Sembilan

878 294 204
                                    

Kabar seputar hasil seleksi olimpiade menyebar dengan cepat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kabar seputar hasil seleksi olimpiade menyebar dengan cepat. Seharian ini, banyak orang yang memuji kecerdasan Ken.

Semua warga sekolah juga tau kalau siswa yang tergabung dalam tim Astronomi memang bukan siswa sepele. Anggotanya adalah siswa peringkat tiga besar paralel dari kelas sepuluh dan sebelas IPA, ditambah Ken yang baru bergabung seminggu yang lalu. Dan sekarang, Ken menunjukkan kalau dia berhasil mengalahkan semuanya.

"Ken bener-bener cowok paling sempurna yang pernah gue temuin," puji Dini. Sementara cowok yang dia puji, berada di meja seberang. Cengar-cengir sambil mengobrol dengan dua sahabatnya.

"Pasti seru banget kalau ada cowok sepinter Ken yang naksir sama gue. Asli nggak bakal kehabisan topik kalo lagi ngobrol." Sekarang Kayla malah merembet ke topik yang membuat Cindy geleng-geleng kepala.

"Pacaran sana sama dia. Biar lo puas ngobrol dari pagi sampai pagi," sahut Cindy.

"Kok jadi marah sih?" tanya Dini heran.

"Gue nggak marah," kilah Cindy, "cuma nggak habis pikir aja, kok kalian suka sama cowok tampang playboy gitu."

"Tampangnya aja yang mirip playboy, nggak ada yang tahu kan gimana isi hatinya," kata Kayla.

"Iya, mana tahu di hatinya ternyata cuma ada elo."

Ketiga gadis itu kompak menoleh ke sumber suara di sebelah mereka. Entah sejak kapan Ken dan kedua sahabatnya menyeret meja mereka agar berdempetan dengan meja Cindy. Padahal, Cindy sengaja memilih duduk di meja kecil itu agar Ken tidak bisa bergabung.

Ken yang baru selesai bersuara lalu tersenyum cerah pada Cindy, memamerkan lesung pipi yang tidak pernah gagal membuat wajahnya semakin sedap dipandang mata.

"Ken."

Muncul suara baru yang lembut dari balik punggung Cindy.

"Makasih ya, buat yang kemarin. Berkat lo gue jadi lolos."

Itu suara Shely. Dia membawa sebotol minuman untuk Ken.

"Selamat ya. Lain kali nggak usah repot-repot begini. Gue seneng kok bisa bantu elo," sahut Ken sambil menerima pemberian Shely.

"Balik yuk," ajak Cindy pada kedua sahabatnya.

"Istirahat masih lama kali. Santai aja," sahut Kayla.

Tapi Cindy tetaplah Cindy. Dia tetap bangkit dan berjalan keluar dari kantin sendirian.

***

Sore hari ini disambut dengan awan gelap dan angin yang dingin, pertanda musim hujan semakin dekat. Cindy duduk di kursi panjang yang bersebelahan dengan halte. Kursi itu memang dibuat untuk siswa yang menunggu jemputan.

Beberapa kali Cindy mengecek ponselnya, berharap ada balasan dari Raja setelah dia mengirim chat. Tapi sampai baterai ponselnya melemah pun tetap tak ada balasan dari cowok itu.

Unperfect PrincessWhere stories live. Discover now