A-MW. 26

33.8K 1.7K 156
                                    

Arga baru saja pulang mengantar Alix ke sekolah, lalu dia bergegas menuju kamarnya untuk bertemu dengan Adeeva. Saat di perjalanan pulang, Adeeva menelepon dengan suara merengek, meminta agar ia segera tiba.

"Mas suami, kangenn! Lama banget sih nganterin Alix nya? Kamu habis dari mana dulu?" Belum sempat Arga menutup pintu Adeeva sudah memeluknya dengan berbagai pertanyaan.

"Tadi Alix rewel dan aku membujuknya," jawab Arga lalu melepaskan pelukan Adeeva dan menuntun wanita itu untuk duduk di sofa berhadapan dengan Tv.

"Katanya mau nonton, jadi?"

Adeeva mengangguk antusias. Wanita itu memutuskan menonton film horor yang di bumbui adegan dewasanya.

Adeeva sengaja melakukannya, dia ingin bercinta dengan suaminya di pagi hari ini, membayangkannya saja membuat dia panas dingin. Semoga saja tidak ada yang mengganggu.

"Mau kemana?" Tanya Adeeva saat Arga beranjak.

"Aku mau ngambil minum sama snack untuk kita nonton," Jawab Arga. Adeeva mengangguk lalu membiarkan pria itu pergi.

Saat Arga mulai menuruni anak tangga sayup-sayup dia mendengar suara ribut-ribut diluar. Pria itu memutukan untuk melihatnya terlebih dahulu.

"Izinkan saya masuk! Saya ini pacarnya Kak Arga!"

"Monic?" Gumam Arga, mendengar suara Monica. Langkahnya semakin cepat menuju arah itu.

"Kak Arga!" Monica berseru heboh begitu melihat Arga mendekat. Senyumnya mekar menyambut kedatangan pria itu.

Arga memandang Monica dengan tatapan dingin, emosinya mencapai puncak saat melihat wanita itu.

"Kak, merek--"

"Ngapain kamu kesini?" Marah Arga.

Monica menatap Arga sedih, pria itu benar-benar berubah.

"Kak, aku pacar kaka--"

"Stop!" Lagi-lagi ucapan Monica dipotong.

"Saya sudah bilang kalau hubungan kita sudah selesai! Apa kamu tuli? Sekarang kamu keluar dari rumah saya, dan jangan berani-beraninya datang kesini lagi!"

"KAKAK KENAPA SIH? KAKAK BERUBAH KARENA CEWEK JALANG ITU KAN?" Teriak Monica kesetanan karena merasa tidak terima dan sakit dengan sikap Arga.

Hubungan dia dan Arga sudah sangat lama, mana mungkin Monica dengan cepat melupakan pria tampan itu. Monic sungguh menyesal, dia benar-benar mencintai Arga, hanya saja dia di butakan oleh uang.

"AKU CINTA SAMA KAK ARGA!" Jeritnya kembali.

Plak!

Untuk pertama kalinya Arga menampar Monica. Dulu pria itu tidak pernah membentak bahkan bermain fisik pada Monica saking cintanya Arga dulu pada Monica.

"Berani-beraninya kamu mengatai Eva jalang, sedangkan diri kamu lebih dari seorang jalang!" Napas Arga memburu karena emosi.

Para asisten rumah tangga dan penjaga hanya diam dibelakang jaga-jaga Arga memerintah mereka untuk mengusir wanita itu.

"Dan ingat satu hal! Cinta saya sudah hilang," tegasnya.

Monica menggeleng-gelengkan kepalanya dengan air mata yang membasahi pipinya. Sungguh ini sangat menyakitkan. Tolong, Monica benar-benar menyesal.

"Kak, hati aku sakit," lirih Monica.

"Kak, aku mohon aku ikhlas jika harus menjadi istri kedua! Aku cinta sama kak Arga," mohon Monica menatap pria itu.

"Aku hamil," lanjutnya lalu menunduk sembari mengusap-ngusap perutnya yang masih rata.

Sesaat Arga terkejut dengan ucapan Monica tapi segera mungkin Arga merubah mimik wajahnya seperti semula.

"Apa urusannya dengan saya? Itu jelas anak kamu dan Hito!"

Monica menangis mendengar balasan Arga, ini jelas anak Arga. Sepertinya pria itu melupakan sesuatu.

"Kakak lupa kalau aku dan Hito sudah lama tidak berhubungan lagi? Bukannya kakak mata-matain aku, pasti kakak tahu dong!"

"Dan dua hari sebelum sikap kakak barubah kita melakukan itu, saat itu kakak dan aku mabuk!" Lanjutnya.

Arga terdiam sejenak mengingat-ngingat. Dia dan Monica memang sempat pergi ke club untuk menghadiri acara ulang tahun teman wanita itu.

Hah, sial! Arga ingat!
_____________________

Dian menyuapi Zira dengan penuh perhatian. "Makan yang banyak," ucapnya.

Demam Zira sudah mulai turun, dan kini dia tengah sarapan.

"Makasih, Om!" Ucapnya.

"Sama-sama. Ini juga atas perintah Ayah kamu," ucapnya berbohong. Dian terpaksa melakukan ini agar Zira mau makan dan minum obat.

"Oh ya?" Ucapnya dengan wajah berbinar.

Dian tersenyum lalu mengangguk. 'Maafin gue Ar, Eva'

"Kalau begitu Zira akan makan banyak dan minum obat supaya Ayah tidak sedih!" Ucapnya.

"Om, Ayah kenapa tidak menjenguk Zira?" Tanya Zira.

"Ayah sedang bekerja, Ayah sibuk," balasnya.

Zira mengangguk mengerti, dia tidak akan mengganggu Ayah nya kerja. Dia akan menjadi anak baik mulai sekarang supaya Ayahnya semakin sayang pada Zira.

"Zira," panggil Dian.

"Iya, Om?" Zira mendongak menatap Dian.

"Anak laki-laki yang kamu benci itu Alix, mulai sekarang kamu jangan membencinya lagi. Dia saudara kamu," ucap Dian.

"Saudara? Enggak! Anak Ayah cuma aku, Om! Anak itu ngaku-ngaku, Om jangan percaya!" Marahnya dengan napas memburu.

Dian menghela napas kasar, dia akan menbujuk lagi lain waktu agar Zira mau berdamai dengan Alix. Bagaimana jika Zira tinggal bersama Arga? Bukankah Zira harus menerima Alix?
______________________

Sudah masuk konflik lagi, aku harap kalian siapkan hati kalian.

Selamat ovt😊

Tenang saja aku gak sejahat itu. Adeeva pasti bahagia, dan setiap perbuatan pasti ada balasannya.

Satu kata untuk Monica.

Follow Ig saya ya!

Follow Ig saya ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang