A-MW. 10

55.6K 2.7K 255
                                    

"Ayah, hiks!"

Arga terdiam memantung dengan jantung yang berdetak begitu cepat saat Zira tiba-tiba memeluk kakinya dengan erat, belum lagi Astrid berjalan kearahnya.

Wajah Arga pucat pasi, dia belum siap jika Adeeva dan Alix tau tentang hal ini.

"Siapa?" Tanya Adeeva yang memang sudah turun.

"Pak Arga," lirih Astrid.

"Kamu siapa? Peluk-peluk suami saya?!" Kesal Adeeva sedikit mendorong tubuh kecil Zira membuat gadis itu mendongak menatap Adeeva bingung.

Perkataan Adeeva jelas membuat Astrid terkejut. Karena yang wanita itu ketahui jika kekasih majikannya itu duda tak memiliki anak.

"Bu, tolong jaga yah anaknya!" Adeeva beralih menatap Astrid yang masih menunjukan mimik wajah terkejut.

"Papi lama," Alix datang menghampiri Arga dengan wajah kesalnya.

Arga tersadar pria itu berjongkok menyamakan tinggi tubuhnya dengan sang anak. "Maaf ya. Kita makan di resto lain aja yuk?"

"Loh, kenapa Mas?" Tanya Adeeva.

"A-ayah?" Lirih Zira.

Arga menatap Astrid yang kini menatap kearahnya. Pria tampan itu mengode agar Astrid membawa Zira pergi.

Meski bingung Astrid mengangguk lalu membawa Zira kedalam pangkuannya dengan paksa.

"AYAHH!"

"Dia siapa sih? Kok manggil kamu Ayah?" Tanya Adeeva.

"Gak usah dipikirin, ayo!" Awalnya Arga akan membawa Alix dan Adeeva pergi keresto lain, tapi melihat Astrid sudah membawa Zira pergi Arga memutuskan tetap makan siang disini, lagipula Adeeva terlihat curiga.

"Kamu gak sembuyiin sesuatu kan dari aku?" Ucapnya.

Arga menggeleng. "Enggak."

Keluarga kecil itupun segera masuk kedalam resto.

Sedangkan Arga hanya diam melamun saat mengingat tangis Zira begitu histeris. Rasanya dia masih belun percaya jika Zira bukan anaknya, tapi lagi-lagi fakta menyadarkannya jika Zira memang bukan anak kandungnya.

"Mas," panggil Adeeva sembari menggenggam tangan Arga yang ber7ada diatas meja.

Arga menoleh kearah istrinya. "Aku tidak apa."

Adeeva menghela napasnya pelan, apa yang dipikirkan suaminya hingga tidak fokus seperti ini.

"Papi, Alix kenyang," rengek Alix.

Arga beralih menoleh kearah Alix. Dilihatnya bocah itu tengah mengusap-ngusap perutnya yang terlihat membuncit.

Arga tertawa kecil melihat itu. "Kan papi sudah bilang, jangan pesan terlalu banyak, nanti tidak habis. Lihatlah sekarang? Makanan Alix tersisa banyak," ucap Arga.

"Hehe, maaf ya Papi."

Arga mengelus rambut Alix lembut. "Tidak apa."

Adeeva melepaskan genggamannya lalu wanita itu menopang wajahnya mengunakan kedua tangan dan menatap wajah Arga yang benar-benar sangat tampan.

'Jika itu terbukti, aku akan buat wanita dan anak itu hancur!' Batin Adeeva.

'Kamu itu milik aku, Ar.'

_______________________

Monica mengepalkan tanganya setelah mendengar cerita Astrid. Dia jelas tidak terima dengan perlakuan Arga pada Zira.

ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Where stories live. Discover now