A-MW. 39

29.7K 1.5K 51
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Arga sampai di tiongkok bersama Arjuna, tangan kanannya.

"Saya akan langsung menemui Eva," ucap Arga berjalan kearah mobil yang sudah menunggunya.

"Baik tuan!" Balas Arjuna.

Di tempat lain, Alix asik bermain bersama Alexa di taman yang terletak dekat dengan rumah mereka. Meski begitu, satu orang bodyguard tetap berjaga, memastikan keamanan keduanya selalu terjaga dengan baik.

"Kak Alishh, becok kecini agii!"

"Besok Kakak sekolah, Lexa," balas Alix merasa tak enak, terlebih wajah Alexa langsung murung.

"Cekolah-cekolah, cekolah telus!" Keluh Alexa.

Alix tertawa kecil melihat wajah adiknya yang sangat menggemaskan.

"Lexa juga nanti sekolah kalau sudah besar," balas Alix sembari mencubit pelan pipi cubby Alexa.

Semenjak jauh dari Arga, Alix menjadi sosok pendiam dan lebih menyibukan diri disekolah, bahkan bocah kelas tiga SD itu masih mengikuti les. Hingga waktunya bersama sang adik begitu sedikit.

Alix merasa kecewa pada sang mami yang melupan Arga begitu cepat, bahkan akan menikah lagi. Alix tidak ingin Papah baru, Alix tidak ingin ada yang menggantikan sosok Papi nya.

"Papa-"

"Stop panggil Om Beni Papa, Lexa! Dia bukan papa kita," Alix langsung memotong perkataan Alexa.

Alexa menatap Alix bingung. Tapi melihat wajah Alix yang berubah kesal membuat Alexa merasa takut.

"Jangan takut, kakak gak marah," Alix mengusap rambut kepala Alexa.

"Ayo, main lagi," ajak Alix sambil mengangkat boneka beruang milik Alexa. Keduanya kembali larut dalam keseruan bermain boneka, tanpa menyadari keberadaan seseorang yang menatap mereka dengan air mata yang sudah mengalir.

"Alix," panggil seseorang itu sambil berjalan cepat menuju Alix. Namun, ketika hampir sampai, seorang bodyguard yang sebelumnya menjaga keduanya tiba-tiba menghadang orang tersebut.

"Minggir!" Desis Arga.

"Anda sebaiknya pergi!" Tegas bodyguard itu.

Arga menggeram marah, dia menatap pria disebelahnya untuk mengurus bodyguard itu. Arjuna yang mengerti mengangguk.

Arga mengatur napasnya, sebelum kembali melangkah mendekati Alix dan bocah cantik yang begitu mirip dengan wanita dirindukannya saat ini.

"Alix," panggil Arga. Membuat Alix menoleh dengan tatapan terkejut sebelum akhirnya dia berdiri.

"P-api?" Lirih Alix.

Langkah Arga semakin dekat, lalu dia membawa Alix kedalam pelukannya.

"Papi mencari kalian selama ini," ucap Arga, melepaskan pelukan sang anak, dan menatap Alix penuh kasih.

Alix terdiam, ini serasa mimpi baginya. Benarkah pria yang memeluknya itu Arga? Alix mengusap air matanya, kebahagiaan dan rindu menyatu setelah melihat sosok yang begitu dicintainya.

"Kamu sudah tumbuh besar," kata Arga dengan lembut mengelus rambut putranya.

"Papi?" Alix menatap Arga.

"Iya sayang, ini Papi!"

Momen haru terhenti sejenak ketika bocah berusia dua tahun menghampiri dengan suara merdu, memanggil, "Kak Alishh."

Tenggorokan Arga terasa tercekat, sesak menghantam dadanya ketika melihat bocah cantik berusia dua tahun itu.

Rasa sesal kembali menyelimutinya. Adeeva sudah dua kali mengandung buah hatinya, dan dirinya sama sekali tidak menemani saat-saat kehamilan Adeeva. Bahkan kehilangan momen pertumbuhan anak-anaknya.

"Itu Lexa, Papi! Adik Alix," ucap Alix menjelaskan, saat melihat tatapan Arga yang langsung terpaku pada sosok Alexa.

"Kak Alish, sapaa ituh?" Alexa bertanya sembari menatap polos kearah Arga.

Belum sempat Alix menjawab, Arga sudah membawa Alexa kedalam pelukannya. Pria itu menangis, tak peduli orang-orang yang memperhatikan mereka.

Mata Alexa berkaca-kaca merasa terkejut sekaligus takut dengan tindakan Arga yang tiba-tiba.

"Lexa jangan takut, itu Papi kita," Alix menenangkan Alexa.

"Papi?" Bingung Alexa.

"Cama kayak papa Beni?"

"Alexa, kak---"

Arga menatap Alix untuk tidak melanjutkan perkataannya. "Tidak apa," ucap Arga.

Meski hatinya sakit saat mendengar ucapan papa yang keluar dari mulut Alexa untuk orang lain. 

"Om Beni selalu menyuruh kita memanggil Papah! Alix tidak suka," kesal Alix.  

"Ini semua salah Papi, Mami pergi karena kesalahan Papi," ucap Arga. Pria itu sudah melepaskan pelukan putrinya, dan kini Alexa tengah duduk dipangkuan Arga sembari memainkan boneka.

"Kamu jangan marah sama Mami, Alix. Mami pergi karena kesalahan papi sendiri," lanjutnya.

Alix menggeleng. "Mami selalu berkata jika Papi menikah dengan Miss Monic, tapi Alix tidak percaya. Alix marah sama Mami karena selalu berkata seperti itu," ucapnya.

"Mami juga akan menikah dengan Om Beni, Alix tidak suka! Alix tidak ingin papa baru," tangis Alix kembali pecah. 

"Kedatangan Papi kesini untuk menjemput kalian," balas Arga penuh keyakinan.

Arga tidak akan pernah melepaskan Adeeva. Dia berjanji akan membawa Adeeva serta kedua anaknya pergi.

Arga akan memperjuangkan Adeeva dan kembali mendapatkan restu Arya.

_______________________

Aku up, maaf lama.
Guyss, maaf banget kayaknya sampe tanggal 17, kemungkinan aku gak up dulu. Aku banyak pekerjaan yang harus di selesain🙏🏻

Sehat-sehat kalian.

Jangan lupa sama cerita ini yaa, hahaha😏🤣

Sambil nunggu update kalian bisa baca cerita aku yang lainnya.

MAS DUDA

SAYA FIGURAN?

Dua cerita itu minim konflik. Ada yang udah baca? Coba komen disini😁


ARGANTARA|•| MENGULANG WAKTU (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang