39

3.2K 202 4
                                    

"mau jadi pacarku?"

Gracia terdiam mendengar ucapan yang keluar dari bibir Shani.

Benar tebakan nya tadi soal kemana arah pembicaraan Shani.
"kak"panggil Gracia lirih

"iyaaa"

"kamu sadar sama ucapan kamu itu?"

"sadar"ucap Shani to the point

"kamu tau kita ga bisa bersama dalam segala hal?"ucap Gracia

"tau"

"lalu kenapa?"

"ge aku hanya ingin mencoba untuk bersama kamu walaupun ngga buat selamanya, paling ngga aku udah pernah milikin kamu walaupun untuk sementara"

Sejujurnya Shani sudah menduga ini akan terjadi.

"aku kira kamu cuma mau temenan aja sama kamu, aku kira kamu benar-benar anggap aku teman kamu kak"

"temen mana yang yang mau antar jemput tiap hari ge teman mana yang ngasih perhatian nya sampai sebegitu nya bukan aku ga ikhlas cuma aku lagi bicara soal fakta"ucap Shani

"betul juga"batin Gracia

"tapi maaf kak aku benar-benar gabisa"Gracia membuang wajahnya ke sembarang arah.

Sementara Shani menundukkan kepalanya.

"untuk sekarang dan kedepannya aku minta tolong jaga jarak untuk kita"

Shani kaget mengangkat kepalanya, dia memang menduga bahwa Gracia akan menolak tapi untuk Gracia meminta jaga jarak Shani tidak menduganya.

"ngga"tegas Shani

"aku mohon sama kamu seenggaknya sampai perasaan kamu hilang"

"perasaan aku? bagaimana dengan perasaan kamu apa gaada sama sekali buat aku?"

"dari awal aku emang anggap kamu kakak kelas yang berubah menjadi teman aku"

"huuuh"Shani menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"oke, ayo pulang"

Shani menunggu Gracia berdiri walaupun keadaan seperti ini Shani tetap tidak akan meninggalkan Gracia walaupun jarak kursi yang mereka duduki ke mobil tidak terlalu jauh.

Gracia masuk terlebih dahulu kedalam mobil sedangkan Shani menaruh gitar ke dalam bagasi.

bruuk

Shani menutup pintu dengan lumayan kencang, tanpa bicara dia langsung menancap gas nya.

Tenang walaupun dalam keadaan suasana hati yang cukup kacau Shani tetap membawa mobil dengan kecepatan sedang soalnya yang dia bawa Gracia.

Masih saja Shani memikirkan Gracia dalam segala hal. Karena memang Shani tidak mau terjadi apapun pada Gracia walaupun dia sedang dalam keadaan marah sekalipun.

Sampai di depan rumah Gracia Shani tidak mematikan mesin mobilnya karena dia ingin langsung pulang.

"bentar"tahan Shani saat Gracia hendak membuka pintu nya.

Gracia menatap Shani yang menahannya.

Shani membuka hoodie milik Gracia tanpa peduli jika Gracia melihatnya.

"astaga"batin Gracia yang melihat Shani membuka hoodienya.

Dan untungnya Shani masih memakai tank top hitam walaupun tidak memakai baju lagi.

"nih"Shani memberikan hoodie Gracia masih dalam keadaan memakai tank top.

"m-makasih"gugup Gracia

"heem"Shani mengambil hoodie yang berada di kursi belakang lalu memakainya.

Thank you SHANI!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang