The Ritual

5K 465 16
                                    

Semalam sebelum Blood Moon tiba, para Alpha di ruang bawah tanah mansion Grey Moon baru saja menyelesaikan ritual "mandi" mereka. Tetua Jisoo juga memberikan mereka ramuan untuk meningkatkan kemampuan bertarung mereka.

Jaehyun dan Jeno menghampiri tetua Jisoo, nampak membicarakan mengenai ritual marking yang akan mereka lakukan pada Haechan besok.

Taeyong tidak ikut bergabung dengan Jaehyun dan Jeno, ia hanya mengintip dan memperhatikan semuanya melalui celah pintu ruang bawah tanah. Taeyong kemudian pergi dari sana menuju ke kamar Jaehyun, menemui Haechan sekali lagi.

Sosok yang ditemui Taeyong sedang bergelung dalam selimut sambil menggunakan sesuatu, sepertinya sedang mengucapkan sumpah serapah dan kutuk pada Jaehyun dan Jeno. Taeyong akui jika Haechan itu memang menggemaskan. Oke, oke. Haechan terkesiap saat merasakan ada yang duduk di ranjangnya.

"Haechan..."

Yang dipanggil hanya melirik sekilas, kemudian memilih tidak peduli dan kembali berpaling, menggelung tubuhnya. Taeyong menghela nafas.

"Haechan, dengarkan aku kali ini. Jaehyun dan Jeno hanya membutuhkan keturunan darimu saja. Kau tahu? Karena kau Sigma, tetua Jisoo bilang hanya seorang Sigma yang bisa memberikan keturunan dengan campuran benih dari Jaehyun dan Jeno. Jika kau sudah melahirkan nanti, kujamin Jaehyun dan Jeno akan melepaskanmu. Mereka tidak akan mengurungmu lagi."

Haechan meremat selimut tebalnya saat mendengar ucapan Taeyong, ingin membalas ucapannya tapi sungguh ia sedang malas. Daritadi yang Haechan inginkan hanya dipeluk Mark.

Melihat Haechan yang tidak merespon, Taeyong kembali bersuara,

"Jaehyun dan Jeno hanya memanfaatkanmu saja Haechan, jangan berpikir bahwa mereka jatuh padamu. Kau tidak seberharga itu jika kau bukan Sigma. Jadi tolonglah bekerjasama untuk kali ini saja!"

Haechan tidak tahan lagi. Ia menyibak selimutnya, duduk dan menatap wajah Taeyong. Padahal dulu Haechan sangat mengagumi kecantikan dari Queen Omega di hadapannya. Sekarang tidak lagi.

"Hyung, aku tidak peduli pada perasaan mereka padaku. Setidaknya apa kau tidak memikirkan perasaanku? Sedikiittt saja Hyung? Kau pikir aku apa? Mesin untuk melahirkan bayi begitu? Setelah aku melahirkan anakku dan Mark, terus aku harus hamil lagi? Dengan orang lain yang jelas bukan Mateku? Dimana kewarasanmu?!!"

"Dan.. Hyung.. kau juga mungkin... Tidak seberharga itu bagi Jaehyun Hyung sampai ia tidak menandaimu, dan malah akan menandaiku besok! Aku membencimu, Taeyong Hyung..."

Netra keemasan Haechan bersiborok dengan netra keperakan Taeyong. Keduanya berusaha menahan diri dari luapan emosi masing-masing. Haechan yang tidak mengerti permainan takdir macam apa yang digariskan Moon Goddess, dan Taeyong yang marah karena merasa status Queennya direbut seorang Sigma.

--

Di mansion Red Moon, tetua Sandara nampak melakukan hal yang sama denga tetua Jisoo. Tetua Sandara memberikan ramuan pada para Alpha terpilih yang akan ikut besok malam. Ramuan yang dapat meningkatkan panca indera para Alpha. Melihat lebih jauh, mendengar lebih tajam, mencium lebih peka.

Kaki Johnny sudah sepenuhnya sembuh, selain karena regenerasi Alpha Superior memang lebih cepat, ditambah dengan ramuan yang diberikan tetua. Kini Johnny sedang berlatih dengan Lucas. Mereka ada di halaman belakang mansion.

Renjun dan Jaemin hanya duduk di sekitarnya sambil memperhatikan kedua Alpha yang sedang berlatih.

"Njun,.. entah kenapa firasatku tidak enak menghadapi besok.." Jaemin memegangi dadanya, jantungnya berdegup lebih cepat dari normal jika mengingat esok hari.

"Hmm... Akupun Jaem.. tapi mari berdoa saja, aku yakin Moon Goddess tidak akan mempermainkan takdir seseorang."

Renjun menatap langit biru yang nampak cerah tak berawan hari itu. Jaemin mengikuti arah pandang Renjun, menghela nafasnya cukup panjang untuk meredakan degup jantungnya.

SIGMA [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz