2

32.4K 2K 75
                                    

Zayyan melamun di tengah pelajaran, ia merenungi pelajaran di depannya. Ternyata di dunia ini ada sihir, entah dibagian bumi mana yang ia tempati, menurut pengamatannya akademi yang ia tempati ini benar-benar aneh.

Keanehan yang pertama adalah rambut semua orang yang ada di sini bermacam warnanya. Bahkan rambutnya sendiri berwarna biru laut.

Keanehan yang kedua tidak ada barang elektronik, mobil pun tidak ada. Ia tercengang ketika tadi pagi melihat kereta kuda lewat di depan wajahnya.

"Apa aku terlempar ke zaman dahulu?" Zayyan tertawa hambar.

Matanya beralih menatap buku di depannya yang bertulis 'jayan' entah kenapa itu mengganggunya.

"Sepertinya aku pernah mendengar nama Jayan sebelum aku mati."

"Jayan!" Semua atensi kelas teralihkan oleh lelaki yang memukul meja dengan kedua tangannya.

"Jayan! Kau kenapa?!" Guru dengan rambut putih itu bingung melihat tingkah muridnya.

Zayyan melotot, menyadari sesuatu. "Jayan si tokoh tak berguna itu!" Zayyan berlari meninggalkan teriakan gurunya.

"Saya izin sebentar, Guru." Seorang lelaki memutuskan menyusul Zayyan. Ia tidak tahu kenapa menaruh perhatian kepada teman perempuan yang sedang ia incar.

Lelaki itu berhasil menemukan Zayyan yang sedang merenung di taman belakang akademi.

Zayyan mengangkat pandangan ketika melihat sepatu yang berada di depannya. "Siapa kau?"

"Kau tidak kenal aku? Kita satu kelas."

Zayyan memasang wajah lempeng tidak tertarik. Kepalanya sudah pusing, disuruh mengingat pula.

Zayyan baru mengetahui fakta bahwa ia memasuki novel gila Adiknya itu. Ia berperan sebagai 'Jayan' karakter tidak berguna, cinta bertepuk sebelah tangan dengan tokoh utama wanita, begitu Zayyan simpulkan.

"Tragis sekali," gumam Zayyan yang masih bisa didengar lelaki di depannya.

"Aku Sing."

Zayyan mengangguk. "Ya, kenapa kau di sini? Kau ingin memukulku karena dekat dengan Cassie, ya?"

Sing menggeleng. "Aku ingin berteman."

Zayyan tertawa kecil. "Wah, dia merubah rencananya lagi untuk mendapatkan Cassie. Dia ini pria gila." Batin Zayyan.

"Baiklah, ayo berteman. Aku akan membantumu mendapatkan Cassie."

Sing tersenyum. Zayyan menaikkan alisnya. "Kau punya lesung pipi, ya?"

"Kau baru sadar?"

"Tentu saja! Kau menatapku dengan tatapan mengerikan begitu setiap kali bertemu."

"Maafkan aku."

Zayyan ternganga. "Wah gila."

Sing tak mengerti, bahkan ia tak mengerti kenapa lelaki di depannya ini bisa semanis itu. Sing menggeleng, ia ikut duduk di samping Zayyan.

"Kudengar kemarin kau sakit, kau tidak apa-apa?"

Zayyan mengangguk. "Hanya sakit kepala sialan."

Sing tertawa renyah, Zayyan lagi-lagi ternganga melihat lelaki psikopat gila yang bisa memasang ekspresi itu.

"Kau berbeda, ya. Seingatku kau lelaki yang bermartabat, menjunjung tinggi harga diri keluargamu."

"Kau yang lebih berbeda." Zayyan tak mau kalah, "dulu kau seperti patung saja, bergerak jika melihat Cassie, dan sekarang kau tertawa seperti ini."

Jayan or Zayyan✔️Where stories live. Discover now