Unperfect Princess

Empat

"Tau nggak? Ken sama Raja hampir berantem loh"

"Gila, si Ken mau ngerebut tuh cewek dari Raja!"

"Eh bukannya dia mayoret yang lama ya? Kenapa dah berhenti dari Marching?"

"Eh pelan-pelan dong ngomongnya, kedengeran Raja bisa mampus kita"

Cindy menghela nafasnya berat. Ia tidak bodoh untuk menyadari bahwa dirinya yang menjadi bahan perbincangan sejak tadi. Apalagi sekarang ia duduk dengan dua cowok yang juga barusan dibicarakan para siswi dari meja sebelah.

Hari ini Dini dan Kayla tidak menemaninya di kantin dengan alasan mau mengerjakan pr untuk pelajaran berikutnya. Meski Cindy tau kalau sebenarnya mereka hanya takut untuk makan bersama Raja. Sedangkan Ken, entah muncul darimana tiba-tiba cowok itu sudah meletakkan sepiring nasi goreng dan es teh manis di sebelahnya.

Lima detik berlalu dengan keheningan. Hanya terdengar suara piring dan sendok yang Ken gunakan untuk makan dengan lahap.

"Ngapain lo?" tanya Raja tidak suka dengan kehadiran Ken.

Ken yang asik menyuapkan nasi ke mulutnya pun terpaksa berhenti.

"Lo nggak bisa lihat?" Ken menunjuk sendok berisi nasi gorengnya.

"Lo bisa makan di tempat lain"

"Gue maunya disini, lo aja yang pindah" kata Ken santai seperti biasa.

Cindy hanya mengaduk nasi di depannya. Tidak peduli lagi dengan dua cowok di dekatnya. Sejak tadi ia terlalu fokus menguping siswa di sekelilingnya bergosip.

"Mau gue beliin minum?" tawar Ken sambil menyikut lengan Cindy.

"Udah beli" tolak Cindy, suara Ken membuatnya kehilangan fokus untuk mendengarkan perbincangan siswa di belakangnya.

"Es lo udah nggak dingin, gue beliin yang baru ya"

"Nggak usah"

"Gue yang bayar kok"

"Nggak perlu"

"Atau mau tambah nasi?"

Kali ini Cindy menoleh dengan kesal, membuat Ken terkekeh pelan. Seharusnya ia tidak perlu menjawab sejak pertanyaan pertama keluar dari mulut Ken. Cowok itu selalu berhasil membuatnya naik pitam.

"Pake ini aja" Ken memberikan earphonenya, "Biasanya lo selalu bawa biar nggak denger gosip, kan" lanjutnya.

"Nggak" sahut Cindy, sebenarnya ia terkejut karena Ken bisa menghafal kebiasaannya itu.

"Pasti lo kaget ya karena yang di depan lo itu nggak se-peka gue?" sindir Ken terang-terangan. Rahang Raja mulai mengeras, ia sedang berusaha menahan emosinya.

Tatapan Ken beralih pada Raja, "Eh, mau tau nggak fakta menarik tentang cowok lo ini?" tawarnya pada Cindy.

"Bangsat!" Raja langsung bangkit berdiri dan menarik kerah seragam Ken dengan kasar.