan kepada Hyunjin malah mendarat di wajah Haechan yang membuat Haechan tersungkur dan meringis kesakitan.

SIGMA [END]Where stories live. Discover now