bab 27

4.3K 293 1
                                    

''Hiks,hiks hiks. M...maksud..l..lady apa? Hiks,hiks'' tanya mira pelan sambil masih segugukan medongak menatap wajah dingin yg bianca lontarkan padanya

''Dasar jalang, tail. Berani banget lo liatin muka songong lo sama gue. Liat aja gue bakal bikin gadis jalang kaya lo berlutut memohon ampun di kaki gue.cih'' batin mira penuh dendam

''Apa kau sudah tuli atau pikun nona mira. Sejak kapan aku pernah mengeluarkan kata kata yg merendahkan keluargamu. Ya~ walaupun keluarhlgamu itu miskin. Itu memang fakta ka?'' ucap bianca tenang sambil menyelipkan kata kata mengejek di setiap kata yg ia ucap kan

''Jalang sialan, berani banget ya lo, gue bunuh lo an***g'' batin mira dengan emosi yg meuluap luap, rasanya saat ini ia sangat ingin menerjanggadis yg ada di hadapannya ini lalu mencabik cabiknya sampai mati.
Tapi sayang seribu sayang itu hanya bisa menjadi angan angan dan hanya bisa ia ucapkan di batinnya saja. Ck,ck,ck

''His hiks hiks apa maksud lady berkata begitu, lady masih saja merendahkan harga diri saya hiks hiks hiks''ucap mira berusaha untuk tetap menangis. Padahal di dalam hatinyavingin sekali memaki maki bianca

'' cih, gadis munafik. Orang rendahan sepertimu ingin mejgambil posisisku? Heh mimpi saja kau'' batin bianca berdecih sinis. Ia tak bodoh sampai sampai tak bisa melihat tatapan kebencian dari gadis yg selalu saja menusiknya ini. Ia tahu, dan bahkan sudah biasa mengerti maksud dari orang orang yg pandai memainkan kata kata seperti si gadis mira mira ini.

''Ada apa ini bia?'' ucap evan heran yg tiba tiba datang membelah kerumunan itu

Tidak hanya evan bahkan tiga pria lainnya juga ikut datang di belakang evan.

(Kalo di fikri fikri, ni yg tiga orang udah kaya ekor aja ya. Kemana si evan pergi pasti ada aja tiga orang lainnya. Ye kan)

''Bianca hanya melihat sekilas pria yg berbicara itu yg sayangnya adalah tunangannya sendiri sebelum kembali memfokuskan tatapanya kepada mira yg masih betah duduk di lantai sambil terisak pilu

''Kali ini apa? Mengapa gadis ini selalu bersimbuh di hadapamu sambil menangis setiap kali kalian bertemu'' tannya evan heran menunjuk mira yg tertunduk sambil mengeluarkan isak tangis

''Entah lah, yg mulia tanyakan saja pada orangnya langsung. Saya juga heran kenapa gadis ini selalu menangis dan berderama di hadapan saya'' ucap bianca acuh

''Tolong yg mulia urus gadis ini, saya cape melihatnya mau istirahat'' sambung bianca bangkit dari duduknya kemudian pergi dan meninggalkan kerumunan itu dengan santainya tanpa memikirkan apapun

''Eh, bia apa maksudmu~ aku mana mau mengurusi orang sepertinya. Merepotkan tau~'' ucap evan dengan nada mendayu bak anak kecil sembari mengekori bianca kemana dia akan pergi

''Cih, gadis caper'' sinis arya menatap rendah mira yg sedang tertunduk sebelum ahirnya ikut kmeninggalkan kerumunan itu di ikuti dua pria lainnya

Sedangkan mira hanya bisa menunduk dalam menyembunyikan kekesalan nyasembari mencengkram erat belati beracun yg masih ada di tangannya itu

''Sualan, rencana gue gagal lagi. Tapi tenang aja bianca, ini baru pemanasan sayaja ku pastikan hari ini kau akan merasakan rasanya di tusuk oeh belati berancunku ini'' batin mira geram namun sedetik kemudian menerbitkan senyuman bak iblisnya

The aurora Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt