Insane ⚠️

8.4K 547 40
                                    

"Apa? Kau tidak sedang mengarang cerita dan membohongi kami kan?"

Jaemin ini ras sumbu pendek yang sama dengan Mark. Mendengar cerita Mark mengenai tujuan Jaehyun dan Jeno terhadap Haechan sontak menaikkan emosi Jaemin yang memang mudah tersulut. Sementara Taeyong hanya mendengarkan dengan tenang. Tidak banyak bereaksi.

"Terserah kalian mau percaya padaku atau tidak. Yang pasti Mate kalian Elder kembar sialan itu membuat kekacauan di kawasanku dan membawa pergi Haechan!"

"Jadi begini, King Red Moon yang terhormat. Jika memang kau adalah enigma, kenapa kau masih membutuhkan bantuan kami? Bukankah kami tidak bisa memberikan bantuan apapun? Kau seharusnya jauh lebih kuat dari Elder sekalipun." Taeyong berucap.

"Info terakhir yang kudapat adalah mereka Elder spesial, dan kekuatanku mungkin di bawah mereka jika kakak beradik bajingan itu bersatu. Dan Grey Moon memiliki tetua yang bahkan sangat dihormati oleh para tetua di pack lain. Selain itu, ... Haechan sedang mengandung anakku,..."

Jaemin terkesiap. Oh? Haechan sahabat manisnya sedang mengandung bayi?

"Kau ingin menjadikan kami sekutumu, begitu? Melawan mate kami sendiri?"

Taeyong melipat tangannya di dada. Mark bersitatap dengan Queen Omega di hadapannya. Memang Queen. Tidak suka diperintah. Seyogianya Queen lebih suka memberikan perintah.

"Aku... Jika aku berguna, aku mau membantumu Mark. Haechan sahabatku dan Jeno berhutang penjelasan padaku! Aku memang harus bertemu dengannya untuk menanyakan hal ini secara langsung."

Jaemin yang tadi mendengar cerita Mark sebenarnya marah dan cemburu. Ternyata alasan Alpha-nya tidak mau menandai dan knotting adalah karena bukan Jaemin yang kelak akan mengandung benih dari Jeno. Tapi bukankah itu keterlaluan? Jaemin mencintai Jeno sepenuh hatinya, tapi sekarang Jaemin ragu bahwa Mate-nya juga merasakan hal yang sama.

"Blood Moon akan segera tiba sekitar seminggu dari sekarang, dan aku ingin menjemput Haechan sebelum itu. Jika kalian bersedia, ikutlah bersamaku ke kawasan Red Moon."

Jaemin menggangguk cepat sedangkan Taeyong hanya terdiam sambil memejamkan matanya,

"Menyusahkan sekali ...."

--

"Makanlah Haechan.. tubuhmu bisa sakit jika terus menolak konsumsi diri seperti ini."

Haechan menggeleng. Lebih baik kelaparan daripada makan disini. Haechan hanya ingin pulang dan menghirup aroma Mark yang sekarang dirindukannya.

"Aku bisa menyuapimu jika kau mau.."

Elder itu terkekeh sambil tersenyum mengelus pipi Haechan. Haechan menepis tangan itu dan memalingkan wajah.

"Pergi Jeno Hyung. Jangan pedulikan aku. Biarkan saja aku mati!"

"Aku lebih senang jika hanya gumpalan darah di perutmu itu saja yang mati, jangan kau.. kau tidak boleh mati karena kau yang akan mengandung keturunanku nanti, sayang."

Mata Haechan tiba-tiba membola sambil menelengkan kepalanya menatap Jeno. Apa katanya tadi? Ada apa di perutku? Tanpa sadar Haechan mengelus perutnya yang masih datar.

"Kau belum tahu ya? Baiklah, kuberitahu padamu Haechan,...."

Jeno mendekatkan wajahnya ke telinga Haechan,

"....kau itu.. sedang mengandung."

Haechan menitikkan air matanya. Benarkah? Sungguhan? Haechan mengandung anak Mark? Ada rasa bahagia yang menyeruak di dadanya mendengar kabar bahagia itu.

"Nahh,, bagaimana? Sudah mau makan?"

Haechan menganggukkan kepalanya cepat. Haechan akan makan demi janin di perutnya. Bukan berarti menuruti keinginan Jeno. Bukan.

SIGMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang