Malam ini sang rembulan terang begitu indah dalam bentuk penuhnya, apalagi dengan bintang bintang yg bertebaran menghiasi langit malam yg setia menemani sang rembulan.
Saat ini, aurora tengah bersantai di balkon kamarnya. Bersantai, di atas sebuah sofa panjang dengan posisi golek/ rebahan. Menikmati indahnya malam di temani angin malam yg berhembus lembut di wajah cantik nya itu.oh, dan jangan lupakan pula al juga yg selalu setia menemani dan melakukan apa saja yg masternya itu lakukan apalagi jika soal memanjakan diri.
Damai, satu kata itulah yg mampu ucapkan untuk menggambarkan situasinya saat ini.
Syuuut......
Entah datang darimana.tapi, calvin dengan tidak tahu malunya duduk di bawah sofa yg aurora tempati, memejamkan matanya sembari mengusap usap tangan aurora yg ia ambil kevpipinya sendiri minta di elus elus.
Cup
Ia mengecup tangan mungil dan putih itu sayang. Aurora sudah tak kaget lagi dengan sikap manja calvin ini, pasalnya saat masih di academi calvin sering tidak ada angin tidak ada hujan dengan tak tahu malunya masuk ke asramanya dan bermanja ria dengan aurora.
''Kenapa?'' tanya aurora dengan nada malas nya tanpa melihat sang lawan bicara sedikit pun.
''Eumm....'' dehem calvin tak jelas, ia masih nyaman dengan posisinya itu saat ini.
Aurora juga tak lanjut bertanya, lagian, ia mengeluarkan suara nya. Buang buang tenaga saja. Pikir aurora
[Bohong! Emang dasar si authornya aja yg bikin gue kaya gini, di jadiin orang pemalas. Padahal aslinya mah ENGGA!!! -kata si aurora ∆_∆ ]
[ serah mimin lah *~* situ saha ngatur ngatur mimin?•~•]
Ok back to topic
''Kenapa?'' tanya calvin ahirnya memecahkan keheningan yg terjadi di antara mereka berdua
''Apa?'' tanya aurira penuh tanya tak mengerti dengan pertanyaan yg calvin lontarkan
''Kenapa di terima?'' tanya kalvin lagi tak menghiraukan kebingungan dari aurora
''Kenapa apanya sih?'' ucap aurora di buat heran akan ke-tidak jelasan calvin.
''Ish...gak peka banget sih rora'' rengek calvin akan ketidak pekaan aurora.
''Apa sih lo, gak jelas banget sumpah'' jutek aurora geram sendiri melihat pria tampan itu.
''Hiks....hiks...hiks...rora jahat banget sih ama calvin, rora mau ninggalin calvin dan tunangan ama si arya arya itu'' isak calvin memasang raut di kasihani. Tapi rautnya langsung berubah saat mengatakan nama arya.
''Situ saha ngatur, ngatur gue?'' acuh aurora sama sekali tak terganggu dengan suara maupun raut yg calvin keluarkan
''Hiks...kaaan...rora jahat ama calvin hiks, pokoknya calvin gak mau rora sama orang lain. Rora itu cuma punya calvin'' ucap calvin menuh keseriusan tak ingin di bantah sama sekali
''Ck, serah lo deh, serah'' ucap aurora memutar bola matanya malas
''A....ah, gemes banget deh liat wajah merengek si babang tampan'' ucap al gemes sendiri, dsangat berbeda dengan sang master yg samngat acuh tak acuh bahkan terkesan malas
''Bacot, ribut banget sih lo al'' ucap aurora menatap sistemnya itu malas
''Master, kapan sih hati dingin master cair. Al cape dan kasian tauk liat wajah wajah babang babang tampan selalu kecewa atas penolakan dan perlakuan dingin yg master buat'' ucap al menatap aurora sebal
''Masih lama nunggu kutub utara mencair dulu kayanya'' ucap aurora asal.
''Tapi, serius deh al. Lo itu sebenarnya cewe ato cowok sih?'' tanya aurora serius menatap al penuh keseriusan.
''Eh itu?. Ah.....kayanya al masih punya urusan deh. Al pergi dulu ya master, papayy'' panik al langsung menghilang detik itu juga.
YOU ARE READING
The aurora
ChickLitAURORA, gadis yg mendapan julukan 'si jenius yg pemalas'. Dia masuk ke dalam novel rendahan berjudul lily tanpa sebab Bukannya memikirkan rencana untuk ikut campur dalam novel, dia malahan menjadi penonton setia drama itu. Menjadi ratu dari sebuah k...
