bab 35

3.4K 207 0
                                    

Hari ini hari yg cerah, sangat pas untuk eaktu bersantai. Begitu pula dengan aurora, seperti biasa dia selalu bermalas malasan, apalagi dengan cuaca yg mendukung begini.

''Saya memberi hormat kepada sang bulan paling terang kerajaan teratai hitam'' salam arya sesuai etiket kerajaannya, seperti biasa wajahnya selalu menampilkan raut datar tapi, jika di perhatikan lebih jelas. Ada sedikit kelembutan di sana

''Salam juga yg mulia pangeran arya, anda tak perlu terlalu kaku begitu memanggil saya pangeran. Silahkan panggil saya dengan nama panggilan saja'' ucap aurora perhatian, walau seperti biasa raut gadis itu tampak datar dan malas.

''Baikah kalau begitu saya akan memanggil yg mulia ratu dengan panggilan ora saja, bolehkan?''ucap arya datar dengan mata sedikit berbinar (wkwkwk sanagat tidak sesuai dengan kata kata mnisnya (>_<)

''Terserah yg pangeran saja'' jawab aurora malas

''Hm, tapi tolong kamu juga panggil aku dengan nama panggilan saja, tidak nyaman kan jika hanya aku yg memanggil kamu dengan pangilan akrab'' ucap arya tersenyum simpul walau hatinya terus berharap mendapat respon manis dari gadis itu

''Baiklah pang-maksud saya arya'' ucap aurora sedikit canggung

Arya tersenyum tipis saat mendengar suara manis gadis  itu menyebut namanya

'Apa dia gila?' batin aurora saat melihat senyum arya yg timbul tanpa sebab itu

'tidak master, itu namanya jatuh cinta JATUH CINTA MASTER. master aja yg tidak peka sampai salah mengartikan senyuman dari pria malang itu' batin al meringis ngilu mendengar batinan masternya itu

''Jadi apa anda sedang tak memiliki pekerjaan hingga bisa bersantai bersama saya di sini arya?'' tanya aurora heran

''Yah, mungkin bisa di bilang begitu'' jawab arya seadanya, padahal kenyataannya ia lari dari segala tugasnya yg menggunung untuk bisa berduaan dengan aurora gadis yg ia sukai dan yg menjadi korban dari itu semua adalah si asisten yg malang

'......................'
Selanjutnya keheningan lah yg terjadi, tak ada yg bisa membuka percakapan di antara dua manusia datar itu. Sangkin heningnya mungkin sekedar suara jangkrik saja bisa terdengar

''CANGGUNG, SUASANA APA INI!!  Master setidaknya anda membuka percakapan kek, masa cowok ganteng gini di anggurin sih'' nasihat al mencoba memecahkan keheningan itu

''Bodo'' jawab aurora malas, sumpah saat ini ia malas walau hanya sekedar menggerakkan bibir, apa lagi untuk bersuara tambah malas diatuh.

''Sepertinya cuacanyacerah ya hari ini, apa kamu ingin berjalan jalan dengan ku?'' ajak arya tersenyum lembut. Yakinlah, saat ini ia sedang berusaha untuk dekat dengan gadis malas itu yg sayanggnya adalah gadis yg di sukainya

'Anda harus menerimanya master, tidak boleh menolah' ucap ala dengan menekan setiap kata katanya

'Iya deh iya, dasar sistem bawel' batin aurora

''Seperti nya menarik, saya akan ikut saran mu arya'' ucap aurora bangkit dari posisinya

Waktu terus berlanjut, hari cerah itu di lalui aurora bersama pria tampan yg tidak lain adalah calon tunangannya sendiri

Selain itu di sisi lain lebih tepatnya di atas sebuah pohon besar ada sepasang mata yg menatap intens dan tajam interaksi dua insan itu, ebih tepatnya hanya pada si cowok

''Sstttss....rora hanya milikku arya, hanya milikku. Dan semua yg menjadi miikku tak kan pernah bisa di miliki oeh orang lain, termasuk kau arya''












Kalian pasti dah bisa nebak lah ya kan siapa pemilik sepasang mata tajam itu?(^_^)

The aurora Where stories live. Discover now