Dua Puluh Sembilan

395 81 45
                                    

Cindy bernapas lega karena hari ini papanya berangkat lebih pagi dari biasanya. Sehingga sekolah masih dalam keadaan yang agak sepi saat Cindy tiba di sana.

"Arka!" panggil Cindy ketika sebelumnya sempat menengok sebentar ke dalam kelas XI IPA 5.

Keuntungan yang kedua, ternyata Ken juga belum datang, jadi Cindy bisa menitipkan pemberian mamanya pada Arka.

"Ada apa?" tanya Arka menghampiri Cindy yang berdiri di ambang pintu kelasnya. Cukup bingung juga dia melihat gadis itu berada di sana.

"Gue mau minta tolong sesuatu." Sekali lagi Cindy melirik ke dalam kelas, memastikan bahwa tidak ada siswa lain yang mendengar percakapannya dengan Arka.

"Minta tolong apa?"

"Gue titip ini buat Ken ya," ucap Cindy seraya menyodorkan sekotak bolu yang dia bawa. "Dari nyokap gue, bukan dari gue ya." Buru-buru Cindy menambahkan.

Arka tak kunjung menyambut kotak yang Cindy serahkan. Cowok itu justru menatap Cindy dengan bingung. "Kenapa nggak lo kasih sendiri aja?" tanyanya.

Cindy melirik bangku Ken sekilas kemudian menoleh pada Arka lagi. "Kan, dia belum dateng."

"Udah kok, itu," sahut Arka sambil mengedikkan dagunya.

Demi apapun, Cindy langsung melotot kaget ketika mendengarnya. Dia langsung membalikkan badan dan melihat Ken yang tengah berjalan ke arahnya. Sayangnya, cowok itu tidak sendirian. Ada seorang gadis yang berjalan di sampingnya.

Tak lama kemudian dua orang itu berhenti tepat di depan Cindy.

"Hai, Cin." Suara lembut khas Shely terdengar ketika Cindy masih memandangi Ken dan Shely bergantian.

Sedangkan Ken hanya melirik kotak yang Cindy bawa, kemudian menatap gadis itu dengan penuh tanda tanya.

"Tumben pagi-pagi ada di sini. Ada apa?" Pertanyaan Shely membuat Cindy tersadar.

"Oh, iya, ini...." Cindy mendadak gelagapan sendiri.

Dia merasa tak enak hati kalau harus memberikan titipan mamanya kepada Ken di depan Shely. Tentu saja Cindy tidak mau membuat temannya salah paham.

Namun, di lain sisi Cindy juga tidak tahu harus beralasan apa lagi sampai dia melirik Arka yang ternyata masih berdiri di ambang pintu bersamanya.

"Ah, gue mau ngasih ini ke Arka," ucap Cindy kemudian menarik tangan Arka agar segera menerima pemberiannya.

Hal itu sontak mengundang tanda tanya besar bagi Ken dan Shely. Ken bahkan hampir melotot ketika dengan entengnya Arka memberikan tangannya untuk menerima pemberian Cindy. Dia iri setengah mati.

Arka membuka mulutnya tampak ingin protes, tapi dengan cepat Cindy menyela. Berharap Arka akan paham dengan kode yang dia berikan.

"Bagi-bagi ke temen-temen lo juga nggak apa-apa, hehe." Saking groginya Cindy sampai tidak sadar kalau dia menyengir begitu lebar, membuat Ken semakin salah paham. Karena sebelumnya tidak pernah ada cowok yang berhasil membuat Cindy tersenyum kecuali Raja.

Tolong ingatkan Ken betapa semalam dia ingin Cindy menemukan cowok yang bisa membahagiakannya. Namun, pagi ini hatinya langsung dilanda cemburu lantaran melihat Cindy begitu dekat dengan Arka, sahabatnya sendiri.

"Ya udah, gue balik ke kelas dulu ya," pamit Cindy masih dengan senyuman yang melekat di wajahnya.

Setelah Shely mengangguk dan tersenyum padanya, Cindy segera pergi. Sementara kedua mata Ken tak kunjung lepas memandangi punggung Cindy yang terus menjauh.

Unperfect PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang