bab 13

6.5K 454 2
                                    

Aurora, gadis cantik itu kini tengah berada di dalam kantin akademi. Bukan karna apa, hanya saja ia rela masuk ke dalam kantin yg padat begini karna akan ada sceen alur yg akan tayang di dalam hiruk pikuk para siswa yg ada di dalam kantin ini.

Lihatlah, seperti biasa meja camilan serta minuman aurora sudah stay di atas meja yg ia tempati. Oh, jangan lupakan juga al yg sudah tertidur manis di atas pangkuan aurora dalam wujud kucingnya. Ia tidur dengan manis tanpa menghiraukan suara berisik siswa siswi akademi britania yg sedang makan maupun mengobrol di dalam kantin.

''Al, ini beneran waktunya kn?. Awas aja lo ya kalo bohongin gue. Dah bela belain gue tahan diri di tempat berisik begini'' ucap aurora tajam

''Meow....master sabar saja, sebentar lagi bakalan di mulai kok. Lagian, mana mungkin al bohongin master kn'' ucap al pasti, sambil menjilati tangan tangan kucingnya dengan raut acuh tak acuh.

TAK LAMA KEMUDIAN


brak....

Prang....

  Seketika perhatian seluruh kantin langsung tertuju pada sumber suara keras itu.

''Hiks...hiks..hiks..s-salah aku apa nona bianca? Hiks kenapa anada selalu memperlakukan saya bengini?''ucap mira bersimbuh di lantai sampai segugukan. Ia mendogak menatap wajah bianca dengan mata berderai air mata. Saat ini keadaan mira tampak mejedihkan

''Oh, oh drama sudah dimulai'' pekik aurora senang dalam batin berbanding terbalik dengan wajahnya yg datar dan santai menonton pertunjukan yg sudah terjadi di depannya.

''Astaga! Kasihan sekali nina mira, itu pasti sangat menyakitkan''

''Nona bianca sangat kejam, apa dia tak merasa kasihan dengan nona malang itu?''

''Ku dengar itu karna nona bianca cemburu karna nona mira selalu dekat dengan yg mulia putra mahkota evan''

''Dasar kejam''

''Tapi, itu wajar kan?. Yg mulia putra mahkota kan tunangan nya nona bianca''

''Walaupun, itu terlalu kejam tau''

''Lagian bukannya yg mulia putra mahkota evan terpaksa bertunangan dengan nona bianca ya. Pertunangan itu bisa terjadi karna nona bianca adalah anak seorang duke.''

''Sungguh licik''

Seolah tuli, bianca tampak tak peduli an menghiraukan bisikan bisikan tajam yg di lontarkan para anak anak bangsawan itu padanya.

Ia malahan duduk dengan angkuh nya di banku single yg entah dia dapat darimana sambil menunjukkan tatapan jijik dan merendahkannya secara terang terangan untuk mira.

''Berdiri kau!'' titah bianca tajam

Seolah tak dengar, mira tak menghiraukan perkataan bianca itu untuk nya. Ia malah semakin menangis tersedu sedu di atas dinginnya lantai kantin. Seolah sedang menunggu sesuatu.

''Hiks,hiks,hiks. Maaf nona bianca, aku sungguh tak bermaksut dan tak memiliki tujuan merebut yg mulia putra mahkota dari mu'' bukannya diam mira malah menangis sejadinya dan sepilu mungkin mencoba menarik simpati orang orang

''BIANCA!!''

   suara teriakan seseorang tiba tiba terdengar dari arah pintu kantin.

Tanpa seorang pun tahu mira tersenyum smirik di sela sela tangisnya.

Teriakan itu berasal dari evan-putra mahkota dari kerajaan emperor. Kedatangan evan sontak langsung membuat keadaan kantin menjadi hening dan kian tegang di buatnya. Apalagi saat ini putra mahkota betlari kencang ke arah keributan itu dengan pangeran arya indra dan oliver yg mengikutinya dari belakang.

''Apa putra mahkota evan datang untuk melindungi nona mira?''

''Entahlah, itu mungkin saja kn. Apalagi melihat kedekatan mereka berdua ahir ahir ini''

''Wow, ini pasti akan lebih menyenangkan!''

''Kuharap nona bianca di hukum dengan tegas. Agar dia tak mengulangi tingkah lakunya''

Mendengar bisik bisik yg membela dirinya. Senyum mira kian mengembang tak tertahan. Dan tentunya tak ada yg melihatnya kecuali aurora yg menatapnya intens dari kejauhan

''Bia!''

''Hiks,hiks,hiks. Yg mulia putra mahkota ak.....'' ucap mira di sela tangis pilunya. Namun langsung di potong oleh evan



The aurora Donde viven las historias. Descúbrelo ahora