Tanpa pamit, Reagan melenggang begitu saja dari kamar Kee. Bocah itu sendiri sedang terlelap setelah makan sore. Sisil berhasil membujuknya untuk makan, setelah rentetan drama yang menggelikan tadi.
Selagi Sisil berada di kamar mandi, Reagan melipir keluar. Berada satu ruangan dengan gadis itu membuat jantung Reagan nggak berhenti konser.
Selama ini Reagan adalah tipikal pria yang praktis sekaligus pragmatis. Memulai hubungan dengan seseorang berdasarkan ketertarikan fisik semata. Tanpa ikatan mendalam, tanpa banyak pertimbangan, sehingga ketika hubungan itu harus diakhiri, nggak akan ada hati yang tersakiti. Keputusan untuk berpisah diambil oleh kedua pihak dengan sukarela. Tanpa paksaan. Bagi Reagan, hubungan yang seperti itu adalah yang paling masuk akal.
Naksir perempuan dengan gaya slow motion begini bukan seperti Reagan yang biasa. Biasanya kalau targetnya nggak menunjukkan minat, Reagan nggak akan memaksa. Dia akan berhenti mengejar. Tapi dengan Sisil ini berbeda. Semakin ditolak, pria itu bertambah penasaran. Demi menuruti rasa penasarannya, Reagan sampai nggak sadar kalau hampir setengah hari ini pria itu betah menunggui Kee.
Padahal biasanya segala sesuatunya tentang anak itu sudah dia pasrahkan pada ibu tirinya. Tugas Reagan hanyalah mengecek dan memastikan bahwa Kee masih hidup.
Dia bukannya nggak menyukai sang anak. Malah sebaliknya, terkadang Kee membuatnya begitu terkagum-kagum. Dalam beberapa hal, mereka memiliki kemiripan. Selain soal fisik tentu saja. Reagan merasa bahwa sikap kritis dan penuntut bocah itu adalah cetak biru dirinya.
Sayangnya, Reagan nggak tahu bagaimana seharusnya bersikap pada putranya tersebut. Sejak awal, Reagan sulit menerima kenyataan bahwa dirinya memiliki seorang anak. Buah dari perbuatannya dengan Lydia. Meski dia yakin bahwa dirinya selalu menggunakan protection. Dia sempat menyangkal, namun tes DNA membuktikan segalanya. Keegan memang putranya. Plus segala sifat yang dimiliki oleh bocah itu menjadi bukti yang nggak terbantahkan.
Reagan akhirnya berhenti di kantin rumah sakit. Tempat itu begitu meriah. Seperti nggak pernah mengenal duka. Dengan aneka menu makanan mulai dari yang standar, hingga yang berkelas restoran bintang lima.
Reagan mendatangi stand penjual roti . Dia meminta untuk dibungkuskan sekotak roti isi ayam dan isi cokelat. Lalu memesan dua cangkir kopi. Sekarang dia terdengar seperti seorang kekasih yang sangat perhatian. Rasanya Reagan ingin mentertawakan dirinya sendiri.
***
Sisil celingukan mencari Reagan. Setelah nggak menemukan sosok itu di mana pun di dalam kamar rawat inap yang ditempati Kee, gadis itu mendengus. "Buat apa sih itu orang pakai bikin anak segala!" gerutunya seorang diri. "Kalau akhirnya harus ngerepotin orang lain begini?"
Sisil kemudian menempatkan bokongnya di atas sofa. Meraih remot kontrol dan mencari-cari saluran televisi yang menarik untuk ditonton. Layanan kamar di rumah sakit ini mirip dengan di hotel berbintang. Mereka bahkan punya HBO dan Netflix di sini. Gila nggak tuh?
Baru saja Sisil menemukan film lawas Indonesia yang berjudul Gie. Film historikal yang menceritakan tentang seorang lelaki Indonesia keturunan Tionghoa, berlatar belakang peristiwa politik bersejarah di Indonesia pada tahun 1960an. Dibintangi oleh Nicholas Saputra, Thomas Nawilis, Wulan Guritno, Sita Nursanti, itu cukup membius Sisil, sehingga dia nggak sadar kalau ada orang lain yang masuk.
Aroma kopi yang menyeruak nggak mampu mengalihkan atensi Sisil dari film yang sedang memperlihatkan adegan Gie dikejar-kejar aparat. Pemuda yang dikenal sebagai seorang aktivis tersebut langsung bersembunyi di kos Wulan Guritno. Ketika aparat berseragam merangsek masuk untuk memeriksa tempat itu, Wulan dengan nekat mencium bibir Gie.
Saking hebohnya adegan tersebut, membuat Sisil nggak menyadari bahwa bobot sofa tiga dudukan itu sekarang sudah bertambah. Reagan rupanya ikut bergabung. Dia ikut menonton ciuman Nicholas Saputra dengan Wulan Guritno, sementara di sampingnya, Sisil sudah mendesah dengan wajah bersemu merah. Dua tangannya bersatu di dada.

YOU ARE READING
Miss Secretary
ChickLitMenjadi sekretaris seorang Reagan Maximillian Aldrich bukan sesuatu yang mudah. Pria itu kadang nggak berbicara dan membuat Sisilia Renata susah menerjemahkan apa maksudnya. Bagi Reagan Maximillian Aldrich, kebutuhannya sudah terpenuhi dengan adany...