Anger

5.4K 607 10
                                    

Pagi ini Mark kembali menjalankan rutinitasnya untuk menjemput Haechan. Haechan masuk ke mobil Mark agak tergesa, tidak mau membuat Mark menunggu lama.

"Pagi Haechan.. tidurmu nyenyak semalam?"

"Ya! Aku tidur nyenyak sekali sampai bangun sedikit terlambat.."

Haechan terkekeh, Mark melihat sang Omega yang hari ini tampak sangat manis dimatanya. Bucin sekali Mark ini.

"Kenapa tidak menyalakan AC-nya?"

Tanya Haechan sambil menyalakan AC di mobil Mark. Jari Haechan memutar tombol AC di angka 2. Supaya ada sirkulasi udara saja, pikir Haechan.

"Cuacanya sangat dingin Haechan, aku hanya tidak mau kau kedinginan."

Mark tersenyum lembut sebelum hidungnya mencium sesuatu yang mengganggu. Netra Mark dengan segera berubah menjadi hijau zamrud. Mark mengerem mobilnya mendadak. Membuat tubuh Haechan bisa saja membentur dashboard jika saja Haechan tidak mengenakan seatbelt. Haechan yang terkejut berpaling menatap Mark, tatapan matanya seakan bertanya ada apa kepada Mark.

Mark memandangi Haechan intens kemudian menarik tubuh Haechan hingga Haechan duduk dipangkuan Mark. Haechan bingung, ada apa dengan Mark? Oh tidak, Mark sama seperti waktu itu. Kembali mengendusi wajah, leher hingga dada Haechan yang masih terbungkus kaos. Nafas Mark memberat membuat Haechan menciut di pangkuan Mark.

"Haechan..." Suara berat Mark terdengar kasar di telinga Haechan.

"Siapa yang bersamamu semalam?"

Haechan terpana, apa? Ada apa? Apa ada aroma asing lagi yang menempel di tubuh Haechan?

"Ha, hanya Jaemin Mark.. ehm, sebenarnya kemarin malam aku pingsan di kamar mandi Mark, dan Jaemin serta Jeno yang menolongku"

"Jeno? Siapa Jeno?" Mark tahu Jaemin adalah Omega teman Haechan tapi tidak dengan Jeno.

"Mate-nya Jaemin, Mark. Mereka berdua menemaniku semalam saat aku pingsan.. mu, mungkin aromanya jadi bercampur "

Haechan menundukkan kepalanya takut. Takut kalau Mark hilang kendali seperti sebelumnya lagi. Mark menghela nafas. Ada yang tidak beres dan Mark harus segera mencari tahu tentang Jeno. Berada di ruangan yang sama tidak akan membuat aroma Alpha menempel begitu saja. Terlebih sama seperti sebelumnya, aroma yang menempel di tubuh Haechan hanya tercium samar. Dan sialnya, aroma kali ini adalah aroma satunya lagi yang tercium di tubuh Lucas kemarin.  Apa artinya kedua penyerang Lucas sudah bertemu dengan Haechan? Apa salah satunya Jeno?

"Bukankah sudah kubilang kunci pintumu? Kurasa aku tidak melihat bekas dobrakan pintu tadi. Bagaimana caranya mereka masuk, Haechan?"

"Je.. Jeno bilang flatku tidak terkunci, tapi sungguh Mark, aku bersumpah sudah menguncinya!"

Haechan mulai berkaca-kaca, takut lagi-lagi Mark tidak mempercayainya. Mark menatap iris Haechan lembut, menahan emosinya dan kembali bertanya,

"Kenapa kau bisa pingsan? Apa kau terpeleset, sayang?"

"Ah.. itu, saat aku mandi tiba-tiba lampunya mati.. gelap sekali dan aku mencoba mencari handuk.. tapi saat itu.. rasanya ..."

Haechan terdiam. Matanya menyiratkan kebimbangan dan ketakutan.

"Lanjutkan Haechan, jujur padaku.. hmm?"

"Mark.. hiks, rasanya saat itu ada yang memukul tengkukku.. lalu aku pingsan. Tapi.. aku sendiri tidak yakin Mark. Flatku terkunci saat aku datang dan aku kembali menguncinya setelah kau pulang. Aku hanya merasakan sakit di belakang leherku saat itu dan tidak mengingat apapun sampai terbangun dengan Jaemin di sisiku.."

SIGMA [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt