"Saya menugaskan kamu untuk mendampingi cucu saya," ucap Arthalia Sandjaja dengan intonasi tegas. Hari ini adalah pertama kalinya Sisil masuk ke Ratu Ayu.
"Cucu saya, Marika, memang tidak ada minat di bidang yang saya tekuni. Marika lebih memilih untuk menggeluti fashion," tutur perempuan berusia pertengahan delapan puluhan tersebut. Sisil mengangguk saja. Menyimak dengan khidmat apa pun yang keluar dari mulut atasan barunya itu.
"Mungkin kamu akan sedikit kesulitan. Biasanya akrab dengan tetek bengek tentang bisnis. Sekarang harus terbiasa dengan istilah-istilah fashion. Tapi saya memang membutuhkan seseorang yang bisa membantu saya untuk mengawasi Marika. Sebab saya ini kok kuatir," Bu Arthalia berhenti sejenak. Sisil melihat kegundahan tersirat di wajahnya yang masih tampak ayu tersebut.
Ada kerutan-kerutan wajar tersebar di wajahnya. Namun bagi Sisil, hal itu sama sekali tidak mengurangi kecantikan perempuan tersebut. Malah membuatnya tampak semakin elegan. "Umur Marika itu sudah 33 tahun. Tapi belum pernah sekalipun dia tertarik untuk membawa seorang calon suami."
"Mungkin Mbak Marika ingin mendapatkan yang terbaik, Bu. " Jawab Sisil sopan.
Dia sebenarnya asal ngomong saja sih. Karena dia juga belum bertemu dengan Marika Sandjaja. Perempuan itu pun mengangguk-angguk. "Ayo diminum tehnya, Sil. Nanti Koko akan antar kamu ke butiknya Marika di Kemang."
***
Begitu turun dari mobil, Sisil langsung menyipitkan matanya. Silau oleh serangan matahari yang mendadak masuk ke matanya. Dia lupa membawa kacamata hitam.
Butik milik Marika bernama Mark's Collection. Dengan desain bergaya industrial. Koleksi pakaiannya diperuntukkan bagi lelaki berusia 24 tahun ke atas. Sisil agak kaget ketika melihat bahwa butik itu diperuntukkan hanya bagi kaum Adam. Karena sebenarnya, ekspektasi Sisil, ketika seorang perempuan membuka sebuah butik, biasanya adalah untuk kaumnya sendiri.
Sisil kemudian memutuskan untuk segera melangkah ke dalam butik yang didominasi warna abu-abu besi dan cokelat tersebut. Seorang perempuan berpakaian rapi menyambutnya dengan senyum artifisial. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Mona.
Perempuan itu langsung mengantarkan Sisil ke lantai tiga, tempat kantor Marika berada. Selanjutnya, Sisil nggak merasa kaget, ketika akhirnya dirinya bertatap muka dengan sosok Marika yang ternyata adalah seorang perempuan berambut biru navy, berpotongan pixie dengan wajah mirip Laura Basuki. Tapi Marika punya rahang yang lebih tegas dan tajam, mempertegas kesan maskulinitasnya ketimbang sisi femininnya.
Dia hanya melirik sekilas ke arah Sisil. Sebelum kembali menekuni tabletnya. Membuat Sisil mati gaya. Bagaimana memulai percakapan dengan jenis orang seperti ini. Sisil mengamati gerak-gerik Marika yang serbamaskulin. Bahkan gaya merokoknya pun tak ubahnya seperti Abang-abang yang kerap Sisil jumpai di warteg - warteg. Sangat luwes.
Untuk sesaat lamanya, Sisil dikuasai kebingungan. Dia mau balik kanan dan membatalkan pekerjaan ini. Karena mendapati bahwa gerak-gerik bosnya mirip serial killer.
Sisil hanya mampu menelan ludahnya. Sekarang dirinya diabaikan. Oke. Ini bukan masalah besar. Bukankah sejak dulu dirinya sudah terbiasa diperlakukan begitu?
Mengingat hal itu, pikiran Sisil kembali melayang pada sosok yang diam - diam mulai dirindukannya.
Sebenarnya, Reagan cukup menyenangkan, sewaktu mereka bersama-sama terakhir kalinya. Tepatnya sebelum Reagan ngambek dan mulai mulai menuntut Sisil dengan banyak pertanyaan.
Saat itu, Sisil memang berpikir untuk kembali ke Semarang dan berniat mencari pekerjaan di daerah kelahirannya. Dia merasa Jakarta terlalu kejam untuk seorang pengangguran. Apalagi dia perempuan. Mengingat pertemuan isengnya dengan Theo kemarin. Semua orang yang seperti Theo, mungkin berpikir bahwa Sisil hanya mengandalkan wajah dan tubuhnya untuk bertahan hidup.

YOU ARE READING
Miss Secretary
ChickLitMenjadi sekretaris seorang Reagan Maximillian Aldrich bukan sesuatu yang mudah. Pria itu kadang nggak berbicara dan membuat Sisilia Renata susah menerjemahkan apa maksudnya. Bagi Reagan Maximillian Aldrich, kebutuhannya sudah terpenuhi dengan adany...