Tiga

1.6K 497 402
                                    

"Mau nggak pacaran sama gue beneran?" suara Ken memecah keheningan.

Susah payah Cindy meraih sisa-sisa oksigen yang ada agar bisa bernafas dengan tenang, namun gagal. Dirinya terkejut luar biasa. Sementara seluruh siswa yang mengamati keduanya juga turut menahan nafas, menunggu jawaban dari si gadis yang mendadak bisu sejak tadi.

"Nggak!" tolak Cindy.

Dini dan Kayla melongo dengan jawaban Cindy. Sebagian siswa yang ada di sana juga menyayangkan sikap Cindy yang masih bisa ketus kepada Ken. Sebagian lagi malah bernafas lega karena Cindy menolaknya.

Bukannya menyerah, Ken justru tersenyum semakin lebar, "Kalo ini cara lo buat bikin gue naksir, selamat, lo berhasil bikin gue naksir berat sama lo"

Mata Cindy melebar masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Ken. Cowok dihadapannya benar-benar tidak bisa ditebak. Cindy sudah terang-terangan menolaknya, tapi kenapa dia jadi mendeklarasikan perasaannya dengan lebih semangat?

"Gila lo ya" umpat Cindy, ia tidak punya stock kesabaran lagi untuk menghadapi Ken. Cindy bangkit berdiri dari kursinya.

"Eh mau kemana? Makanan lo belum habis" cegah Kayla.

"Udah kenyang" Cindy menyahut lalu pergi meninggalkan kantin. Dini dan Kayla ingin mencegahnya namun gagal, Cindy sudah berlalu mengabaikan panggilan dari kedua sahabatnya yang juga ikut menyusul di belakangnya.

"Galak banget. Serem" ujar Arka. Ia heran kenapa Ken masih percaya diri meski telah ditolak.

"Udahlah, Ken. Dia cuma naksir sama Raja. Lo malu-maluin banget, padahal udah dicuekin" Gilang memandang temannya prihatin.

"Justru itu kan tantangannya?" Ken menoleh pada kedua sahabatnya.

"Hah?" Arka dan Gilang mengernyit bingung.

"Sesuatu yang sulit buat didapetin, juga nggak akan mudah hilangnya" lanjut Ken tanpa ragu sedikit pun.

**

Cindy sudah mengira kalau gosip tentang dirinya dan Ken pasti akan menyebar ke seluruh penjuru sekolah. Jadi, pagi ini Cindy mengantisipasinya dengan memasang earphone di kedua telinganya.

Jam dinding sekolah masih menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit, tapi koridor kelas IPS sudah tampak lebih ramai dari biasanya. Cindy sampai harus mengucap permisi berkali-kali pada beberapa siswa yang berada di depannya. Sudah susah payah dirinya untuk tiba di kelas, ternyata orang yang paling tidak ingin ia temui malah berdiri tepat di sebelah pintu kelasnya.

Bisa ditebak kalau Ken adalah tersangka utama yang membuat koridor IPS mendadak jadi ramai. Kapan lagi ada siswa ganteng dari kelas IPA mejeng di koridor kelas IPS. Ken tersenyum melihat kedatangan Cindy meski wajah gadis yang berjalan ke arahnya terlihat tidak bersahabat. Ken menggeser badannya agar menghalau langkah Cindy. Buru-buru Cindy melangkah mundur, hampir saja hidungnya menabrak kancing seragam Ken.

"Apa?" Cindy menurunkan earphonenya dengan gusar. Ia sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Biarkan dia bermuka tebal hari ini. Dia akan menuntaskan masalahnya dengan Ken sekarang.

Ken mempersiapkan dirinya. Kali ini dia harus berhasil menarik empati dari Cindy. Ken menghembuskan nafasnya pelan, lalu mulai membuka suara.

"Gue kesini buat mau minta maaf sama lo soal kejadian kemarin di kantin" jelas Ken dengan raut semenyesal mungkin.

"Dan kemarin lusa di perpus" imbuhnya hampir lupa.

Cindy tertegun sejenak melihat Ken yang merasa bersalah di hadapannya. Ia terkejut ternyata Ken telah menyesali perbuatannya. Jadi bagi Cindy, memaafkan adalah pilihan terbaiknya sekarang.

Unperfect PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang