Reagan tidak menyangka, bahwa penawaran yang ia ajukan pada Sisil, berakhir dengan rasa panas di pipi yang hingga kini rasanya masih menggigit.
Berdiri di depan kaca mengawasi pemandangan kota, ia tercenung. Ia pikir Sisil akan dengan mudah menyetujui usulnya. Reagan tak hanya menawarkan sejumlah besar uang, melainkan juga satu unit apartemen di tower yang sama tempat dia tinggal. Tapi semakin lama wajah Sisil tampak semakin geram.
"Jadi Bapak meminta saya buat jadi istri kontrak Bapak?"
"Seperti yang barusan kamu dengar. Dengan beberapa benefit tentunya. Kita akan menikah selama tiga tahun. Kamu bisa mengurus Kee, tinggal di apartemen saya. Dan karena saya sudah menikahi kamu, tentu saja sesekali saya akan mengunjungi kamu..."
Tanpa banyak bicara mata Sisil menyipit, ia bangkit lalu menggampar pipi Reagan dengan cukup keras. Entah dari mana perempuan itu mendapatkan kekuatannya.
Anehnya, Reagan sama sekali tak merasa sakit hati sama sekali. Justru muncul perasaan baru dalam hatinya. Perasaan yang membuatnya tak berhenti memikirkan perempuan itu.
***
"Jadi lo ngegampar bos lo yang seksi itu?" Pretty melongo nggak percaya.
Ia menatap Sisil, seolah- olah sahabatnya itu berasal dari dunia lain. "Kok lo gitu sih, ngeliatin gue nya?" Sisil mengernyit kesal ke arah Pretty yang duduk di depannya, lalu stoples berisi keripik singkong yang berada dalam pelukan sahabatnya itu. "Biasa aja kali. Ngomong-ngomong, itu punya gue kan?"
Pertanyaan mendadak itu membuat Pretty gelagapan. "Yaelah, bagi dikit. Gue gabut nggak ada cemilan di kamar."
Sisil mendengus. Tapi ia membiarkan saja stoples keripiknya dikuasai oleh Pretty. "Trus, trus, besok lo gimana dong?"
"Nggak tahu," Sisil menggeleng. Tatapannya menerawang. "Barangkali mau resign aja gue. "
"Lo yakin? Di Semarang memang LO mau kerja apa, Nyet?"
Sisil menoleh dengan wajah dilipat. Merasa nggak terima kampung halamannya dihina-hina begitu. "Jangan sembarangan! Di Semarang sudah banyak perusahaan gede tahu!"
"Tapi yang gajinya sampai belasan juta kayak elo, yang dapat mobil dinas Audi, memang ada?" lagi-lagi Pretty menunggu jawaban Sisil sambil nggak berhenti menjejalkan keripik ke mulutnya.
"Biaya kuliah adik lo?"
"Tauk ah! Gelap!"
Pretty menggeleng iba.
"Kenapa sih lo kok dari tadi kesannya mojokin gue gitu,"
"Ya habis, orang waras mana pun nggak akan ada yang sanggup menggampar bos yang setampan itu!" tatapan Pretty menerawang penuh kekaguman. "Bos seganteng Thor gitu looh! Dewa Petir! Yang bisa menyambar hati banyak wanita!" Pretty mendongakkan wajah dengan kedua tangan merentang. Cih, memangnya lagi main teater apa.
Secara langsung, Pretty belum pernah ketemu sama Reagan, hanya saja, sewaktu wajah bos Sisil masuk rubrik Behind The Success dalam majalah Business Editorials, beberapa bulan lalu, sahabat sekaligus tetangga kos Sisil itu sudah menobatkan Reagan sebagai cowok paling ganteng versi dunia nyata. Versi dunia maya dimenangkan oleh Lee Junho.
"Sumpah deh, Sil. Gue mau kalau diajak tukar posisi sama lo. Bos lo tuh mirip banget sama Chris Hemsworth! Coba deh lo liat matanya, nih! Duh, biru banget! Dalem banget! Siapa yang sanggup nolak coba!"
Padahal kemarin Pretty bilang supaya Sisil resign saja. Sekarang kenapa dia cepat sekali berubah pikiran? Dasar plin-plan.
"Lo tuh mahluk paling nggak konsisten yang pernah gue kenal. Katanya, lo kemarin mendukung gue buat resign. Sekarang lo belain tuh si Chris Hemsworth jadi- jadian!"

YOU ARE READING
Miss Secretary
ChickLitMenjadi sekretaris seorang Reagan Maximillian Aldrich bukan sesuatu yang mudah. Pria itu kadang nggak berbicara dan membuat Sisilia Renata susah menerjemahkan apa maksudnya. Bagi Reagan Maximillian Aldrich, kebutuhannya sudah terpenuhi dengan adany...