Lima Puluh Dua

35 6 1
                                    

Clay terkejut bukan main. Dia menatap kedua mata Ken, berusaha menemukan kebohongan di sana tapi tidak berhasil. Yang dia lihat, hanya tatapan Ken yang penuh rasa bersalah.

Namun, Clay tetap memaksa untuk pura-pura tertawa. "Lo bercanda kan? Lo bukan tipe cowok yang gampang jatuh cinta. Gimana ceritanya lo bisa naksir sama target lo sendiri?"

"Gue beneran sayang sama Cindy. Lo harus tau, Cindy udah punya banyak luka di masa lalu dan gue nggak mau nambahin lukanya di masa depan. Maaf," tutur Ken parau. "Rencana kita, semuanya kita batalin aja Clay, anggap rencana it-"

"Nggak!" ucap Clay tegas. Kedua matanya kini berkilat penuh amarah. "Lo gimana sih? Lo sendiri yang bilang mau bantuin gue, kenapa sekarang lo berubah pikiran?"

Ken menghela napas. "Gue udah perhatiin semuanya, Clay. Cindy nggak seperti yang lo bayangin, dia nggak pernah godain Raja. Justru Raja yang ngejar-ngejar Cindy."

"Stop!" desis Clay marah.

"Raja nggak mau tunangan sama lo karena keputusannya sendiri, bukan karena Cindy. Raja nggak pernah anggap lo lebih dari teman. Lo harus tau, ada cowok lain yang lebih sayang sama lo dibanding Raja," Ken tetap bersikukuh berusaha menjelaskan.

Clay bangkit dan turun dari kasurnya. Meski terhuyung-huyung saat berusaha berdiri, tapi dia menolak ketika Ken berusaha membantunya.

"Keluar lo, sebelum gue bener-bener marah," geram Clay. Nadanya pelan tapi penuh penekanan.

"Clay." Ken masih berusaha membujuk.

"Keluar! Sekarang!" bentak Clay.

Ken menyerah. Dia kemudian mengambil tasnya lalu keluar dari kamar Clay.

"Clay maaf-"

Brak!

Clay langsung menutup pintu kamarnya dengan keras, tanpa mau mendengar permintaan maaf Ken.

Ken sadar kalau yang dia lakukan pasti akan membuat sahabatnya kecewa. Namun, Ken juga punya hati. Dia tidak sanggup menahannya lebih lama lagi atau justru semua orang yang akan tersakiti nantinya.

Ken tidak tau bagaimana nasib persahabatannya nanti. Tio pasti akan marah kalau tau apa yang sebenarnya terjadi. Ken sudah siap menerima segala konsekuensi terburuknya asal bisa menjaga Cindy.

***

Satu tahun yang lalu, saat liburan semester, seperti biasa Ken akan mengunjungi rumah sahabatnya. Mereka akan menghabiskan waktu bersama tanpa merasa bosan. Namun, pagi itu ada pemandangan tidak biasa yang Ken temui saat melihat Clay.

"Lo kenapa?" tanya Ken bingung melihat kedua mata sembab Clay seperti orang habis menangis semalaman. Ada Tio di sebelah gadis itu, tapi Tio hanya menatap Ken dengan sedih.

Clay tidak menjawab pertanyaan Ken. Dia langsung pergi meninggalkan kedua sahabatnya di ruang tamu dan memilih masuk ke kamarnya.

Tio berdecak pelan. "Kita ke rumah gue aja deh, nanti gue ceritain semuanya."

Mereka kemudian pergi ke rumah Tio yang berada di sebelah rumah Clay. Ken duduk di kursi meja belajar milik Tio, sedangkan Tio duduk di pinggiran kasur.

"Ada apa sih? Gue baru sekarang lihat Clay separah itu," tanya Ken penasaran.

"Ini semua gara-gara Raja," sahut Tio kesal. Ken tidak menyela karena tampaknya Tio belum selesai bicara.

"Tadi malem ada acara makan malam keluarga di rumah Clay. Keluarga gue juga diundang. Dan gue awalnya nggak tau kalau di sana juga bakalan ada Raja dan Om Yuda." Perlahan Tio menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Unperfect PrincessUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum