Empat Belas

656 179 225
                                    

Cindy berada tepat di depan kelas XI IPA 5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cindy berada tepat di depan kelas XI IPA 5. Daun pintu yang masih tertutup rapat seolah mengejeknya yang sudah lima menit berdiri di sana, tapi tidak berani masuk karena malu.

Cindy tidak mau melukai harga dirinya dengan memberikan titipan sang mama kepada Ken secara langsung. Teman-teman Ken pasti akan menggodanya habis-habisan. Jadi, Cindy berniat untuk menitipkannya saja pada siapa pun yang akan masuk ke kelas itu.

"Lo ngapain, Cin?" Cindy menoleh dan mendapati salah satu teman dari klub marchingnya dulu, Aliya namanya.

Aliya memandang Cindy dengan heran. Pandangannya bergerak menurun dan terhenti saat melihat kotak yang dibawa Cindy dengan kedua tangannya.

"Ini, gue mau...."

"Mau nyari Ken ya?" tebak Aliya sambil tersenyum penuh arti.

"Kenapa nggak langsung masuk aja?" tanyanya sambil mendorong pintu kelas agar terbuka lebar.

Cindy mulai panik. "Eh, bukan, Al."

"PANGERAN KEN, DICARIIN TUAN PUTRI NIH!"

Terlambat, Aliya sudah berteriak nyaring. Saking nyaringnya, sampai seisi kelas langsung memusatkan perhatian pada Cindy yang masih mematung di ambang pintu.

Ken yang tadinya sedang mengintip isi kolong meja, langsung bangkit berdiri. Tampaknya cukup terkejut mendengar ada yang meneriaki namanya seperti tadi.

Cindy menoleh pada Aliya yang terlihat bangga dengan aksinya.

"Al, padahal tadi gue mau nitip doang ke lo," gerutu Cindy pelan.

"Udah, kasih aja sendiri," pungkas Aliya santai sambil mendorong-dorong Cindy hingga mendekat pada Ken.

Tatapan seisi kelas masih berfokus pada Cindy, mengikuti setiap langkahnya yang tersendat-sendat akibat masih berdebat dengan Aliya. Tidak terasa akhirnya Cindy sampai juga di hadapan Ken.

Ken menatap Cindy dengan bingung, sedangkan Cindy susah payah berusaha untuk terlihat biasa saja.

Sekilas Cindy melihat meja Ken yang penuh dengan cokelat dan kue dari berbagai merek terkenal, juga beberapa kertas berbentuk hati yang entah milik siapa. Tapi dia mengabaikannya.

"Nih, kue bolu buat lo." Tanpa perlu basa-basi, Cindy langsung mengulurkan kotak yang dibawanya.

"Makasih ya," ucap Ken menerimanya dengan wajah berseri-seri.

"Cieeeee." Seisi kelas langsung ricuh, menggoda mereka berdua.

Cindy berdeham, tidak mau harga dirinya habis di sana, akhirnya dia berkilah, "Bukan dari gue. Itu titipan dari orang yang kemarin bilang lo baik banget. Sebagai tanda terima kasih katanya."

Seluruh warga XI IPA 5 yang tadi menggodanya langsung menampilkan raut kecewa, mengetahui kalau ternyata Cindy hanya menjadi perantara saja.

Ken mengangguk-angguk, tapi wajahnya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kecewa.

Unperfect PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang