32

5.1K 367 49
                                    

"Bagaimana bisa semua pasukan berbakat itu bahkan tidak mendapatkan hasil?!"

Hening. Murkanya Kaisar Luden membuat udara sekitar seakan mencekik. Semua orang yang berkumpul di meja penuh tekanan itu saling memikirkan berbagai kemungkinan.

Ada yang benar-benar prihatin, juga ada yang menjadikan ini kesempatan untuk menguntungkan diri sendiri.

"Baginda, saya akan memperluas rute pencarian itu. Jika memungkinkan, Kerajaan lain pun akan saya singgahi." Pangeran Arthur angkat bicara membuat tekanan itu melonggar sedikit.

Para Petinggi kerajaan hanya diam tak berkomentar. Seperti mencari jarum ditumpukan jerami, Viscount Lefan benar-benar kecil kemungkinannya ditemukan.

"Yang Mulia, izinkan saya untuk ikut serta dalam pencarian." Pangeran Andrew tersenyum ketika semua mata tertuju padanya.

"Mengingat kerja Putra Mahkota yang lamban, sepertinya beliau membutuhkan banyak orang untuk membantunya."

Pangeran Arthur tidak merubah raut wajahnya, tetapi kepalan tangan di bawah meja itu sanggup membuat ruas jarinya menegang, hingga buku tangan memutih.

Kaisar Luden menarik napas panjang. "Lakukan apa pun. Kerahkan semua Ksatria juga para Penyihir."

Pangeran Arthur mengangkat alisnya mendengar kata penyihir, ia teringat akan sesuatu. "Yang Mulia, lebih baik segera memberitahu Jayan Reagen, putra tunggal Viscount Lefan tentang kasus ini."

"Dia belum tahu? Apa yang terjadi?"

"Selat Dulcetbeana seperti terkurung sebuah sihir luar biasa, hingga para penyihir di Kekaisaran tak bisa menembusnya."

Penjelasan Pangeran Arthur membuat berbagai spekulasi di dalam ruangan itu. Para Bangsawan kelas atas menekuk alisnya, terlihat berpikir keras.

"Yang Mulia Putra Mahkota, serahkan kasus ini kepada saya. Saya tahu seseorang yang bisa menghancurkan perisai itu."

Pangeran Arthur menajamkan mata. Sangat jelas lelaki itu ingin terlihat luar biasa di depan Kaisar. "Ini bukan kasus sederhana seperti yang ada di kepalamu."

Pasokan udara terasa menipis saat kedua tekanan permusuhan itu terlihat nyata. Pangeran Andrew menarik sudut bibir. "Percayakan kepada saya, Yang Mulia Kaisar."

Kaisar Luden mengusap janggutnya, melihat para Petinggi Kerajaan juga terlihat setuju, maka ia terpaksa mengangguk. Pria itu mengangkat tangan menghentikan Pangeran Arthur yang terlihat ingin protes.

"Aku berikan kesempatan untuk Pangeran Kedua menangani kasus ini. Putra Mahkota, kau cukup fokuskan diri dalam pencarian Viscount Lefan. Aku ingin secepatnya mendengar kabar baik."

Rapat itu segera dibubarkan, Pangeran Arthur menoleh ketika sepasang sepatu berusaha menyamakan langkahnya.

"Senang bisa bekerja sama, Kak!"

Pangeran Arthur hanya berdeham, meninggalkan lelaki di belakangnya yang tersenyum penuh arti.

***

Zayyan bersumpah, jika ia lebih kuat daripada lelaki itu, mungkin Zayyan sudah menenggelamkan Sing di dermaga belakang.

Lelaki itu menatap tak percaya baju di genggamannya. Mungkin ditarik sedikit saja akan robek, dan itu sangat ... menerawang.

"Aku akan membunuhnya!" Zayyan meremas baju itu. Ia tidak menyangka Sing memiliki selera seperti ini.

"Aku tidak percaya di dunia ini juga ada Lingerie dress. Madam Martha? Mengapa kau batalkan pesanamu?!" Zayyan berteriak.

Memanggil seorang Desainer hari ini menjadi sebuah petaka untuknya. Dan parahnya, Zayyan sudah menolak keras memakai baju memalukan itu. Tetapi Sing berani mengancamnya, jika ia tidak mau, Sing akan melakukannya di tempat terbuka.

Jayan or Zayyan✔️Where stories live. Discover now