S2 Curse

3.3K 380 53
                                    

"Tidak tepat waktu. Aku tidak suka menunggu."

"Sabarlah Renjun, mungkin dia belum terbiasa menyusuri kawasan hutan Red Moon."

"Ish Na Jaemin! Terlambat tetap saja terlambat. Otak kecilmu itu tidak akan paham, sudahlah.."

"Yaa, biji kecambah! Bicaramu itu yaa.."

Tetua Sandara, Lucas dan Johnny hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kedua Omega yang masih saling berdebat.
Diam-diam Johnny mengulum senyumnya melihat Jaemin yang sekarang sudah mulai kembali ceria.

"Tapi, tetua.. ini sudah cukup lama. Apa Ten Lee itu memang seperti yang kau ucapkan?"

"Wah Lucas, kau mulai seperti Renjun kekasihmu ya. Baru 30 menit tunggulah."

"Sudah 30 menit tepatnya kita menunggu. Dia cukup merusak ekspektasiku."

Johnny memang orang yang sangat disiplin. Jadi baginya, terlambat 5 menit saja sudah membuatnya kesal. Lagipula memang hal yang paling menyebalkan adalah menunggu bukan?

"Maafkan keterlambatanku, memang ekspektasimu padaku sebelumnya setinggi apa, Alpha?"

Sebuah suara menarik atensi mereka semua. Menampakkan sesosok Omega dengan balutan serba hitam. Surainya pun hitam sangat kontras dengan kulitnya yang putih dan tubuhnya yang ramping.

Untuk pertama kalinya, iris Garnet merah gelap milik Johnny muncul. Memandang sang Omega di hadapannya yang juga menampakkan iris Aquamarine sejernih birunya langit.

Johnny yang merasakan tanda Mate di punggungnya berdenyut kencang tidak bisa untuk tidak percaya bahwa Omega ini adalah Mate-nya. Tubuh Johnny melangkah begitu saja mendekati Ten. Mengabaikan eksistensi manusia-manusia lainnya. Lengannya terjulur mengusap sisi wajah sebelah kanan Ten. Johnny dapat melihat iris Garnetnya terpantul jelas dalam warna jernih Aquamarine milik Ten.

"Mate...." Lirih Johnny.

Suara Johnny yang memiringkan kepalanya menatap Omega di depannya memecah keheningan. Semua orang yang ada di sana melihat perubahan iris netra keduanya. Termasuk Jaemin. Renjun menoleh perlahan dan menggenggam jemari Jaemin yang mendingin.

Lucas menganga. Apa-apaan?

"Tunggu, tunggu... Tetua.. anggota Black Moon yang akan ikut dengan kami menyusup ke mansion Grey Moon adalah seorang Omega? Really? Omega?? Neomu unbelieveable."

"Memang kenapa jika Omega? Di Black Moon bahkan Omega sekalipun telah dilatih sejak mereka kecil. Kupastikan kemampuan menyusupnya jauh di atasmu, Lucas.."

Lucas menggelengkan kepalanya. Menatap Johnny dan Ten yang masih berpandangan, namun iris mereka telah berangsur kembali ke warna semula. Hitam. Lucas bingung dengan situasi sekarang.

Auranya jelek sekali. Apalagi di sekitar Omeganya, Renjun. Renjun sedang memberikan tatapan setajam silet pada Johnny yang sayangnya tidak disadari Johnny. Johnny dalam duduknya memandang lurus pada Ten. Sedangkan Ten berusaha abai. Ia memilih untuk profesional kerja terlebih dahulu, walaupun tidak menampik sedikit terkejut menemukan Mate-nya di Red Moon.

Seorang Alpha yang menemukan Omega-nya saat pertama kali, maka seluruh atensinya akan terpaku pada sang Omega. Kuingatkan kembali bahwa mate adalah harga mati.

Suara tetua Sandara membuyarkan para insan yang sedang bergelut dengan rumitnya pikiran masing-masing.

"Ehemmm, karena Ten sudah tiba maka Johnny dan Lucas akan berangkat ke mansion Grey Moon nanti malam. Bawa Marcus dan Haechan, King dan Luna kita pulang, itu prioritas utama. Berhati-hatilah karena ada kemungkinan Haechan tidak mengenal kalian seperti yang dialami Jaemin."

SIGMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang