bab 6

8.4K 566 5
                                    

'' hei, apa kalian sudah mendengarnya?''

''Apa?''

''Katanya ada seorang sisiwi yg mendapat nilai sangat sempurna di seluruh test. Dan karna itu dia jadi rebutan oleh para profesor''

''Benarkah, siapa orang itu? Aku jadi penasaran''

''Siswi nama orang itu aurora, aku tidak kenal sih sama orangnya. Tapi kata sepupuku yg sudah pernah melihat siswi itu, aurora sangat cantik. Bahakan lebih cantik dari afrodit dari mitologi kuno''

''Benarkah?! Apa dia memang secantik itu?''

''Benar, aku sudah melihatnya itu semua benar. Dia bahkan sangat anggun dan hebat. Ah aku jadi ingin menjadi temannya''

Dalam sekejap aku menjadi buah bibir dan bahan rumor yg hangat bagi para murid maupun guru guru akademi britania. Mereka semua penasaran,'secantik dan sehebat apa sih si aurora ini?'

Berbeda dengan murid lain, sang empu yg sedang di bicarakan malah sedang asik asiknya rebahan sambil bermalas malasan di kamar asramanya sendiri.
Setelah selesai test, ia tak keluar kamar dan hanya menunggu informasi selanjutnya dari profesor pengawas. Menunggu infomasi class apa yg akan di berikan untuknya.
Yah walaupun aurora tak terlalu peduli sih, dari awal tujuannya berada di sini kan cuma ingin nonton sinetron alur novel lily secara live.

Tok
Tok
Tok

''Siapa''ucap aurora malas

''Permisi nona, saya adalah utusan dari kepala akademi'' ucap seseorang dari balik bintu dengan tenang

Sangat berkebalikan dengan jantungnya yg berdetak cepat penuh dengan rasa penasaran

Ceklek

Deg
Deg
Deg

''Ada apa?'' tanya aurora setelah membuka pintu kamar

''Benar benar sangat cantik''

''B..begini nona. Di sini saya ingin m..menyampakan keputusan seluruh profesor dan kepala akademi tentang class y...yang akan n..nona masuki'' jawab orang itu gugup

''Astaga aku sangat gugup. Padahal ini tak pernah terjadi padaku'' batin orang itu malangsa

''Ada apa dengan orang ini? Apa dia gagap'' tanya aurora heran

''Master tidak peka ya, orang itu lagi gugup tau'' jawab al menatap malas sang master

''Kenapa?'' ucap aurora semakin heran

''Astaga! Itu karna melihat wajah cantik master lah. Apa lagi.'' jawab al agak ngegas ia sungguh ampun dengan master nya yg satu ini

''Membosankan'' datar aurora

''Oh, trus apa keputusan dari para profesor dan kepala akademi?'' tanya aurora ogah ogahan. Ia sangat malas untuk berbicara saat ini. Wajah cantik nya sudah semakin datar dari datar yg biasanya.

''Kepala akademi memutuskan un..tuk memasukkan nona ke seluruh class'' jawab orang itu gugup

''Ha,pasti melelahakan'' batin aurora

''Oh, kalau begitu baiklah'' jawab aurora malas dan tak minat

''Oh? Hanya oh! Reaksinya hanya oh? Walau tau dirinya di perebutkan oleh para profesor! Wow impresif.orang cantik itu Memang beda ya'' batin orang itu tak menyangka

''Jadwal class nona akan samapai nanti malam. Kalau begitu saya permisi undur diri'' ucap orang itu setelah memanangkan batin nya sendiri

''Hmm'' dehem aurora menaggapi
Selanjutnya ia langsung menutup pintu asramanya secepat kilat. Sungguh, ia sudah sangat rindu dengan kasurnya.

Al yg melihat itu hanya bisa menggeleng ia sudah sangat paham dengan tabiat master nya ini

''Master. Apa master tidak lelah dan bosan di kamar terus?'' tanya al

''Ia tapi aku malas bergerak'' ucap aurora pelan dan tak bergerak sedikitpun menjawab pun ia sangat ogah ogahan

{Sama, mimin juga lagi malas ini. Tapi apalah daya otak saya tak bisa diam memikirkan alur novel in}

Al menatap datar sang master

''Oh ayolah, master kn bisa teleportasi. Apa master lupa'' ucap al tak percaya

''Ahhh kau benar al. Aku penya skil teleportasi'' ucap aurora masih dengan nada malasnya

Tanpa ba bi bu lagi, aurora men-teleport dirinya sendiri ke sebuah dahan pohon kokoh yg ada di taman akademi. Yg tentunya tempat sepi untuk bersantai dengan tenang. Tak lupa pula aurora membawa serta bantal dan cemilan yg akan menyempurnakan waktu bersantainya itu.

-udah kaya monyet aja ya si aurora. Betah amat mimin liat di atas pohon: ucap author menaikkan sebelah alisnya

-lah, kan lo thor yg buat gue jadi kayak gitu: aurora mendelik tak terima

-oh, ia juga ya. Heheheh: cengir author dengan wajah watadosnya

-ketawa lo: ucap aurora dingin menatap author dengan raut datar sangat datar

The aurora Where stories live. Discover now