A-MW. 24

35.3K 1.9K 83
                                    

Adeeva mendekap tubuh Tia yang gemetar karena tangisnya, membiarkannya untuk sementara waktu yang cukup lama.

Arya menepuk pelan pundak Arga yang sedari tadi memperhatikan keduanya. Lalu Arga menoleh.

"Jaga putri saya, kamu lihat sendiri bagaimana kami menyayangi dia. Jika kamu berani menyakitinya saya tidak ragu untuk membawanya pulang!"

Arga terdiam sejenak, kata-kata pria tua itu menusuk ke dalam hatinya. Ingatan akan momen saat dirinya selalu membuat Adeeva menangis. 

"Saya akan berusaha membuat Eva selalu bahagia," Arga hanya mengucapkan itu, sejujurnya dia bingung harus membalas apa, terlebih hubungan dirinya dan kedua orang tua Adeeva tidak terlalu dekat.

"Jaga putri Bunda ya, Ar!" Celetuk Tia yang sudah melepaskan pelukan putrinya. Mata wanita tua itu terlihat sembab akibat terlalu lama menangis.

Arga tersenyum lalu mengangguk.

"Bunda, Ayah dan Gea jaga kesehatan ya! Nanti kalau Alix libur panjang kami akan main kesini lagi," ucap Adeeva.

"Kamu juga, jangan buat Ayah sama Bunda sedih!" Adeeva menatap adiknya yang sibuk dengan handphone.

"Hm," Gea hanya berdehem.

Adeeva berdecak lalu dia beralih menatap Ayah dan Bundanya secara bergantian. "Kami pamit ya," lalu Adeeva mencium tangan kedua orang tuanya disusul Arga.

"Hati-hati!"
__________

Dengan lembut dan perlahan, kelopak mata kecil yang begitu cantik itu terbuka.Bocah itu mengerjap-ngerjap mata dengan lembut, memberikan waktu bagi penglihatannya untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang tiba-tiba menyapanya, seolah memasuki dunia yang baru. 

"Sudah bangun, cantik?" Suara orang dewasa terdengar ditelinga bocah itu.

Zira menatap pria dewasa itu dengan raut wajah penuh kebingungan. Siapakah orang ini? Dan di mana dia berada? Pertanyaan-pertanyaan itu bergelut dalam benaknya.

"Om, siapa?" Akhirnya Zira membuka suaranya, walau dengan nada lembut dan terdengar rapuh.

"Saya orang baik yang menyelamatkan nyawamu dari Bunda kamu," jawab Dian lalu berjalan mendekat kearah Zira. 

Lalu ingatan Zira berputar kebeberapa jam lalu saat dimana sang Bunda menyiksanya begitu kejam dan gelap mata akibat dia gagal membawa Ayah-nya.

Tiba-tiba saja mata bocah itu berkaca-kaca ketika dia gagal membawa sang Ayah dan berakhir dengan kemarahan Monica.

"Ayah!" Lirih Zira.

Dian memandang Zira dengan penuh kesedihan. Bocah itu tidak bersalah, sangatlah wajar dia mengira Arga adalah Ayahnya. Sejak kecil hingga sebesar ini, Zira selalu mendapat kasih sayang dari Arga.

"Zira mau Ayah!"

"Mau di peluk Ayah!"

"Mau di ceritain dongeng sama Ayah kayak dulu!"

"Mau dimasakin Ayah!"

Pecah sudah tangis Zira. Bocah itu benar-benar merindukan Arga bahkan dadanya begitu nyeri saking rindunya pada Arga.

Dian mengusap air matanya yang tiba-tiba turun. Zira dan Alix itu sama, sama-sama korban keegoisan orang dewasa.

Dian membuka handphone nya lalu mem-video Zira yang tengah menangis memanggil-manggil Arga dengan kondisi tubuh yang memperhatinkan, setelahnya Dian mengirim itu pada Arga.

Di tempat yang berbeda, Arga menunggu Adeeva yang sedang pergi ke toilet. Tak berapa lama berselang, sebuah pesan tiba dan muncul di layar ponselnya.

Dian
Online

Send Video

Ar, gue gak maksud apa2

Cuma gue bener2 ksihan sm bocah itu

Kalau dibalikin ke si cewe stres itu gue takut Zira mati karena disiksa terus. 

Hati Arga tiba-tiba merasa sedih melihat keadaan Zira. Apalagi saat Zira memanggil-manggil nama 'Ayah' dengan tubuh rapuhnya.

Sebenarnya gue ga mau berurusan lagi sm
monic


Gimana kalau untuk sementara waktu biarkan Zira tinggal disalah satu apartement lo

Gila lo?

Siapa yang ngurusnya bego?

Biar gue yang nyari pengasuhnya

Terserah lah

Gue ga peduli

Okee

"Ay!"

"Udah gak sakit lagi perutnya?" Tanya Arga saat Adeeva sudah berada didalam mobil.

"Udah agak mendingan, cuma kepala aku pusing," Adeeva menyandarkan kepalanya di atas sandaran kepala mobil.

Tangan Arga terulur mengusap kepala Adeeva.

"Kita kerumah sakit oke," ucap Arga yang dapat gelengan lemah dari Adeeva.

"Enggak usah, bentar lagi nyampe rumah aku cuma butuh istirahat," balas Adeeva.

"Yasudah, kamu tiduran aja nanti aku bangunkan jika sudah sampai," kata Arga sesekali melirik Adeeva.

Adeeva mengangguk lemah lalu matanya mulai terpejam.

_______________

Aku up🔥
Guys, Untuk Cast nya Arga ada di IG aku.

Ranisit_0

Ranisit_0

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang