A-MW. 22

39.7K 2.2K 62
                                    

Hal yang paling dia sesali adalah kenapa tidak dari dulu dia berdamai dengan keadaan? Dan mengikhlaskan semuanya. Setelah saat ini dia mulai berdamai dan ikhlas, perasaanya jauh lebih tenang.

Adeeva juga tidak terlalu buruk, wanita itu hanya terlalu agresif saja.

"Mas, aku sudah selesai, giliran kamu." Ujar Adeeva menyadarkan Arga dari lamunannya. Wanita itu telah selesai mandi.

Satu jam yang lalu keduanya sudah sampai dirumah kedua orang tua Adeeva. Tidak banyak mengobrol hanya saling peluk-pelukan saja sebab kedua orang tua Adeeva meminta mereka untuk segera beristirahat.

"Oke," balas Arga. Lalu pria itu masuk kedalam kamar mandi.

Saat Adeeva membuka lemari untuk manaruh sebagian baju-bajunya, dia tidak sengaja melihat lingeri merah.

Ingatan itu membawanya kembali ke beberapa tahun yang lalu, ketika Adeeva dan Arga baru saja resmi menjadi suami istri. Pada malam tersebut, Adeeva mengenakan lingerie merah dengan sengaja untuk merayu Arga, namun Arga tak kunjung tiba, menyebabkan Adeeva menangis sepanjang malam. Padahal, Adeeva telah mempersiapkan segalanya untuk malam itu.

Adeeva menggeleng, seharusnya dia tidak usah mengingat hal itu.

Wanita cantik itupun memutuskan merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk. Bisa dibilang dia dan Arga akan tidur siang karena tubuh mereka benar-benar lelah.

Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Arga keluar dari kamar mandi. Pria itu melirik kearah Adeeva yang sudah tertidur pulas. Setiap kali memandang wajah Adeeva, wanita itu selalu terlihat lelah, sedih dan ketakutan.

Arga berjalan medekat, pria itu hanya duduk bersandar dikepala ranjang sembari menatap wajah damai Adeeva. Dia memang lelah tapi tidak mengantuk.

"Eva, sepertinya aku mulai menyayangimu." 
________________

Di sebuah rumah yang mewah dan elegan, terdengar suara pekikan memilukan seorang bocah cantik yang merayap di seantero ruangan.

"AYAH!"

Suara itu membawa derap panik, bocah kecil bernama Zira, dengan wajah memerah dan air mata yang mengalir deras, mencoba mencari sang ayah.

"AYAH! INI ZIRA!" Jeritannya menggema di lorong-lorong rumah, mencerminkan keputusasaannya.

Para penghuni rumah panik mendengar teriakan bocah itu.

"Apa dia anak Jaka yang dari kampung?" Bisik maid bernama Sinta.

"Bukan, anak Jaka laki-laki! Lagian untuk apa anak Jaka kesini? Minggu kemarin dia baru menemui keluarga nya!" Balas temannya.

Sinta dan beberapa maid lainnya mencoba menenangkan Zira yang tak kunjung berhenti meneriaki nama Ayah.

Sebelumnya mereka melarang Zira untuk masuk tapi siapa yang tega melihat anak kecil dengan penampilan acak-acakan dan tatapan menyedihkan memohon pada mereka untuk mencari sang Ayah dirumah ini.

"Adek, mungkin adeknya salah rumah," ucap Sinta.

Zira menggeleng keras. " Bunda bilang ini rumah Ayah!" Sebelum Sinta membalas ucapan Zira, sebuah suara tegas memaksa mereka untuk diam. Gibran, Asri, Alix, dan Lia telah tiba, berjalan menuju mereka.

Sinta dan para maid lainnya menundukan kepalanya.

"Ada apa ini?" Tanya Gibran lalu matanya melirik Zira yang masih sesegukan.

"Kenapa kalian membiarkan gembel masuk?" Marah Asri.

Sinta mendongak, menatap majikannya dengan penuh kekhawatiran. "Maaf, tuan dan nyonya. Anak ini menangis di depan gerbang dan memaksa untuk masuk karena ingin bertemu dengan ayahnya. Awalnya kami menolak dan mencoba mengusir, namun lama-lama rasanya tidak tega. Jadi kami memutuskan membiarkan anak ini masuk. Kami juga mempertimbangkan kemungkinan salah satu dari penjaga di sini adalah Ayah dari anak ini. Maaf, nyonya, jika kami terlalu lancang."

Gibran dan Asri menatap Zira bersamaan hingga mata mereka termasuk yang lainnya membulat saat Zira mendorong Alix.

"Kembalikan Ayah Zira!" Teriak Zira penuh emosi.

"Alix!" Panik Asri. Wanita paruh baya itu langsung membawa Alix kedalam gendongannya, terlebih Alix sudah menangis.

"Kau! Apa yang kau lakukan pada cucuku!" Marah Asri ingin mendorong Zira tapi tubuhnya ditahan Gibran.

"Dia anak-anak. Lebih baik sekarang kita bawa anak ini untuk ditanya-tanyai!" Ucap Gibran.

Asri menarik napas dalam-dalam lalu mengangguk.
___________________

Sorry guys lama up dan sekalinya up dikit.
Mungkin aku up lagi sabtu-minggu.

Akhir-akhir ini aku sibuk.

Ini alurnya emang agak lambat.

Adeeva💓

Imrani_0







ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Where stories live. Discover now