Dua Puluh Empat

488 124 79
                                    

Raja menghembuskan napasnya keras-keras dan menatap Cindy penuh arti. Baru kali ini dia mendapati gadis itu tidak berpihak kepadanya. Raja ingin marah, dadanya sudah sesak ingin meluapkan emosinya. Namun, di sisi lain, dia tidak mau hubungannya dengan Cindy menjadi rusak hanya gara-gara seorang cowok bernama Ken.

Sedangkan Cindy, meski sedang ditatap dengan dingin oleh Raja, tapi dia sama sekali tak gentar. Cindy balas menatap kedua mata runcing milik Raja dengan lekat. Berharap hal itu bisa membuat Raja sedikit melunak.

"Ada yang pengen gue ceritain ke lo, tapi nggak di sini," ucap Raja setelah cukup lama bergeming. "Abis pembinaan olimpiade, ikut gue ya ke suatu tempat."

***

Usai bicara dengan Raja, Cindy segera menyusul kedua sahabatnya ke kantin. Sedangkan Raja kembali ke kelasnya sendiri.

Di kantin, rupanya Dini dan Kayla duduk bersama tiga serangkai yang akhir-akhir ini memang semakin akrab dengan dua sahabatnya itu. Siapa lagi kalau bukan Ken, Arka dan Gilang.

Oh, ada Shely juga ternyata di sana. Gadis anggun itu tampaknya juga semakin lengket saja pada Ken. Obrolan mereka berdua tampaknya seru. Sesekali Shely memukul lengan Ken lalu cowok itu tertawa terbahak-bahak.

Dan entah kenapa, sekarang Cindy kehilangan moodnya.

"Eh, Tuan Putri dari mana aja?" Ken yang pertama kali menyadari kedatangan Cindy. Cowok itu tersenyum lebar, tapi tidak selebar tawa ketika dia bercanda dengan Shely tadi.

Semua penghuni meja tersebut segera menoleh ke arah Cindy yang berjalan mendekati mereka.

"Akhirnya dateng juga. Ini gue udah pesenin soto, katanya tadi lo pengen soto," ucap Dini sambil menunjuk semangkuk soto yang masih penuh.

"Sini, Cin. Duduk sini." Kayla menggeser bokongnya agar kursi kayu panjang yang dia duduki, muat untuk empat orang. Dini dan Arka yang kebetulan duduk dengan Kayla pun melakukan hal yang sama.

Namun, nyatanya setelah bergeser dan berdempet-dempetan, tetap tidak ada ruang yang cukup untuk Cindy duduk. Sepertinya semesta sedang tidak merestui keinginan Cindy untuk duduk di sana.

"Ka, lo ambil kursi aja deh," suruh Kayla pada Arka yang duduk di paling ujung.

Sebelum Arka bangkit dari duduknya, Cindy sudah angkat suara.

"Gue makan di kelas aja," ujarnya sambil mengambil nampan dan meletakkan sotonya di atas benda itu.

"Loh, kok di kelas?" protes Ken.

"Terus gue mau makan di mana? Di atas meja ini?" balas Cindy nyalang. Menjadikan Ken sebagai sasaran kemarahan yang entah darimana datangnya.

"Ya, nggak gitu juga," kata Ken. "Bentar, gue ambilin kursi dulu."

Cindy tidak menghiraukan apa yang Ken katakan. Gadis itu tetap mengangkat nampan dan berbalik menuju pintu kantin.

Mengetahui hal itu, Ken langsung mengubah haluan dan segera mengejar Cindy. Dengan mudahnya Ken meraih lengan gadis itu, tapi akibatnya, kuah soto yang ada di dalam mangkuk Cindy malah terguncang dan sedikit tumpah.

"Eh, maaf, maaf," sesal Ken. Padahal tak ada tumpahan kuah soto yang mengenai seragam Cindy. Namun, dia tetap meminta maaf.

Unperfect PrincessWhere stories live. Discover now