A-MW. 09

53.5K 2.7K 60
                                    

"Papiiii," Alix berlari kearah Arga lalu memeluk kaki pria itu erat sembari menangis tersedu-sedu. Hidung serta mata Alix sudah memerah karena terlalu lama menangis.

"Astaga, Alix kenapa?" Adeeva menatap Miss Mela dan juga Monica bergantian.

Arga mengusap kepala Alix lalu membawa anaknya kedalam pangkuannya. "Alix, kenapa?"

"Mau makan sama Papi dan Mami!"

"Iya-iya, setelah ini kita makan ya bertiga. Alix nya udah jangan menangis," Arga membawa kepala Alix agar tiduran dipundaknya lalu mengusap-ngusap punggungnya.

"Tadi tuh Alix gak mau makan, rewel terus bahkan sampe dorong-dorong temennya," ujar Monica lalu melirik kearah Arga sekilas. Rasanya Monica ingin menangis saja sebab begitu rindu pada pria itu, sayangnya orang yang dirindukan tidak peka.

"Pasti temannya it--" belum sempat Adeeva membalas Arga sudah memotongnya lebih dulu. "Tidak apa-apa Miss, kalau Alix salah tegur saja. Dan kalau Alix gak mau makan, gakpapa gak makan juga Miss, itu kalau jemputnya siang, tapi kalau telat kasih snack aja atau roti, Alix suka roti," ucap Arga panjang lebar.

Mela tersenyum lalu mengangguk. "Siap Papi Alix."

"Alix, salim dulu sama Miss ya," ucap Arga.

Alix menggeleng kecil.

"Gakpapa, Papi Alix. Mungkin Alix nya lagi ngambek sama Miss nya," ujar Miss Mela dengan tertawa kecil disusul Arga.

"Yasudah, kalau gitu kami pamit pulang, Miss," setelah itu Arga, Adeeva serta Alix pergi dari perkarangan sekolah.

Monica menatap nanar kepergian Arga. Wanita itu benar-benar kesal dan juga rindu pada pria yang menjabat sebagai kekasihnya.

"Tampan sekali Papi nya Alix," gumam Miss Mela yang masih dapat didengar oleh Monica.

"Beruntung sekali Mami Eva," lanjutnya.

Monica berdecih sinis. 'Jelas lebih beruntung aku. Kak Arga tidak mencintai Istrinya, dia lebih mencintaiku!"

'Awas saja, setelah aku sah menjadi istri kak Arga aku akan pamer pada semua orang!'
______________

"Mau Ayah, hiks!" Seorang gadis kecil dengan rambut dikepang dua tengah menangis tersedu-sedu sembari memanggil-manggil nama sang Ayah.

"Zira, tidak menangis ya. Nanti ayahnya Zira pulang," bujuk Astrid, Babysistter nya Zira.

Dari semalam Zira memang sangat rewel, bocah cantik itu ingin bertemu Arga yang sudah beberapa minggu tidak pulang. Ditambah Monica yang akhir-akhir ini begitu sibuk membuat Zira semakin sedih dan merasa kesepian.

"Ayah, mau Ayah!"

"Non, udah ya. Sekarang kita makan dulu," Astrid mencoba membujuk kembali.

Zira menggeleng tegas. "Enggak! Zira mau ayah!"

Astrid hilang akal, wanita yang berpakaian babysistter itu pun membawa Zira kedalam pangkuannya.

"Makan diluar mau? Sambil cari Ayah," ajak Astrid. Terpaksa wanita itu mengatakan ini. Sebab jika tidak begini mungkin Zira akan tetap menangis dan tidak mau makan.

Seketika tangisan Zira berhenti setelah mendengar ucapan Astrid. Bocah yang berusia lima tahun itupun mendongak menatap Astrid. "Mauu! Makan diresto yang Zira sama Ayah sering kunjungi yah?"

Astrid mengangguk pasrah. Tapi sebelum benar-benar pergi Astrid mengirim pesan terlebih dahulu pada Monica.

Dilain tempat, ada Alix yang tengah kesenangan karena sang Papi akan mengajaknya makan bersama diresto yang cukup terkenal dikota ini.

"Mas suami," panggil Adeeva.

"Hm?" Arga menatap sekilas Adeeva.

"Lain kali kita makan berdua ya?" Ajak Adeeva.

Arga tampak berfikir sejenak lalu tak lama dia mengangguk. Tak masalah kan? Lagian Arga ingin lebih dekat dengan istrinya itu.

Adeeva tersenyum senang.

"Yeayyy udah sampai!" Riang Alix saat mobil Arga berhenti ditempat tujuan.

"Sayang, tunggu. Biar Papi bukain," ujar Arga saat melihat Alix yang ingin membuka mobil.

"Ayo cepat Papi!"

Arga terkekeh lalu dia keluar dari mobil.

"AYAAHHH."

Deg.
___________________

Arga menatap wanita disebelahnya dengan tatapan benci dan penuh amarah.

"Ar--"

"Jalang!" Desis Arga.

Adeeeva menggeleng.

Bagaimana Arga tidak merasa marah. Wanita disebelahnya menjebak dirinya hingga kini mereka berakhir melakukan hal itu. Arga jelas tidak terima.

"Jangan harap saya akan tanggung jawab jika terjadi sesuatu sama kamu!" Tegas Arga lalu pria itu beranjak dari tempatnya yang kini sudah memakai boxer dan kaos putih.

"Hamil ataupun tidak, aku akan tetap minta kamu nikahin aku!" Jawab Adeeva tidak kalah tegasnya. Matanya menyorot tajam kearah Arga.

"Saya tidak sudi menikah dengan kamu!" Balasnya, lalu Arga pergi kekamar mandi untuk bersih-bersih.

Sampai kapanpun Arga tidak akan bertanggung jawab. Monica sudah kembali dan dia berencana akan menikahi wanita itu. Terlebih lagi hubungannya dan Monica sudah terlampau jauh.
____________

Aku up guys.
Aku up cerita ini sabtu/minggu.
Sekarang udah gak bisa nulis setiap hari.

Maaf dikit nanti double up atau besok aku up😂

Maaf dikit nanti double up atau besok aku up😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adeeva

ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang