S2 Rogue

3.9K 370 16
                                    

Matahari memancarkan sinarnya sangat terik hari ini. Angin enggan bertiup dan membuat udara sekeliling terasa kering.

Haechan sedang menjemur Minhyung, pukul 9 pagi namun cahaya langit cerah sekali.

"Hatchiii.. heumm... Ha...hatchiiii"

"Ahh menyebalkan sekali. Padahal namaku Haechan yang artinya fullsun, tapi kenapa aku selalu bersin jika terpapar teriknya matahari terlalu lama ishh!"

Haechan menggerutu sendiri. Menggendong Minhyung di pelukannya dan berjalan kembali memasuki mansion Red Moon. Menyudahi kegiatan berjemurnya karena Haechan merasa sedang dimusuhi "kembaran"-nya, matahari.

"Mark, kau belum berangkat? Apa tidak terlambat?"

"Aku tidak bisa pergi sebelum menghabiskan sarapan yang dibuat oleh Sigma-ku tercinta.,"

Haechan merona. Enigma-nya ini makin lama makin senang menggodanya.

"Baiklah, aku pergi dulu. Bye-bye Minhyungie!"

Mark mendekatkan wajahnya hendak mencium pipi bulat Minhyung, namun seketika tangan mungil Minhyung naik dan meremas hidung Mark.

"Aaakhhhh,, dasar setan kec.."

Mark tidak melanjutkan karena Haechan keburu melotot dan mencubit pinggang Mark.

"Bicaramu Mark!"

Begitulah pagi yang damai nan tenang di mansion Red Moon. Seakan-akan Moon Goddess memberikan kebahagiaan yang sempurna bagi pasangan muda ini. Kau tahu arti kata "seakan-akan"? Itu hampir seperti iya namun sebenarnya tidak.

--

"Hai Mark!"

"Ohh, Jeno, Jaemin..."

Beberapa bulan ini Mark, Jeno dan Jaemin sering terlihat bersama di kampus, kantin tepatnya. Jaehyun belum masuk. Namun keadaannya cukup membaik, mungkin beberapa hari lagi Jaehyun akan kembali beraktifitas seperti biasa. Mark pikir ternyata Jeno sialan bangsat itu tidak terlalu buruk. Surprisingly sebenarnya bisa menjadi teman. Jika saja tidak berebut Haechan.

"Mark, kudengar beberapa hari ini mulai muncul Rogue di dekat kawasan kita."

Mark menoleh pada Jeno. Kadang lupa jika Jeno juga pemimpin sebuah pack. Tentu saja dia mendapat info yang sama.

"Ya, aku tau itu. Johnny mengabariku 2 hari yang lalu. Namun kudengar Rogue ini tidak berbahaya."

"Wahh, jangan pernah menyepelekan Rogue. Alasan mereka tidak memiliki pack selain tidak mau terikat aturan, mereka memiliki kemampuan dan skill bertarung yang tinggi. That's why they can survive by themselves."

"Mansionku ada beberapa penjaga, juga Johnny dan Lucaa, jadi aku tidak begitu khawatir, Jen."

Jaemin hanya bisa menyimak pembicaraan kedua Alpha tersebut. Sedikit lirih saat mendengar nama Johnny disebut. Sudah hampir seminggu mereka tidak saling berkomunikasi.

"Aku pulang."

Jeno memandangi Mark yang seperti tergesa menuju parkiran mobil. Dan Jaemin menatap Jeno tanpa sepengetahuannya.

--

  

Mark memarkirkan mobilnya di parkiran khusus miliknya di pinggiran hutan Red Moon. Langit sore tampak menjadi oranye pekat, lembayung senja yang membuat siapa saja terpana melihatnya.

Mark melangkahkan kakinya memasuki hutan kawasan Red Moon. Mark selalu menyukai rimbunnya pepohonan, ranting dan dedaunan yang selalu sukses memecah cahaya langit yang jatuh ke bumi. Saat Mark sedang menikmati cuaca sore kala itu, telinga tajam Mark mendengar sesuatu.

SIGMA [END]Where stories live. Discover now