Reagan bertemu dengan Lydia di sebuah konferensi bisnis yang diadakan di Jenewa, Swiss, sembilan tahun silam.Pria itu diundang sebagai pembicara dalam forum tersebut, sementara Lydia sebagai pers. Perkenalan mereka di acara tersebut ternyata berlanjut dengan janji makan malam. Reagan tertarik secara fisik pada Lydia yang jangkung, cantik, berkaki jenjang, berdarah separuh Inggris, separuh Spanyol.
Yang paling Reagan sukai dari perempuan itu adalah tatapan matanya yang hangat dan mengundang. Satu janji makan malam berakhir di tempat tidur pada kali ketiga pertemuan mereka.
Begitu forum di Swiss itu berakhir, mereka tak saling menjanjikan apapun. Lydia paham betul, yang mereka berdua miliki adalah sebatas ketertarikan fisik semata, pun dengan Reagan. Saat itu tak ada masa depan.
Meskipun sedikit banyak, Reagan berharap akan bertemu kembali dengan Lydia pada suatu kesempatan. Perempuan yang punya tipe kecantikan yang sangat berbeda dari tipe- tipe yang biasa dikencani Reagan.
Lydia punya keberanian yang tak dimiliki oleh perempuan-perempuan lain. Adrenalin pria itu selalu ikut terpacu apabila Lydia menceritakan tentang situasi di medan perang yang harus ia liput. Perempuan itu pernah terjebak di tengah-tengah pasukan musuh, berpapasan dengan gerilyawan, tersesat di sekitar pegunungan khyber, di antara Afganistan dan Pakistan.
Bersama Lydia, Reagan merasa lebih hidup. Lebih bersemangat. Ide-idenya tentang bisnis mulai bermunculan dan membuatnya dengan cepat naik ke posisi tertinggi di perusahaan tempatnya bekerja saat itu.
Setahun kemudian, harapan Reagan terkabul. Ia kembali dipertemukan dengan Lydia lewat sebuah forum internasional di Jerman. Saat itu ia begitu bersemangat ketika melihat perempuan itu berdiri di depan pintu kamar hotelnya.
Dengan tubuh ramping berotot, rambut panjang kecokelatan yang berombak, layaknya Miss Universe yang berasal dari Venezuela, senyum menggoda, dan tatapan yang mengundang. Reagan langsung menarik tubuh itu, dan membawanya masuk, mendekapnya. Setelah menuntaskan rindu, mereka memutuskan untuk pergi makan malam di restoran hotel guna merayakan pertemuan kembali itu.
Namun kali itu, selepas makan malam, keduanya tak berakhir di ranjang seperti setahun sebelumnya. Karena Lydia keburu melemparkan bom. "Kamu punya anak."
Tentu saja Reagan kaget bukan main. "Anak?"
Lydia mengangguk tenang. "Aku baru saja melahirkan dua bulan yang lalu. Seorang anak laki- laki. Dia mirip sepertimu." Ucap perempuan itu tentang.
"Tapi... Bagaimana bisa? Kita sudah setahun berpisah. Dan aku selalu memakai pengaman. Kamu yakin kalau bayi itu milikku? Bisa saja ..."
"Kamu boleh saja menyangkal sekuat tenaga. Kamu boleh mengerahkan selusin pengacara, tapi Tuhan tahu, dia putramu."
Setelahnya, Reagan terbang ke rumah Lydia di Michigan. Meskipun ia tak ingin percaya pada kata- kata perempuan itu, namun seperti ada yang mengganjal di hati kecilnya begitu ia melihat wajah bayi berambut ikal tersebut.
Putranya yang waktu itu belum genap empat bulan adalah bayi tampan yang tak berhenti menangis. Dibesarkan di sebuah flat tua panas oleh seorang perempuan Hispanic yang terus menggeruru dan menggeram.
Pengacara Reagan segera diminta untuk mengurus tes DNA.
Tapi siapa pun yang mempunyai mata juga tahu persis, bahwa Keegan sangat mirip dengan Reagan. Terutama bibir, rambut, kulit, karena Lydia agak sedikit berkulit agak gelap sementara kulit Kee sangat pucat. Matanya adalah milik Lydia. Warnanya hazel, sementara mata Reagan biru. Seperti langit musim dingin.
Hasil tes keluar. Dan kertas itu mengatakan bahwa Keegan Theodore Aldrich memang benar putra dari Reagan Maximilian Aldrich.
Mendapati fakta tersebut, Reagan tentu saja tidak siap. Terlebih, saat itu ternyata Lydia sudah punya seorang kekasih yang berprofesi sebagai dosen Biologi kelautan dari Miami.

BINABASA MO ANG
Miss Secretary
ChickLitMenjadi sekretaris seorang Reagan Maximillian Aldrich bukan sesuatu yang mudah. Pria itu kadang nggak berbicara dan membuat Sisilia Renata susah menerjemahkan apa maksudnya. Bagi Reagan Maximillian Aldrich, kebutuhannya sudah terpenuhi dengan adany...