bab 21

5.1K 370 1
                                    

Brak....

''Sttt....bisa gak, kalau datang jangan membuka pintu kamar saya dengan keras'' desis calvin dingin, menatap tajam orang yg menjadi pelaku pendobrakan pintu kamarnya.

''Gausah sensi deh kk. Sama adek sendiri juga.'' ketus bianca tak menghiraukan tatapan tajam sang kakak untuknya

''Keluar...'' ucap calvin dingin, menekan kata katanya

''Gak mau'' tolak bianca mentah

''Keluar saya bilang'' calvin menatap bianca dengan tatapan yg semakin tajam seolah siap memenggal leher siapa saja yg ia lihat

''Ck, iya, iya aku keluar. Aku datang cuma mau kasih undangan ulang tahun...'' belum lagi bianca selesai berbicara, ucapannya langsung di potong oleh calvin

''Gak perlu, bawa itu kembali'' dingin calvin kembali fokus ke kegiatan awalnya

''Yakin mau aku bawa nih, nona aurora bakalan hadir loh~'' ucap bianca dengan nada menggoda sambil mengipas ngipaskan undangan yg ada di tangannya

''Apa maksudmu?'' seolah terpancing, kini calvin menatap bianca tajam meminta penjelasan

''Aku tahu kalau kk dekat dengan nona bianca kan?, oh dan aku juga tahu kalau minggu lalu kk nginap di...'' lagi lagi ucapan bianca langsung di potong tajam oleh calvin

''Diam, dan jangan pernah urusi urusan saya. Jika kau berani maka saya tak akan tahu apa yg terjadi padamu'' ucap calvin

'' keluar dari kamar saya. SEKARANG'' dingin calvin menekan setiap kata yg ia ucapkan

''Ia deh ia, aku mau pergi kok ini'' ucap bianca memutar bola matanya malas. Ia sudah sangat biasa dengan sikap kakaknya ini.

''Oh, dan jangan sampe nyesal ya kalo gak datang. Tema pestanya PASANGAN LOH~'' seru bianca dengan menekankan kata 'pasangan'ia berjalan secepat kilat meninggalkan kamar kakanya itu sebelum si pemilik marah besar dan malah menerkamnya.

Calvin menatap tajam pintu yg baru saja di lewati bianca untuk keluar dari kamarnya. Ia menatap lamat undangan berwarna merah mawar itu seolah tengah memikirkan sesuatu.

===============

Di sisi lain, saat ini aurora sudah standbay duduk manis di pinggiran jendela sebuah kamar asrama.

Ia tengah mononton kegiatan si pemilik kamar yg sedang asik menggoresi tangannya sendiri berbentuk sayatan sayatan abstrak. Di temani al and camilan yg mendampingi, aurora menatap kajadian itu dengan tenang seolah itu adalah tontonan yg menarik untuk di lihat.

Sebenarnya memang menarik sih apa lagi ini adalah adegan di balik layar yg tak akan muncul di dalam novel lily.

Kalian pasti tau kan siapa yg sedang aurora tonton itu?

''Sial, kenapa semuanya semakin melenceng dari alurnya. Agh......
Dimana sebenarnya yg salah? Bagian mana?'' rancau seorang gadis menyayati tangannya sendiri tanpa meringis merasa kesakitan sedikit pun

''Tidak, tidak ini tidak boleh di biarkan. Ak..aku harus menghancurkan si antagonis lebih cepat. Mungkin ini bisa memperbaiki alurnya kan?''

''Hahaha, benar. Seharusnya berhasil, tidak, itu pasti akan berhasil......... hahahaha''

''Antagonis~ tunggu lah ajal mu, dia semakin dekat~heheheheh'' tawa iblis gadis itu keluar dengan lantangnya. Ia tersenyum puas akan rencana rencana licik yg sudah ia susun di dalam otaknya untuk menghancurkan si antagonis.

Keadaan kamar itu sangat sangat mengenaskan dan berantakan. Barang barang yg tak tersusun, darah yg berceceran baik yg basah maupun yg sudah kering. Sungguh entah bagaimana lagi menjelaskan keadaan ruangan itu saat ini

''Ck,ck,ck..emang dasar perempuan gila'' decak aurora sinis menatap jijik gadis pemilik kamar itu

''Dia memang perempuan gila master'' ucap al ikut menatap jijik gadis itu

''Ha~ gue harap ini semakin menarik, jika tidak gue akan menyesal masuk ke akademi menyebalkan ini'' ucap aurora menatap fokus gadis yg masih menyayat tangannya sendiri hingga membuat darah berceceran di lantai

''Master, apa master tertarik dengan kakak si antagonis?'' tanya al tiba tiba menatap masternya lamat

''Knapa lo nanya gitu?'' tanya aurora menatap heran al

''Gak, al cuma mau mastiin kalo master normal'' ucap al tanpa dosa menatap aurora dengan ekspresi tengilnya

''Maksud lo apa hah! Ngajak gelut lo sama gue?'' ucap aurora emosi. Bagaimana tidak dia di bilang gak normal coy. Mana ada orang yg gak emosi di katain begitu

''Ya, kan mana tau master. Lagian master sih masa gak suka cogan, kan al jadi curiga'' cemberut al masih dengan raut tengailnya

''Emang minta di santet ya lo. Gue normal ya ege! Ingat itu, gue gak bilang gak suka. Cuma belum nemu yg pas aja'' ucao aurora dengan nada tak santainya menatap tajam sistem laknatnya itu

''Btw nama al itu al bukan ege''

The aurora Where stories live. Discover now