bab 10

7.3K 491 2
                                    

Aurora gadis itu tampak tak kelelahan sama sekali setelah selesai mengitari lapangan latihan pedang yg ukurannya kurang lebih 20 kali 25 m
Bahkan ia yg pertama selesai lari lapangan 20 putaran semua murid laki laki class itu.

Class pedang rata rata / dominan di isi oleh murid bergender laki laki hanya ada segelintir murid cewe yg masuk ke dalam class ini.

''Wah, kau hebat sekali nona. Kau tampak tak kelelahan setelah berlari lama untuk seukuran seorang gadis padahal badanmu terlihat agak mungil'' seorang pria tiba tiba datang menghampiri aurora yg tengah bersantai di pinggir lapangan dengan segelas jus jeruk serta camilan yg entah darimana ia dapat.

''Thank you'' singkat aurora melirik pria itu sekilas sebelum melanjutkan acara bersantai nya lagi.

''Ha?'' ucap pria itu spontan, ia tak mengerti dengan bahasa yg aurora ucapkan

''Nona aurora berkata 'terima kasih' dalam bahasa ****'' jelas pria lain yg juga datang menghampiri aurora

Entah apa yg membuat para pria ini tertarik dengan aurora, merepotkan saja

''Oh,ia kah? Hahah. Maaf ya nona aurora aku tidak tahu'' cengir pria itu menggaruk tengkuknya yg tak gatal

Aurora hanya menatap malas pada para laki laki yg so kenal dengannya ini.

''Yg berambut merah adalah tuan muda ke tiga dari marquess bellium master, sementara yg rambut biru tua adalah putra kedua dari marquess hiberiuss master. Kedua keluarga itu adalah keluarga kesatria'' jelas al tanpa disuruh

''Gue gak nanya'' datar aurora malas

''Aku hanya memberitahu master, kali aja master butuh kan'' ucap al cemberut

''Gak penting''

''Halo nona aurora, perkenalkan nama saya adalah farhanza hiberius, putra kedua dari keluarga marquess hiberius'' ucap farhan sopan dengan senyuman ramah ia menekuk sedikit badan dan salah satu tangan nya berada berada di atas dada menyapa aurora dengan tatakrama seperti seorang kesatritampan
Dan, perkenalkan. Nama saya adalah sagara bellium putra ketiga dari dari marquess bellium. Nona bisa memanggil saya dengan panggilan apa saja'' ucap gara dengan senyumnya yg merekah lebar.
Tak seperti farhan yg lembut, gara tampak seperti orang yg lugas dan kasar cocok dengan keluarganya kesatria nya.

''Salam kenal, aurora reece'' singkat aurora malas tanpa menggunakan tatakrama apa pun. Ia tampak tak peduli dengan itu.

''Hahaha, tak usah tegang begitu nona. Sudah ku katakan nona bisa memanggilku senyamannya saja'' tawa gara pecah. Entah apa yg ia tertawakan mimin pun tak tau.

''Apa orang ini gila, ia tertawa tidak jelas seperti orang gila'' aurora menatap gara dengan tatapan aneh

''Tidak master, dia orangnya emang begitu. Ceria dan luagas'' ucap al menjawab perkataan sang master

''Kau seperti sangat mengenalnya saja'' ucap aurora menatap al dengan tatapan curiga

Bugh

''Bisakah kau tenang sedikit gara'' ucap farhan meringis malu sendiri melihat kelakun gara

''Apa? Emangnya apa yg salah denganku?'' tanya gara dengan wajah watadosnya

''Huh,dua orang ini sangat berisik. Apa mereka tak bisa diam saja'' aurora menatap jengah kedua pria itu yg sayangnya tampan

Prang....

Prang...

Ctasss...

Tiba tiba suara pedang yg beradu terdengat dari arah tengah lapangan

''Eh, ada apa itu, kok ribut ribut'' gara menatap kerumunan yg ada di depannya dengan raut penasaran.
Ia membelah kerumunan itu demimelihat apa yg terjadi.

Ternyata ada dua orang remaja tampan yg tampak sedang berduel. Entah apa tujuan dan masalahnya.

''Ha, bukannya dua orang itu yg mulia arya dan tuan muda oliver ya. Apa tujuan mereka berduel begitu?'' farhan menatap heran dua orang yg sedang berduel itu

''Ntah, tapi yg pasti ini bakalan seru. Kalau bisa aku juga ingin berduel dengan orang yg lebih kuat dari ku'' gara menatap duel itu dengan mata berbinar.

''Bisakah kalian minggir sedikit, aku tak bisa melihat''ucap aurora pada dua orang yg ada di depannya ini


The aurora Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt