A-MW. 14

45.6K 2.2K 75
                                    

Brak!

Seorang wanita cantik dengan langkah anggun dan arrogannya mendekat kearah seorang wanita yang kini tengah terbaring lemah diatas berangkar rumah sakit.

"M-mami Alix?" Kaget Monica.

Adeeva menaruh buah-buahan yang sudah dikemasi diatas nakas.

"Miss Monic, gimana keadaanya sekarang?" Tanya Adeeva.

Monica tersenyum canggung. "Sudah agak mendingan."

Adeeva mengangguk-ngangguk.

"Kejadian ini persis seperti plakor yang merusak hubungan teman saya, Miss. Dia juga kecelakaan bersama anaknya," ucap Adeeva lalu duduk dikursi sebelah Monica.

Monica tidak tau dengan Adeeva yang tiba-tiba datang lalu berkata seperti itu, tapi dia hanya diam mendengarkan perkataan dari Adeeva. Sebenarnya dia begitu muak jika harus berdekatan dengan wanita gatal seperti Adeeva. Ya, Monica anggap Adeeva wanita gatal setelah mendengar cerita dari Arga jika Adeeva menjebaknya dan selalu mengejar-ngejar pria itu.

"Menurut saya itu karma deh, karma karena udah rebut suami orang! Karena plakor itu, ya ngerebut suami teman saya."

"Itu baru awal, karena plakor itu hidupnya sekarang benar-benar hancur!" Lanjut adeeva sembari menekan kata hancur.

Monica menatap Adeeva yang kini tengah menatapnya juga.

"Kalau saya diposisi teman saya, sebagai Istri SAH. Jelas saja saya hancurkan plakor rendahan itu, terlebih saya menantu dari Papa Gibran yang cukup berpengaruh dikota ini," ucap Adeeva.

"Menurut kamu gimana, Miss Monica?" Tanya Adeeva pada Monica yang sepertinya tengah menahan amarah. Adeeva seperti menyindirnya.

"Saya tidak tau. Tapi Mami Alix tidak perlu khawatir, saya bukan seorang plakor. Saya sudah punya pacar dan sebentar lagi kami menikah," balas Monica lalu sedikit mengangkat tangan kirinya untuk memperlihatkan cicin yang terlihat cantik di jari manisnya.

Deg! Jantung Adeeva berdenyut sakit melihatnya. Dulu dia pernah melihat cicin itu dikamar Arga, dia pikir Arga akan memberikan padanya meski tidak mungkin, tapi pria itu dengan sinis membalas. "Ini untuk mama."

"Pacar saya tampan dan sangat mencintai saya, Mami Alix. Bahkan dia membelikan saya apartement, rumah, mobil bahkan membiayai kebutuhan saya dan anak kami. Padahal statusnya kami belum menikah, saya takut di bilang perempuan matre," ujar Monica dengan mimik wajah so sedih.

"Tapi pacar saya berkata kalau saya dan anak kami segalanya bagi dia. Dan cukup mendengarkan kata dia tidak orang lain," lanjutnya lalu tersenyum manis kearah Adeeva yang wajahnya terlihat memerah.

Rasakan, pikir Monica.

"Bagaimana dengan mami Alix? Apakah papi Alix memperlakukan anda istimewa?" Tanya Monica.

Adeeva mengepalkan tangannya menahan emosi. Jadi sudah sejauh itu hubungan mereka. Benar-benar brengsek wanita gila ini, berani-beraninya merebut Arga. Awas saja, Adeeva akan membalasnya lebih dari hari ini.

"Tentu saja," balasnya.

"Suami saya memperlakukan saya dengan istimewa!"

Monica hanya mengangguk-ngangguk, tapi dalam hati tertawa mengejek melihat kebodohan Adeeva. Yang benar saja Arga memperlakukan Adeeva dengan baik, sedangkan pria itu setiap waktu selalu dirumahnya dan jarang pulang menemui Adeeva dan Alix.

Bahkan keseharian Monica dan Arga seperti suami istri.

'Aku yakin Arga berubah.'

'Terlebih beberapa minggu ini Arga tidak menemui Monic dan anak haramnya.'

'Mulai sekarang aku harus lebih sabar dan lebih keras lagi untuk luluhin hatinya. Tuhan, semoga ada keajaiban darimu.'
_______________

"Apa?" Kaget soeorang pria tampan saat mendengar kabar jika Adeeva dalang dari kecelakaan Monica dan Zira.

"Astaga," Arga memijat pelipisnya saat mendengar kabar lagi, jika sekarang Adeeva berada dirumah sakit menemui Monica.

"Kau akan menyusulnya?" Tanya Dian disebrang sana.

"Aku akan kesana, tapi untuk menjemput Adeeva," ucap Arga.

"Arga, jangan gegabah. Aku yakin jika kamu kesana akan ada keributan. Kamu tunggu Eva pulang lalu menjelaskan semuanya pada dia, jangan ada yang ditutupi lagi, tes DNA malam ini keluar. Keputusan akhir ada di Eva nantinya."

"Aku yakin Adeeva sudah tau semuanya," lanjut Dian.

Arga menghela napasnya kasar. "Ku pikir Eva belum tau, tadinya aku akan mengajak dia kesuatu tempat sebelum aku menjelaskan semuanya. Aku ingin memberi momen indah sebelum Eva memutuskan meninggalkanku," keluh Arga. 

Disebrang sana Dian tampak menghela napasnya. Hubungan teman dekatnya ini begitu rumit. "Aku yakin, Eva akan memberimu kesempatan!"

"Aku harap begitu," balas Arga, terkesan tidak tau diri memang.
______________

"AHHH, KAK ARGA!"

"AHhh."

Desahan panjang itu keluar dari mulut  Monica dan Arga setelah keduanya sampai dengan pelepasannya.

Yang seharusnya Arga melukan malam pengantin ini dengan Adeeva, pria itu malah melakukannya dengan Monica.

"Makasih, sayang."

Cup!

Setelah mengecup dahi Monica, Arga langsung merebahkan tubuhnya disebelah Monica dan langsung membawa wanita itu kedalam pelukannya.

"Kakak, aku merasa bersalah pada Eva," lirih Monica.

"Tidak perlu merasa bersalah, aku memang tidak menginginkan pernikahan ini. Aku mencintaimu, sayang. Sungguh!" Ucap Arga sedikit mendorong tubuh Monica untuk melihat wajah wanita itu.

"Aku senang ditengah-tengah kita ada malaikat kecil," tangan Arga terulur mengelus perut Monica yang sudah mulai terlihat membuncit.

"Tapi kamu juga punya dari Eva, aku sedih," lirih Monica.

"Sayang, aku tidak akan menganggap anak itu anakku! Anak aku hanya dari rahim mu."

Monica tersenyum lalu memeluk tubuh Arga.

"Aku mencintaimu, kak!"

"Aku lebih!"

Disisi lain seorang wanita cantik tengah menangis dalam tidurnya. Hatinya hancur saat setelah acara selesai Arga langsung pergi begitu saja.

_____________________

Aku up🥳
Arga pasti nyesel!
Cuma enggak sekarang2, jd sabar.
Untuk karakter Adeeva aku minta maaf, tp aku gak akan ngerubahnya😌

Vote sama komennya🥺
Kalau komen lumayan banyak, aku cepet up🔥

Vote sama komennya🥺Kalau komen lumayan banyak, aku cepet up🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zira

ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang