S2 Honesty

4K 496 100
                                    

"Itu.. tidak benar. Sesungguhnya, kalian memiliki sebagian hati Haechan. Aku tahu itu, aku melihatnya sendiri. Haechan hanya tidak menyadarinya.."

Jaehyun dan Jeno menoleh heran pada kalimat yang baru saja keluar dari bibir tetua yang sangat mereka hormati itu.

"Apa maksudmu tetua Jisoo? Apa yang kau lihat?"

Jaehyun melihat tetua Jisoo tampak gugup. Itu jarang sekali diperlihatkan oleh sang tetua selama ini. Netra Jaehyun menangkap dengan jelas gerak-gerik sang tetua.

"Tetua Jisoo, apa.. kau menyembunyikan sesuatu dari kami?.... Tentang Haechan?"

Tetua Jisoo menunduk sebentar, tampak menimang sesuatu. Kemudian menatap netra kedua Elder yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Maafkan aku, sebenarnya.. Haechan memintaku menghapus ingatannya tepat setelah Haechan melahirkan Donghyuck."



BRAKKKKK!!

Jeno menggebrak meja di hadapannya. Barusan Jeno salah dengar tidak? Urat-urat menonjol terlihat jelas di rahang dan leher Jeno. Jaehyun sendiri tampak menahan amarahnya. Telinganya memerah sempurna.

"Tetua Jisoo???!! Kau?? Apa jangan-jangan.. selama ini kau yang menyembunyikan Haechan??"

Jeno yang melihat tetua Jisoo hanya terdiam tanpa menjawab sudah cukup paham bahwa apa yang ditanyakannya tadi tadi benar.

"Kau main-main denganku??? Aku mencarinya selama ini dan kau.... Wah ini gila sialan. Pantas saja Haechan sulit ditemukan.."

"Dengarkan aku dulu..."

"Ceritakan tetua." Jaehyun dalam tenangnya justru sangat mengerikan. Tetua Jisoo mengangguk perlahan. Jaehyun meminta Jeno untuk duduk kembali.

"Aku... Saat itu, malam dimana Haechan pergi. Aku melihatnya di luar kawasan, aku berpikir jika aku membiarkannya pergi, akan sangat berbahaya. Bayangkan saja, Haechan bertelanjang kaki, terluka berdarah-darah, janin dalam kandungannya bahkan masih sangat muda. Haechan juga tidak memiliki uang! Kita bisa kehilangan bayinya jika aku tidak menahannya."

"Apa yang kulakukan adalah, membujuknya dan menyewakan flat sederhana di pinggiran kota. Memantaunya dan membuat perjanjian bahwa kalian akan melepaskan Haechan setelah Haechan melahirkan dan menyerahkan bayinya... Aku ingat jelas, saat mendengar itu.. Haechan menangis, ia berkata akan mengabulkan permintaanku dengan satu syarat..."

".... Haechan memintaku untuk menghapus ingatannya. Percayalah saat Haechan melahirkan Donghyuck, aku sudah memintanya untuk memikirkan kembali keputusannya.."

"Setelah Haechan meminum ramuanku, memori-memori Haechan yang paling berharga baginya bermunculan begitu saja di depan mataku. Ya... Aku melihat apa yang Haechan liat sebelum Haechan kehilangan ingatannya..."

"Percayalah, dari sekian banyak memori mengenai Mark didalamnya. Aku menyaksikan sendiri memori mengenai kalian berdua turut berputar saat itu... Membuatku yakin jika kalian memiliki tempat tersendiri di hati Haechan.. aku tidak berbohong!"

Jaehyun dan Jeno tidak memberikan reaksi apapun. Masih tidak menyangka jika tetua Jisoo selama ini mengetahui dimana Haechan berada namun tidak pernah memberitahu mereka.

"Tetua, aku kecewa padamu. Apa kau tidak melihat kesungguhanku mencari Haechan? Dan kau... Mengapa kau berkata pada Haechan bahwa kami akan melepaskan Haechan??"

---

"Daddyyh... Ntu olang kemalin dyhh.. milippp Hyuckie khann?"

Minhyung menunjuk Haechan yang masih terbaring di ranjang. Mark menoleh melihat Minhyung dan Donghyuck di sampingnya.

SIGMA [END]Where stories live. Discover now