A-MW. 42 ENDING

44.7K 1.4K 57
                                    

3 hari kemudian.

"Mungkin kita memang tidak berjodoh," ujar Beni, matanya memandang Adeeva dari kejauhan dengan kesedihan yang tersembunyi.

"Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu, Ev!" kata Beni sambil memutuskan langkahnya. Sepertinya, hatinya akan sulit untuk terbuka lagi.

"Kenapa?" Tanya Arga pada Adeeva yang terlihat gelisah.

"Lihat deh," Adeeva memberikan handphone nya pada Arga yang langsung di terima pria itu.

Beni

Ev, perasaanku padamu tulus. Namun, tampaknya hatimu hanya untuk Arga. Aku ikhlas. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu bersama Arga.

Aku akan pergi...

Jangan merasa bersalah.
Beni memblokir nomor anda.

Dalam tangisan, Adeeva merasa penuh penyesalan terhadap Beni. Selama beberapa tahun, Beni selalu ada di sampingnya—mendukung, membantu, dan menjadi tiang kokoh yang mendorongnya untuk melupakan Arga.

Arga membawa Adeeva kedalam pelukannya, menenangkan wanitanya.

"Tenang, Ev!"

"Lebih baik kita temui anak-anak," Arga melepaskan pelukan Adeeva dengan lembut dan menatap wajah cantiknya.

Arga dan Adeeva pun kembali masuk kedalam rumah untuk menemui anak-anaknya.
______

Adeeva terkejut melihat Arga dan kedua anaknya, wajah mereka penuh dengan coklat dan tepung. Khususnya, ekspresi polos ketiganya saat menatap Adeeva.

Niat awalnya Arga, Alix, dan Alexa berencana membuat brownies untuk Adeeva, namun dapur mereka seolah menjadi medan perang hanya dalam hitungan menit.

"Mami, maafin kita ya," kata Alix sambil tersenyum lucu.

"Sayang, maaf," ujar Arga.

Sementara itu, Alexa masih berusaha keras membuka tutup toples yang berisi bubuk coklat.

"Astaga!" Tiba-tiba saja Gea datang dengan wajah terkejut melihat kondisi dapur.

Adeeva menatap Gea lalu menghela napasnya. "Kamu temenin aja Liam, biar bibi nganterin minumannya," ujarnya yang dapat anggukan dari Gea.

"Sayangg," panggil Arga dengan wajah takut-takut.

Adeeva mengahampiri Arga lalu mengusap wajah pria tampan itu yang penuh dengan tepung dan lelehan coklat. "Kalau mau brownies bilang sama aku, biar aku buatkan," ucapnya.

Arga menggeleng. "Bukan gitu, aku sama anak-anak niatnya mau bikin brownies buat kamu tapi--- maaf ya! Kita beli aja yahh."

"Udah ih gakpapa, mending kalian mandi gih! Biar aku beresin dapur sekalian buat brownies," ucap Adeeva.

"Aku bantuin!" Balas Arga.

"Aku juga mami mau bantu!" Alix angkat bicara setelah sekian lama berdiam menyaksikan kedua orang tuanya.

"Lesaa juga, mami!" Alexa mendongak menatap kedua orang tua serta kakaknya.

"Astaga, Lexa!" Pekik Adeeva.

_

Setelah menghabiskan satu jam untuk membuat brownies dan membersihkan dapur, Arga bersama kedua anaknya akhirnya tertidur di depan televisi. Alix berbaring di samping Arga, sementara Alexa tidur nyenyak di atas perutnya.

Dengan senyum tipis, Adeeva meletakkan potongan brownies di atas nakas dekat televisi. Wanita cantik itu kemudian memutuskan untuk mengambil selimut, menyelimuti Arga dan kedua anaknya dengan penuh kelembutan.

"Mami sayang kalian," ujar Adeeva sebelum bangkit. Dengan langkah ringan, wanita itu menuju halaman depan untuk menyiram tanaman bunganya. 

Tiba-tiba, Adeeva teringat pada ucapan Gea kemarin.

"Maaf, Kak, atas segala kebohongan yang telah aku sampaikan tentang Kak Arga selama ini. Sejujurnya, aku merasa tidak suka dengan pria itu, tetapi jika hati Kakak tetap memilihnya, aku tak bisa berbuat apa-apa. Semoga setelah ini Kakak mendapatkan kebahagiaan. Jika Kakak dan Kak Arga memutuskan untuk menikah lagi, mungkin lebih baik membeli rumah baru saat di jakarta. Aku takut rumah lama akan memberikan trauma untuk kakak, atau Alix."

Mungkin setelah ini dia akan bicara serius dengan Arga.

Semoga ini awal yang baik untuknya dan juga Arga.
____________

Satu tahun kemudian.

Setelah Arga tiba di Tiongkok, pria itu segera membawa pulang Adeeva dan kedua anaknya ke Jakarta. Namun, Arga tidak berhenti di situ, ia juga dengan tulus meminta izin pada Arya dan Tia untuk menikahi putrinya. Meskipun awalnya Arya dan Tia merasa ragu, namun setelah melihat keseriusan dan dedikasi Arga selama lima bulan penuh, akhirnya mereka dengan tulus memberikan restu mereka.

"Ar, bangun yuk," Adeeva mengelus pipi Arga.

"Bentar, sayang! Aku masih mengantuk," balas Arga mengeratkan pelukannya pada sang istri.

"Hari ini kamu nganterin Alix dan Lia kesekolah, mereka menunggu kamu di bawah!" Kesal Adeeva.

"Hari ini juga kamu ada meeting," ucap Adeeva berusaha melepaskan pelukan Arga yang begitu erat.

"Suruh Julian saja yang mengantar anak-anak, Ev," jawab Arga.

"Kam--" ucapan Adeeva terhenti saat Arga mengecup bibirnya.

"Meeting siang, masih ada waktu beberapa jam untuk kita membuat baby," lirih Arga yang langsung membuka matanya sempurna.

"ARGAAA!!"
_________________

ENDING!

Alhamdulillah tamat juga😓
Maaf jika tidak sesuai ekspetasi kalian.

Coba tulis kesan kalian baca cerita ini?🙏🏻

Jika ada hal yang masih bikin kalian bingung tulis juga disini.

Untuk sequel mungkin aku buat 5 atau 10 bab untuk kebucinan Arga. Tapi seterusnya kisahh Alix dan cinta segitiganya?🙈
Janji deh konflik nya mini banget. Alix baikk kan? Pasti beda jauh sama Arga.

MAKASIH BUAT KALIAN YANG UDAH DUKUNG DAN BACA CERITA PENUH DRAMA INI😻💓

KOMEN YANG BANYAK PLISSS😭

Mau dapat info lanjtnya? Tengok IG aku. ranisit_0

ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang