A-MW. 25

36K 1.8K 161
                                    

Kejutan yang direncanakan oleh Alix dan kedua orang tua Arga untuk menyambut keduanya tidak berjalan lancar ketika mereka melihat Arga menggendong Adeeva yang sudah tidak sadarkan diri menuju kamar.

"Eva kenapa?" Tanya Asri khawatir melihat menantunya terbaring lemah.

"Eva sakit perut karena kemarin kita makan pedes, tapi sekarang dia hanya tidur," jawab Arga.

Asri dan Gibran merasa lega, namun Alix, yang sudah duduk di atas ranjang sebelah Adeeva, merasa sedih melihat kondisi sang Mami yang sepertinya tidak baik-baik saja.

"Mama akan membuatkan bubur dan teh hangat untuk Eva," ucap Asri lalu wanita tua itu memutuskan pergi.

"Papa juga mau ke bawah, Ar. Setelah ini kamu temui papa di bawah!" Ucap Gibran menyadarkan Arga yang tengah melamun sembari menatap Adeeva.

"Iya Pah," jawabnya.

Lia yang sedari tadi diam memutuskan untuk mengikuti Gibran.

"Mami baik-baik saja kan, Papi?" Tanya Alix mendongak menatap Arga.

Arga duduk dipinggiran ranjang dekat Alix, lalu dia mengelus rambut anaknya penuh kasih sayang. "Mami baik-baik saja," jawabnya.

"Alix sudah makan?" Tanya Arga.

"Sudah, Papi. Alix makan ayam goreng bersama Lia," ucapnya penuh semangat, seketika dia langsung melupakan kesedihannya ketika Arga bertanya.

"Setelah mami sehat kembali, bagaimana kita jalan-jalan? Bersama Lia juga, mau tidak?" Tawar Arga.

"Mau Papi! Alix mau! Janji ya Papi kita jalan-jalan, dan Lia diajak juga," kata Alix yang tubuhnya sudah sepenuhnya menghadap kearah Arga.

Arga mengangguk yakin, apapun dia akan melakukannya jika itu membuat Alix bahagia. Karena tujuan utamanya sekarang, membuat Alix dan Adeeva bahagia. Arga akan memberikan cintanya pada mereka.

"Yeayyy, Lia pasti senang!"

"Papi, Lia tidak pernah jalan-jalan. Lia juga tidak pernah makan enak, itu kata Lia," cerita Alix pada Arga ketika mengingat salah satu teman dekatnya.

"Nanti kita akan sering ajak Lia jalan-jalan dan makan enak," jawab Arga.

"Seriuss? Yeayyy, makasih Papi! Papi emang paling baik," Alix memeluk tubuh Arga erat.

Arga membalasnya tidak kalah erat. Dari kehidupan yang selama dia alami hingga mengalami pengulangan waktu Arga dapat belajar untuk nanti Alix kedepannya. Arga meyakini bahwa Alix harus bebas memilih jalannya sendiri, termasuk dalam hal cinta dan cita.
____________

"Bagaimana kondisinya?" Tanya Dian kepada dokter yang merawat Zira.

"Luka-luka Zira tidak parah, namun memerlukan pengolesan salep tiga kali sehari agar cepat sembuh. Untuk demam Zira belum juga membaik, ia terus memanggil-manggil nama Ayah. Saya berharap Anda bisa membantu mereka bertemu," jelas sang dokter lalu setelah itu pamit untuk keluar.

Dian mengangguk,  tatapannya beralih menatap Zira yang semakin hari semakin kurus.

"Ayah," lagi-lagi Zira mengigau nama Ayah.

Jelas saja Dian tau kata Ayah yang Zira panggil, itu Arga.

Sejujurnya, Dian enggan mengungkapkan kondisi Zira kepada Arga, khawatir hal itu akan mengganggu hubungan Arga dan Adeeva. Tetapi Dian selalu berharap agar Arga dan Adeeva bersedia mengambil tanggung jawab atas Zira. Zira sangat mengandalkan Arga, dan di lubuk hatinya, Dian yakin Arga masih memiliki kasih sayang yang mendalam untuk Zira.

Tapi untuk masalah ini Dian akan membincarakannya terlebih dahulu pada Arga.

Dilain tempat. Arga serta keluarga tengah melakukan makan malam. Sore tadi kondisi Adeeva sudah sangat membaik setelah makan bubur dan minum obat.

"Lia, mau ikut pulang apa menginap?" Tanya Asri menatap Lia yang sepertinya tengah asik dengan Alix. 

Lia mendongak saat semua mata tertuju padanya. "Ikut pulang saja, nanti juga besok bertemu kembali dengan Alix, iya kan?" Lia menatap Alix meminta persetujuan.

"Iya Lia," balasnya.

Para orang dewasa terkekeh melihat interaksi keduanya. Sepertinya mereka akan menjadi sahabat dekat.

"Ay, tadi Papah ngomongin apa sama kamu?" Tanya Adeeva berbisik.

"Nanti ya di kamar," balas Arga lalu menggenggam tangan wanita itu yang berada diatas pahanya.

Adeeva mengangguk pelan membalas genggaman tangan Arga lebih erat.

"Jangan di lepas ya, Ay!" Rengeknya.

"Nanti kamu makannya susah," balas Arga lalu mulai melepaskan genggaman tangan Adeeva.

"Jangan sedih, nanti kamu boleh pegang dan peluk aku sepuasnya!" Adeeva tersenyum malu-malu medengar ucapan Arga.
___________

Arga terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari merayap dibalik jendela kamarnya.

Pria itu melirik kearah Adeeva yang tubuhnya masih polos, lalu dia menutupi tubuh wanita cantik itu menggunakan selimut. 

Arga mengambil boxer nya yang berada dilantai lalu memakainya kembali. Dilihatnya sekarang sudah pukul enam lebih, jelas saja dia dan Adeeva akan telat datang kekantor.

Arga mengambil handphone nya untuk menghubungi Dian, bahwa dia cuti sehari lagi.  Tapi ternyata Dian sudah mengirimnya pesan terlebih dahulu. Pria itu berdecak kesal lalu kembali duduk diatas kasur sembari membalas pesan dari Dian.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


 ___________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

___________

Aku up.
Guys mulai skrng aku kasih Cast nya di IG ya!

ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Where stories live. Discover now