S2 Rise

3.4K 396 52
                                    

Jeno menatap Haechan tidak percaya. Haechan baru saja menggunakan tone-nya. Sigma Tone. Jadi.. Sigma juga memiliki tone seperti Queen Omega? Tidak. Ini berbeda. Bahkan Elder seperti Jeno saja dapat terpengaruh walaupun tidak seluruhnya.

Jadi begini, Sigma hanya muncul 100 tahun sekali. Sehingga referensi mengenai Sigma itu sangatlah minim. Haechan sendiri tidak memiliki siapapun yang bisa menuntunnya saat ia tahu bahwa dirinya adalah Sigma. Pun begitu orang lain. Jadi memang Haechan hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk menemukan kekuatannya sebagai Sigma.

Oke... Back to the story.

Haechan terkejut dengan tone-nya sendiri. Apa tadi? Itu berasal dari mulutnya? Sekelibat memori saat Taeyong menggunakan Queen Tone melintas di kepala Haechan.

Bagaimana caranya tadi?

"Haechan..."

Jeno menghampiri Haechan yang tampak sibuk dengan lamunannya. Jeno paham bahwa Haechan pun sama terkejutnya dengan dirinya mengenai Sigma Tone. Jeno kembali mencengkram lengan Haechan, membuat Haechan berdiri dalam sekali hentakan. Haechan meringis kesakitan. Genggaman Jeno itu kuat sekali. Bahkan kukunya seakan menancap saking kuatnya.

"Kau.. jangan berani menggunakan Sigma Tone di hadapanku, Haechan.."

"Ke.. kenapa? Kau takut?"

Jeno tertawa sumbang, "Sayangku, aku tidak akan terpengaruh penuh oleh Sigma Tone milikmu. Well maybe just a little bit, but still don't ever use that again in front of me, Sigma."

Haechan jatuh tersungkur, Elder Tone Jeno sangat mengerikan. Tubuhnya seakan tak bertulang, tak mampu menahan bobotnya sendiri. Ini pertama kalinya Jeno menggunakan Elder Tone-nya pada Haechan. Haechan mendongak menatap Jeno dan tersenyum dalam sesaknya, nyatanya Elder Tone Jeno juga tidak sepenuhnya mempengaruhi Haechan,

"Kau ... takut. Aku tahu itu... Hyung.."

Jeno menggeram, ia tidak suka diremehkan. Jeno hendak menyeret Haechan keluar dari ruangan Mark dan memberi Haechan sedikit hukuman mungkin? Namun langkah Jeno terhenti saat menyadari ada sesuatu yang menahan geraknya. Netra Amethyst Jeno menoleh ke belakang. Mendapati sepasang netra zamrud memandangnya tajam sambil menahan lengan Jeno yang mencengkram tangan Haechan.

Haechan terkesiap. Melihat warna hijau zamrud serimbun hutan di hadapannya. Dadanya benar-benar penuh menatap Mark yang kini berpaling dari Jeno menjadi menatapnya.

"Ma.. Mark... "

Mark tidak menjawab. Pandangannya tidak luput dari kedua sisi leher Haechan yang kini memiliki tanda marking. Mark tahu pasti siapa yang melakukannya. Mark beralih kembali menatap Jeno yang kini tengah melayangkan tinjunya tepat ke wajah Mark, namun Mark dapat dengan mudah menghindar. Kemudian balas menendang dada Jeno hingga tersungkur keluar melewati pintu ruangan itu. Menimbulkan suara berisik di fajar yang hening.

Jeno bangkit dengan cepat, sudut netranya melihat Jaehyun yang berlari menaiki tangga dan tetua Jisoo yang tampak sangat shock.

"Cepat juga kau bangun Mark. Kukira kau akan tidur lebih lama dari ini. Sungguh diluar ekspektasiku"

Jeno mengatakannya sambil menatap tetua Jisoo, yang ditatap sedikit mengerjap. Jeno marah karena Mark bangun terlalu cepat. Sangat tidak sesuai dengan rencana mereka.

Melihat Mark yang masih diam menatapnya, membuat Jeno berlari sangat cepat memasuki ruangan, maju dan menyerang Mark dengan brutal. Menghantam Mark ke meja yang ada di sana. Kemudian dengan sengaja menekan bahu Mark yang terluka oleh Rogue.

"Hentikan, hentikan Jason!"  Tetua Jisoo berteriak berusaha menghentikan Jeno, tapi Jeno abai.

Haechan mundur melihat perkelahian Jeno dan Mark. Tubuhnya yang ketakutan menguarkan seluruh aromanya dengan tajam. Bahkan harum vanilla pun tidak akan lagi terasa manis. Jaehyun dan tetua Jisoo menyadari ketujuh aroma Haechan yang saling berusaha memaksa keluar.

SIGMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang