bab 23

4.8K 358 0
                                    

''salam hormat hamba kepada sang bulan kerajaan loutus hitam'' jonathan menunduk hormat di hadapan aurora sesuai etiket kerajaan

''Hmm'' angguk aurora malas tanda menyuruh jonathan untuk bangkit

''Ada apa?'' ucap aurora tho the point menatap dingin lelaki yg ada di depannya ini.

Jonathan hanya duduk di bangku seberang meja yg aurora duduki dengan menunjukkan cengiran tengil nya.

''Hem~, saya ini sangat merindukan ratu tahu. Apa ratu tahu bagaimana kacaunya saya menahan rindu saat ratu begitu saja meninggalkan kerajaan dan lari ke dalam akademi ini?~'' ucap jonathan denangan nada dan raut sedih yg di imut imut kan

Aurora memandang dingin dan jijik lelaki yg ada di depannya ini. Ah, ia baru ingat jika para bawahannya memang gila semua, dan itu adalah pilihannya. Astaga ia jadi menyesal sekarang.

''Ha, ratu tak perlu memandang saya tajqm begitu, saya tahu saya ini memang tampan'' ucap jonathan narsis tak menghiraukan tatapan aurora yg semakin memandangnya jijik.

''Akan ku tanyakan sekali lagi, ada apa kau datang ke sini'' ucap aurora sangat datar menatap jonathan dengan aura yg sangat mengintimidasi.

''Haah, ratu sungguh tak pandai bicara.saya datang menemui ratu untuk membahas tugas tugas yg ratu terlantarkan kepada kami selama ini'' ucap jonathan dengan nada seriusnya.

''Apa? Bukankah tugas kalian memang itu. Aku malas mengerjakan pekerjaan merepotkan itu'' ucap aurora enteng dengan nada yg acuh tak acuh

''Astaga, apa anda pikir tugas anda sangat mudah ratu! Ana berbicara begitu enteng'' batin jonathan berteriak. Tapi itu hanyalah sebuah teriakan batin yg tak akan pernah di dengar oleh aurora. Kasihan sekali kau jonathan.

''Benar ratu, tetapi ada tugas yg hanya bisa di lakukan oleh ratu saja. Dan tak mungkin kami para bahawan yg rendah ini melakukannya'' ucap jonathan serius dengan sindiran di ahir kata nya.

''Hm,nanti ku kerjakan'' ucap aurora singkat menatap jonathan malas.

''Al, kerjain tu yg di bilang ama dia'' titah aurora melambaikan tangannya pada al

''Loh, kenapa saya master? Itu kan tugas master, kenapa al yg kerjain'' tolak al mentah mentah

''Yg nyuru gue jadi ratu di kerajaan itu siapa?'' tanya aurora

''Al,master. Kenapa emangnya?'' tanya al heran

''Yg nyuru gue ke sini siapa?'' tanya aurora lagi tak menghiraukan ucapan al

''A-al master'' jawab al spontan semakin heran dibutnya karna di serang oleh pertanyaan pertanyaan yg aurora ajukan

''Trus yg jadi sistem gue siapa?'' tanya aurora menatap lekat al

''Itu a-al mas..ter'' jawab al semakin gugup akan tatapan aurora

''Nah, itu lo tau. Jadi sebagai sistem gue jadikan diri lo berguna dikit dan kerjain tugas tugas itu'' ucap aurora enteng, lalu merebahkan tubuhnya malas di atas kasur.

''Hah?''cengo al menatap rumit masternya itu

''Begini amat sih nasib al jadi sistem. Serasa jadi babu tau gak'' batin al melangsa menatap lesu tumpukan tumpukan kertas yg menggunung di atas meja.
Lah, lo itu memang babu kan al.

===============================

''Jadi, ada apa pemilik guild informasi RIS datang ke dalam akademi hamba yg kecil ini?'' ucap kepala akademi menatap lurus pada pria yg tengah duduk di depannya itu

''jangan menatap ku begitu pak tua, maaf saja aku ini masih normal'' ucap nya narsis menatap kepala akademi bergidik ngeri sambil memeluk tubuhnya sendiri

Kepala akademi menatap datar orang yg ada di hadapannya saat ini. Apa apan pemikirannya itu, apa dia gila?

''Jika anda hanya ingin bermain main saja, silahkan keluar dari akademi saya ini. Karna ini bukanlah tempat bermain anda'' ucap kepala akademi menatap datar dan dingin orang itu

''Hah, ok aku akan serius'' ucap nya menegakkan tubuhnya lalu menatap serius kepala akademi

''Aku ingin kau memasukkan ku ke akademi mu sebagai siswa pindahan di sini'' ucapnya dengan raut penuh keseriusan. Yg membuat kepala akademi mengkerutkan dahinya

''Kanapa anda ingin menjadi siswa di sini?'' tanya kepala akademi heran penatap orang itu penuh tanya

''Apa kau tau orang dari kerajaan loutus hitam adalah salah satu muridmu?'' ucap nya menjawab pertanyaan kepala akademi dengan pertanyaan lagi

''Hm? Lalu apa masalahnya, aku tak mementingkan darimana asal para murid ku. Yg aku lihat di akademi ini hanyalah talenta dan bakat'' ucap kepala akademi menatap acuh orang itu

''Huh, aku tak mau tau. Pokoknya kau harus melakukan apa yg baru saja aku katakan pak tua''ucap orang itu tak menghiraukan kepala akademi lagi. Yg penting tujuannya tercapai

The aurora Where stories live. Discover now