Extra Part II

3.4K 263 73
                                    

Langit kamar yang dipandang saat ini tidak ada istimewanya. Tak ada berlapis emas murni maupun intan permata. Kesederhanaan yang membuat netranya tidak bisa berpaling. Persis ketika melihat kesederhanaan seorang Zayyan.

Dua hari berlalu setelah ungkapan cinta yang dramatis dan sepihak, Sing memutuskan untuk menghilang. Menghilang dari pandangan Zayyan.

Bukan karena rasa malu. Ini bukan karena perasaan kecewa akibat ditolak. Tepatnya, Sing sedang mencoba sesuatu dari buku sesat yang ia temukan di perpustakaan.

5 Cara Agar Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Terbalas.

"Aku akan membunuh penulis buku ini jika tidak berhasil."

Sing duduk di tepi ranjangnya sambil mengusap dada. Ia sudah merindukan Zayyan. Sangat rindu.

Sing mengikuti semua saran yang tertulis. Cara pertama membawakan hadiah manis serta memujinya dengan kalimat indah. Sudah benar. Namun akibat ketidaksabaran, Sing malah mengakui perasaannya.

"Bodoh." Sing hanya bisa memaki diri sendiri. Teringat bagaimana Zayyan yang melarikan diri begitu saja setelah pernyataannya.

Cara kedua menyuruhnya untuk tarik ulur keadaan. Yang benar saja? Lelaki itu merasa akan mati jika tidak melihat Zayyan sehari saja. Konyol dan berlebihan. Padahal ia sudah berhasil dua hari ini.

"Aku tidak tahu tarik ulur keadaan itu bagaimana. Yang kutahu jika Zayyan tidak mau, aku tinggal memaksanya." Kemudian Sing menggeleng.

"Tidak. Itu tidak boleh! Aku sudah berjanji mendapatkan hatinya dengan cara yang benar."

Sing tiba-tiba beranjak, kamar asmara yang tadinya hening kini bising akibat suara langkahnya.

Lelaki itu mondar-mandir sambil menggigit jari. "Berpikirlah, Sing. Di mana kecerdasanmu? Apa otakmu rusak?"

Sing berdecak. "Aku tidak punya satu pun orang yang bisa ditanyai masalah ini."

Lelaki itu menyugar rambutnya ke belakang. Sedikit menarik helaian surai pirangnya frustrasi.

Untuk ukuran seorang lelaki yang sepanjang hidupnya suka memaksa dan semena-mena, Sing merasa cara ini sangat menyiksa batin.

Sing memutuskan menemui Zayyan. Tidak menemui, hanya memperhatikan dari kejauhan. Ia sedikit paham tentang tarik ulur. Tetapi mentalnya kurang untuk mengakui.

***

"Jantungmu baik-baik saja. Detaknya juga normal." Dokter Rome memperhatikan wajah pasiennya yang pucat. Terlihat keringat bercucuran. "kau pasti habis berlari, makanya jantungmu berdetak cepat."

Zayyan terdiam. Memang seperti itu, tetapi ia tetap harus memastikan jantungnya baik-baik saja. Apalagi beberapa hari ini banyak kebenaran membuatnya terkejut setengah mati.

Sing menyukainya. Lelaki itu menyukainya. Padahal Zayyan terus menepis semua dugaan, tetapi ternyata itu benar.

Tak lebih dari itu, Viscount Lefan mengatakan sebuah rahasia kehidupan Jayan padanya. Bagaimana kisah awal mula kebencian keluarganya pada keluarga Edmore. Lelaki itu sampai pingsan akibat emosi pemilik tubuhnya yang menguasai.

Dan yang lebih mengejutkan, sampai membuat Zayyan memutuskan untuk memeriksa kesehatannya, akibat takut terkena serangan jantung.

Pemurnian. Memurnikan darah monster dengan cahaya putih adalah hal terkonyol yang Zayyan ketahui.

Ternyata itulah konflik novel sebenarnya. Tetapi, yang membuat jantungnya seakan turun ke lambung, ia harus mengetahui fakta bahwa memurnikan itu harus dengan berhubungan suami istri.

Jayan or Zayyan✔️Where stories live. Discover now