Akhirnya, Reagan dan Sisil menikah setahun kemudian. Selain karena tahun itu Bu Widya dan Pak Seno yang menikah, Mama Sisil juga bersikeras agar Sisil dan Reagan menikah setelah anak itu lahir.
Reagan yang setahun memendam kesengsaraan karena selain harus menunda pernikahan, Sisil diwajibkan tinggal di Semarang. Sebulan dua kali Reagan berkunjung ke rumah Sisil. Tidak hanya itu, Reagan juga membelikan Sisil apartemen di Tembalang, dekat dengan kampus Tara, jadi gadis itu bisa sekalian menjaga sang kakak.
Kian hari, kondisi Reagan kian mengenaskan. Dia harus bisa menahan rindunya. Namun dia bisa agak lama tinggal di Semarang ketika Sisil melahirkan bayi perempuan cantik dan bermata biru. Sebiru langit Eropa. Mirip sekali seperti ayahnya.
Adalah Kee yang heboh merengek pada sang Daddy supaya bisa melihat adik bayinya. Sehari 27 kali bocah itu meneror ayahnya dengan telepon-telepon minta supaya diizinkan untuk ke Semarang ditemani oleh uncle Carrick.
Begitu mendapatkan persetujuan, Kee langsung ribut meminta pamannya itu untuk mengantarnya membeli kado bagi adik bayinya yang baru lahir.
Selagi menunggu untuk menikahi Sisil, dibantu Rifat, Reagan belajar mendalami agama yang sama dengan Sisil.
Berada jauh dari perempuan yang dicintainya bersama dengan si bayi yang diberi nama Keara Renata Aldrich, membuat Reagan semakin menggila. Rasa rindunya tak terbendung lagi, sehingga pernah dirinya nekat mengambil cuti selama dua minggu untuk menunggui si bayi.
**
Lima bulan setelah si bayi lahir, akhirnya Reagan sah menikahi Sisil. Pesta pernikahan itu diadakan dengan megah di hotel berbintang lima di kawasan Dharmawangsa. Reagan juga mengangkut seluruh keluarga Sisil dari Semarang menggunakan pesawat.
Sementara Kee sendiri sudah tidak begitu menggerecoki Sisil, begitu tahu dia punya adik perempuan yang sangat cantik. Bocah lelaki yang sekarang sudah berusia delapan itu sekarang berperan sebagai kakak yang protektif.
Selain itu, Kee juga hobi sekali membacakan buku untuk sang adik. Ia menginginkan agar Keara menjadi anak yang cerdas seperti dirinya. Seperti yang terjadi malam itu.
Setelah pernikahan, Reagan yang jauh-jauh hari sudah membeli rumah di kawasan Kebayoran Baru, mengajak serta Kee untuk tinggal bersama dirinya dan Sisil.
Sementara Mami dan Daddynya bercengkerama di ruang tengah, Kee bersikeras untuk menjaga Keara. Kee membacakan buku karya Anna Sewel yang berjudul Black Beauty.
Sementara Kee membaca dengan penuh penghayatan, mata biru Keara mengamatinya dengan berbinar-binar. Kaki dan tangannya tidak berhenti bergerak. Di akhir cerita, Kee berbisik pada sang adik.
"Keara, kamu harus jadi anak pintar. Sama seperti Daddy kita. Asal kamu tahu, kalau aku sangat kagum sekali pada Daddy. Kamu juga kan, Kee. Daddy itu Optimus Prime buatku, Kee. Kalau Daddy tidak pintar, dia tidak akan memimpin perusahaan besar. Karena itu, Daddy bisa belikan aku buku- buku bagus!"
Sementara Keara hanya membalas dengan celotehan khas bayi dan mulut yang bau susu.
Di ambang pintu, Suster Dina, nanny yang dipekerjakan oleh Reagan mengangguk ke arah Reagan dan Sisil. Sisil menatap suaminya penuh haru. "He's loves you," ujarnya lirih.
Dan Reagan tidak sanggup lagi berkata-kata. Dia tidak menyangka bahwa pada suatu masa dirinya bisa merasakan apa itu cinta. Yaitu ketika dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang ia cintai pula.
***************Tamat************

YOU ARE READING
Miss Secretary
ChickLitMenjadi sekretaris seorang Reagan Maximillian Aldrich bukan sesuatu yang mudah. Pria itu kadang nggak berbicara dan membuat Sisilia Renata susah menerjemahkan apa maksudnya. Bagi Reagan Maximillian Aldrich, kebutuhannya sudah terpenuhi dengan adany...