A-MW. 27

31.5K 1.7K 129
                                    

Arga terdiam sejenak mengingat-ngingat. Dia dan Monica memang sempat pergi ke club untuk menghadiri acara ulang tahun teman wanita itu.

Hah, sial! Arga ingat!

_____________

Arga memang mabuk tapi Arga ingat betul jika dia dibawa pulang oleh Dian. Arga mulai mengingat-ngingat lagi, pria itu tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.

Flashback on.

Dian mendapati Arga dan Monica dalam keadaan mabuk berat. Pria itu terlihat kesal, seakan tidak percaya betapa banyak botol yang telah diminum Arga. Biasanya Arga cukup kuat.

"Kalian teman Monica?" tanya Dian tegas.

"Iya," jawab salah satu dari kedua wanita tersebut.

"Antarkan teman kalian! Saya akan membawa teman saya," ucapnya. Sebenarnya Dian tidak peduli dengan nasib Monica hanya saja nanti Arga marah jika pria itu tau kalau dirinya membiarkan Monica di club.

"Aduh, kita masih ada acara. Sorry ya, kita duluan," lalu kedua wanita itu pergi begitu saja.

Dian menghela napas dengan susah payah sebelum memapah Arga keluar dan memasukkannya ke dalam mobil. Kemudian, dengan tekad, ia kembali ke dalam untuk membawa Monica.

"Sialan lo berdua," kesal Dian lalu mulai menjalankan mobilnya.

Dian memutuskan mengantarkan Arga terlebih dahulu.

"Nyusahin emang si Arga!" Kesalnya saat di harus kembali memapah tubuh Arga.

Tingnong.

Dian menekan bel rumah Arga dengan susah payah.

"Monic," Arga mengigau.

"Bangke lo, Ar. Diem bisa? Ini gue berat!" Kesal Dian.

Tak lama, pintu rumah Arga terbuka dan nampaklah sosok wanita begitu cantik menatap kearah mereka-tepatnya Arga dengan pandangan khawatir.

"Mas Arga!" seru Adeeva panik.

"Dia mabuk, lebih baik segera bawa ke kamarnya," ujar Dian.

Adeeva dengan sigap membantu Dian memapah Arga menuju kamarnya.

"Terima kasih, Dian," ucap Adeeva.

Dian mengangguk dan kemudian berpamitan untuk pergi, karena ia harus mengantar Monica pulang.

"Mas," lirih Adeeva mendekat kearah Arga yang tengah meracau tidak jelas.

"Mas, aku buatkan teh hangat buat kamu," ucapnya meski dia tau Arga tidak mungkin membalasnya.

"Tunggu!" Arga menarik Adeeva hingga wanita itu terjatuh diatas tubuh Arga.

"M-mas?" Jantung Adeeva berdegup kencang dengan posisi seintim ini.

"Monic, aku mencitaimu!" Lirih Arga.

Adeeva menggigit bibir bawahnya manahan tangis mendengar pengakuan Arga. Hatinya benar-benar sangat sakit.

Adeeva segera bangkit lalu dia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan Arga.
___________

Dilain tempat, Dian dengan susah payah memapah tubuh Monica menuju kamar wanita itu. Apartement terlihat sepi, mungkin Zira dan Astrid sudah tertidur karena waktu sudah menunjukan pukul satu malam. 

"Ar, maafin aku," racau Monica.

Dian menidurkan Monica dengan pelan. "Lo cantik, tapi sayang, plakor!" Sinisnya.

ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Onde histórias criam vida. Descubra agora