bab 44

2.8K 177 1
                                    

''Mengapa?hiks....kenapa anda tak mencegahnya hiks jika anda sudah tau keadaannya akan menjadi seperti ini? Hik..hiks''runtuh sudah pertahanan evan, hatinya terasa sangat kacau. Perasaannya bercampur aduk, sedih,sakit, kecewa,dan bingung bercampur menjadi satu

Ia sedih dan sakit saat melihat keadaan sang tunangan yg sangat ia cintai keritis di depan mata kepalanya sendiri

Ia kecewa dengan dirinya yg tak mampu menjaga sang tunangan walaupun sudah mendapat peringatan terlebih dahulu

Ia...ia bingung harus berbuat apa, ia linglung tak tentu arah. Ia ragu harus melangkah ke jalan mana lagi.

''Hiks..hiks..hiks..hiks'' isak evan di hadapan aurora melampiaskan perasaan nya saat ini yg sangat kacau

Sedangkan aurora? Ia masih tetap sibuk dengan buku di tangannya tak terganggu sama sekali oleh suara isak tangis evan. Bahkan wajahnya pun masih saja tetap datar dan malas seperti biasanya, tanpa ada perubahan sama sekali.

''Jadi, anda ingin apa dengan datang ke sini yg mulia? Apa itu akan mengubah keadaan saat ini?'' ucap aurora

''Hiks..hiks..an..anda pasti memiliki o..obat penawarnya kan? Hiks..hiks..ku mohon berikan agar aku bisa menolong biabsegera'' mohon evan sungguh dengan di selingi isak tangis

''Ck,ck,ck. Pria menyedihkan. Ia sangat menyayangi tunangannya'' decak al melihat evan dengan raut kasihan

''Diam lah al, kau merusak suasana kau tahu'' ucap aurora malas

''Apa?salah ku dimana master?'' ucap al dengan muka polosnya.

''Lalu, apa untungnya bagiku dengan memberimu obat penawarnya yg mulia? Coba katakan padaku agar aku bisa mempertimbangkannya'' ucap aurora masih dengan raut dan nada malas nya.ia menatap ke arah evan yg sudah luruh di lantai kamarnya

''Ck,ck,ck. Cinta itu memang sangat merepotkan'' batin aurora berdecak malas

'' kau sungguh kejam master, kasihanilah pria malang ini. Ia sangat linglung akibat keadaan tunangannya yg sedang kritis'' ucap al kasihan

''A..apapun. Apapun akan ku lakukan sebagai balasannya agar anda memberiakan obat penawar itu kepada ku'' ucap evan menjawab cepat pertanyaan dari aurora tadi. Ya dia akan melakukan apapun asalkan tunangannya selamat dari pelukan malaikat maut.

''Bahkan nyawamu sekali pun?'' ucap aurora memandang evan remeh. Ia merasa geli dengan evan yg mau maunya mempertaruhkan segala hal untu menolong tunangannya.

''Ya bahkan nyawaku sekalipun asalkan anda mau memberikan saya penawar itu'' jawab evan tegas dan percaya diri.

''Mfth.......'' aurora tak tahan lagi menahan tawanya. Ia sangat geli melihat evan yg mau maunya mempertaruhkan apa saja demi bianca, meskipun sekalipun itu adalah nyawanya. Hey, ia tidak serius okey. Dia hanya ingin mempermainkan evan saja. Tak mungkin ia akan benar benar merenggut nyawa evan hanya demi sebuah penawar. Lagian itu akan sangat merepotkan kau tau? Bahkan ini saja sudah sangat merepotkan karna ia harus turun tangan untuk menolong si sang antagonis.

''Hah~baiklah, aku akan memberikan mu penawar nya'' putus aurora masih menatap geli pada even. Sedangkan evan? Ia hanya menatap heran pada prilaku aurora yg seperti nya sedang menahan tawa.

''Baiklah, al. Keluarkan penawarnya, kita harus segera menolong bianca kan? Atau bisa bisa gadis itu isded nanti'' perintah aurora pada al

''Baik master'' jawab al.
Lalu, sebuah botol berukiran rumit tiba tiba sudah ada di atas meja.
Aurora segera mengambil botol itu dan langsung memberinya kepada evan

''Terimakasih yg mulia ratu'' ucap evan sebelum bergegas pergi dari sana menuju kamar tempat binca di rawat

The aurora Where stories live. Discover now