bab 41

3.2K 178 1
                                    

Setelah kepergian evan dengan membawa bianca di gendongannya. Datta melirik pelaku yg membuat tragedi ini terjadi. Dia menatap mira dengan sorot tajamnya seolah itu bisa menebas mira kapan saja.

Datta mengeluarkan sihirnya den mengikat mira agar tak bisa bergerak lagi. Ia bahkan melumpuhkan kaki gadis itu dengan kejam agar ia tak bisa berjalan dan berfikir untuk melarikan diri.

Sedangkan mira? Ia hanya bisa menjerit kesakitan di saat merasakan sakit yg luar biasa pada kakinya.
''Aggghhhhhhh.....ss...sakit!!!!'' teriak mira tak tertahan menahan rasa sakitnya. Sungguh rasanya ini benar benar sangat menyakitkan.

''Pengawal!!! Angkat tubuh gadis ini dan seret dia ke penjara bawah tanah'' titah oliver dengan raut dingin tanpa kasihan sedikitpun

''T...tidak!! Jangan bawa aku ke penjara. Aku tidak bersalah!!! Antagonis itu pantas mati, dia seharusnya mati agar aku bisa menguasai kekaisaran ini seperti alurnya!!!'' teriak mira kesetanan. Ia memberontak dengan kuat saat penjaga menyeretnya dengan kejam tanpa belas kasihan.
Apa? Mereka hanya bekerja itu bukan salah mereka membuat gadis gila itu tersiksa.

''Ayo, kita harus pergi menemui evan untuk menanyai keadaan lady bianca'' ucap oliver dingin berlalu dari balkon yg di ikuti oleh datta di belakangnya.

Di lain sisi lebih tepatnya di tempat tergelap yg tak di lihat siapapun. Aurora tengah melihat peristiwa tragedi itu dengan raut datar. Tak ada apapun di wajah indah dan cantik itu, benar benar hanya ada raut datar di sana. Ia sudah ada di sana sejak awal kalian tidak lupa kan dengan pertunjulan menarik yg di bicarakan oleh aurora dan al?. Benar, inilah pertunjukan yg mereka katakan itu.

Seperti biasa aurora hanyalah seorang penonton dia dan al sama sekali tak berniat untuk ikut campur dalam kisah percintaan klosal itu.
Kalau bisa di nikmati, kenapa kita haru cape cape untuk berpartisipasi didalamnya? Itu hanya akan merepotkan dan menyebabkan konflik yg tak kau inginkan kau tau,itulah yg di fikirkan oleh aurora.

''Ah~ drama kali ini cukup menarik dan tegang. Aku benar benar sangat menykainya.kau juga begitu kn al?'' senyum aurora dengan raut datar dan malasnya menatap sang sistem yg selalu ada di sampingnya menemaninya melihat drama memuakkan dunia novel ini.

''Ya tuhan, masterku benar benar seorang sikopat. Dia sangat bahagia dengan adegan berdarah ini'' batin al menangis

Tapi batin hanyalah batin dan itu sangat berbeda dengan kenyataannya

''Ha.ha.ha. benar master drama kali ini sangat menarik dan benar benar menegangkan'' ucap al tertawa paksa. Kalau tidak bisa bisa habis fia di tangan masternya

''Hmmm, kira kira apa ya yg akan terjadi dengan gadis gila yg bersemayam di tubuh protagonis itu, Apa dia akan di siksa hingga mati? Ah~ Aku sungguh penasaran dibuatnya'' gumam aurora dengan seringai iblisnya yg langsung membuat al bergidik ngeri di buatnya

''Ha, bagaimana kalau kita berkunjung untuk melihat adegan itu nanti master'' ucap al sambil menahan bulu kuduknya yg merinding melihat seringaian sang master yg sangat jarang keluar.
Eh, emangnya al punya bulu kuduk ya?

''Hm, itu ide yg bagus al. Tapi sepertinya, sebelum itu kita masih memiliki urusan lain kan dengan putra mahkota tercinta kita'' ucap aurora menatap lurus kedepan rautnya kembali menjadi datar dan malas

''Anda benar master~'' jawab al tersenyum manis

Dalam sekejap mereka menghilang dari pandangan seolah mereka tak pernah ada di sana

The aurora Where stories live. Discover now