23

6.8K 498 47
                                    

Zayyan memandang mewahnya istana Kekaisaran sambil berdecak kagum. Dengan ditemani Viscount Lefan di sebelahnya, mereka mulai berjalan menyusuri lorong menuju aula singgasana Kaisar.

Lelaki itu tidak menyangka akan diberikan penghargaan atas keberanian menyelamatkan Pangeran Arthur. Setelah diantar dengan selamat oleh Sing, Viscount Lefan menunjukkan undangan langsung dari Pengeran Arthur untuknya.

"Jangan gugup." Viscount Lefan menepuk pelan bahu Jayan.

Lelaki itu memaksakan senyum. Bohong jika ia bilang tidak gugup. Zayyan ingin menghilang sekarang karena akan berhadapan langsung dengan penguasa Kekaisaran.

Pintu dibuka lebar, mereka dipersilakan masuk. Zayyan melihat Kaisar Luden yang duduk dengan wibawa di atas kursi besarnya. Lalu di samping, ada Pangeran Arthur yang berdiri dengan gagah sambil memandang ke arahnya.

Ada beberapa Bangsawan yang akan menjadi saksi dari penyerahan penghargaan itu. Zayyan melirik Duke Richard yang tersenyum kecil.

"Salam untuk Baginda Kaisar." Viscount Lefan menunduk, diikuti Zayyan yang berada di sampingnya.

Kaisar Luden tersenyum lalu mengangguk. Matanya beralih ke arah Jayan. "Bagaimana kondisimu?"

"Saya sudah baik-baik saja, Yang Mulia. Semua Dokter yang Baginda kirimkan sangat hebat dan berbakat."

"Itu melegakan. Ayahmu mungkin akan membakar seluruh Kekaisaran jika aku tidak bisa menyembuhkanmu." Kaisar Luden tertawa kecil. Diikuti yang lain kecuali Viscount Lefan yang wajahnya datar.

Kaisar Luden berdiri, di sampingnya sudah ada pelayan yang membawakan sesuatu. Zayyan menyipitkan mata, berharap itu emas permata.

Zayyan yang mengerti kode Viscount Lefan pun segera maju dan berlutut di depan Kaisar. Kaisar Luden membuka sebuah gulungan kain berwarna emas, dan membacanya dengan suara lantang.

"Karena keberanianmu melindungi anakku Arthur, Pangeran Pertama Kekaisaran ini. Aku berikan sebuah anugerah piagam yang akan memudahkanmu untuk bekerja di istana. Profesi apa pun yang kau inginkan, kau akan langsung mendapatkannya."

"Dan sebuah pertambangan batu permata yang ditemukan akhir-akhir ini menjadi milikmu."

Kepala yang menunduk itu menyunggingkan senyum mendengar pertambangan menjadi miliknya. Zayyan pernah menguping pembicaraan murid akademi, bahwa ditemukannya pertambangan batu permata yang melimpah isinya.

Kaisar Luden menyuruh Jayan berdiri, dan menyerahkan piagam emas yang cukup berat di genggaman.

Zayyan melirik Viscount Lefan. Pria itu tersenyum bangga.

"Terima kasih, Yang Mulia Kaisar. Anugerah ini akan saya gunakan sebaik mungkin."

Kaisar Luden mengangguk. Lalu tiba-tiba datang seorang lelaki berbisik kepadanya.

"Sepertinya akan ada rapat dadakan. Kau pulanglah duluan." Viscount Lefan berbisik. Zayyan mengangguk. Ia segera berlalu dari sana dengan perasaan senang.

"Aku punya harta sendiri." Lelaki itu bergumam dengan langkah riang.

Sampai ketika melewati lorong, teriakan seseorang menghentikan Zayyan.

Lelaki itu menaikkan alis melihat Pangeran Arthur yang berjalan mendekat. "Salam Yang Mulia Pangeran Pertama." Zayyan menunduk.

"Aku ingin mengucapkan terima kasih."

Zayyan mengangguk. "Itu sudah menjadi kewajiban saya melindungi keluarga Kekaisaran."

Pangeran Arthur tersenyum. "Kau bisa menjadi Ksatriaku jika sudah lulus dari akademi. Jika kau mau."

Jayan or Zayyan✔️Where stories live. Discover now