Teritory

4.9K 478 38
                                    

Chapter ini agak panjang, sambil ngemil bolehlah.

-

Tetua Sandara berjalan pelan menuju ke sebuah ruangan. Ia dapat merasakan keberadaan tetua Jisoo, aura-nya terlalu kuat dan pekat. Sangat mudah dideteksi oleh tetua lain. Langkahnya terhenti di depan pintu sebuah ruangan. Baru saja tetua Sandara memegang kenop pintu dan akan membukanya, sebuah suara menginterupsi.

"Apa yang kau lakukan disini, teman lama?"

--

"John, apa hanya perasaanku saja atau memang mansion Grey Moon sesepi ini ya? Hening sekali malah membuatku merinding."

Jaemin bergumam sambil mengendap-endap berjalan bersama Johnny dan Taeyong. Sebenarnya Johnny sendiri merasakan keanehan. Sejak bertemu 2 penjaga perbatasan, mereka tidak bertemu anggota pack Grey Moon satupun. Bukan senang, namun situasi seperti ini meningkatkan kewaspadaan Johnny.

Black, waspadalah.. mansion sangat kosong. Terasa seperti mereka sudah mengetahui kedatangan kita.

Suh, serigala Johnny menggunakan open mindlink pada Black, serigala Mark.

Ya, Suh. Aku juga merasakan hal yang sama. Jangan lengah.

Jaemin, Taeyong terus menyusuri lorong mansion megah itu, Johnny mengikuti dari belakang. Mereka sudah menghafal denah sederhana mansion Grey Moon yang digambar oleh Renjun. 3 ruangan dari tempat mereka berjalan adalah ruangan utama tempat Elder kembar tersebut berada.

Jaemin menarik nafasnya dalam, sedikit gemetar selain telah mengetahui bahwa mate-nya adalah Elder, juga paham bahwa hadirnya Jaemin di mansion Grey Moon sebagai penyusup. Taeyong menepuk pelan bahu Jaemin dan mengucapkan kalimat menenangkan. Johnny baru akan membuka pintu ruangan, namun tiba-tiba pintu ruangan dibuka dari dalam.

"Oh hai, Jaemin. Kau disini? Kami sudah menunggu kedatangan kalian."

Jaemin terkejut melihat Jeno membuka pintu dengan senyuman lebar di wajahnya. Jaemin melirik ke bagian dalam ruangan itu terdapat Jaehyun yang sedang duduk membelakangi mereka memutarkan kursinya. Sama tersenyumnya dengan Jeno.

"Taeyong, sayangku. Kemarilah.."

Taeyong bergeming. Kakinya melangkah perlahan menuju Jaehyun dan memeluk pria itu perlahan. Johnny berdiri di mulut pintu ruangan tersebut. Ia akan membiarkan Jaemin dan Taeyong berbicara, salah, membujuk para mate mereka untuk melepaskan Haechan. Jika situasi memburuk, baru Johnny akan bertindak walaupun ia sendiri yakin akan dikalahkan oleh para Elder itu.

"Ada apa kau kemari, hmm?" Jaehyun bertanya pada Taeyong sambil tetap melingkarkan lengannya di pinggang Taeyong setelah berpelukan.

"Hanya ingin meluruskan beberapa hal, Jae.."

"Oke, dan apa itu?"

"Aku mendengar dari Mark, kau pasti tahu Mark. Tentang Haechan, apa kau menculiknya disini? Bisa kau lepaskan temanku itu?"

"Wah pertanyaanmu to the point sekali ya, sayang. Tapi maafkan aku, aku belum bisa melepaskan Haechan. Setidaknya untuk saat ini."

"Apa kau tidak menganggap keberadaan ku, Jae? Kau tidak cukup denganku?"

Jaehyun tidak langsung membalas ucapan Taeyong, Jaehyun memandang wajah cantik Queen Omega di hadapannya, menyampirkan rambut Taeyong yang mulai panjang di telinganya.

"Kau dan Haechan berbeda, Taeyong. Kau akan paham nanti.. sekarang cukup ikuti saja alurnya.. biarkan Haechan bersamaku dan melahirkan keturunanku terlebih dahulu.. bagaimana?"

"Aku tidak mempercayaimu! Tidak kusangka kau seburuk ini Jaehyun!"

--

Di sudut ruangan yang sama, Jaemin dan Jeno saling menatap. Jaemin dengan tatapan penuh tanya melawan tatapan jenaka Jeno.

SIGMA [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora