28

5.6K 457 53
                                    

Sing menggenggam sebuah kalung. Kalung yang hanya ada satu di dunia. Sihir yang ditanamkan luar biasa, hingga mustahil ketika membuang benda itu tidak terjadi ledakan. Kecuali, pemiliknya yang mencampakkan.

Lelaki itu memilihkan batu permata terbaik Untuk Jayannya.

Sekarang, ia menemukan kalungnya di dalam dasar lautan. Benar-benar di dalam lautan seperti perkataannya. Tetapi, kalung itu sendirian tanpa pemilik.

Hatinya perih memikirkan Jayan membuang benda ini, karena sama saja dengan membuang dirinya.

Bagaimana sekarang menemukan pengisi hatinya? Bagaimana Sing menjemputnya? Lelaki itu terduduk sendirian di sebuah dermaga.

Burung-burung terbang menari di langit seolah sengaja mengejek. Sing menengadah, matanya terpejam melarang masuk hangatnya sinar mentari pagi. Rambut lelaki itu bercerai-berai diterpa angin laut.

Memikirkan wilayah mana yang disinggahi Jayan membuat kepala lelaki itu sakit. Sing mengetahui bahwa Viscount Lefan telah mengubah sistem pengajaran Jayan.

Pihak akademi tidak mau berbagi informasi. Sepertinya pria itu memiliki dukungan Kaisar di belakangnya, hingga sudah banyak Sing mengancam orang-orang untuk buka mulut, tetapi mereka lebih memilih mati.

Jika saja Jayan menyebutkan namanya, maka ia akan langsung tahu lokasi itu. Namun sudah lebih dari seminggu, namanya tak juga terucap dari bibir ranum yang sudah ia rindukan.

Lelaki yang tadinya sangat percaya diri dengan kemampuannya kini seperti seorang pecundang. Jayan sangat berdampak besar untuknya. Mungkin, jika ia menemukan seorang pemurnian yang setara dengan Jayan sekalipun, Sing tidak akan sejatuh ini.

"Jayan, tak apa kau membuangku." Sing tersenyum, menatap lautan yang dalam. "aku bisa mengejarmu kembali, mengulang bagaimana saat pertama kali memikatmu."

Sing menyeringai. "Itu tidaklah sulit."

Lelaki itu gelap mata. Salahkan Jayan yang sudah pergi membawa serta akal sehatnya. Sekarang kepala Sing hanya terisi susunan rencana kotor untuk menjerat kembali penghuni sangkar yang hilang.

Sing mengedarkan pandangan ketika merasakan kehadiran orang lain. Ia melihat Duke Richard yang berdiri tak jauh bersama seseorang dengan tudung jubah yang menutupi tubuhnya rapat.

Baiklah, Sing akan mengikuti permainan pria itu. Entah siapa yang menusuk duluan, yang terpenting ia menemukan Jayannya.

***

Banyak hal yang terjadi tak lama ini. Leo merindukan seorang Jayan. Di tempat ini, menara sihir menjadi saksi ketika Leo memutuskan untuk lebih mengenal lelaki itu.

Leo yakin, bukan hanya ia yang sedang tersiksa sekarang. Sing, lelaki itu sampai tidak teratur kehadirannya di akademi karena sibuk mencari Jayan.

Terlalu tenggelam dalam pemikiran, hingga tidak menyadari seseorang yang kini berdiri di belakangnya.

"Salam, Duke muda."

Leo berbalik cepat ketika suara asing menyapa. Alisnya terangkat sedikit sebelum menunduk hormat. "Salam kepada, Yang Mulia Pangeran kedua."

Lelaki itu tersenyum. Ikut berdiri di samping Leo dengan tangan yang bertumpu di pagar pembatas. "Aku mencari Duke muda ke segala tempat, ternyata di sini."

Leo bingung. Merasa tidak pernah berurusan dengan pemuda ini. Dekat pun tidak pernah, apalagi bertegur sapa. Dan apa itu? Apa Leo tak salah dengar dia memanggilnya dengan Duke muda?

"Kau pasti kebingungan." Lelaki itu melirik. "aku hanya menyapa garis keturunan dari Duchess Shiena yang pantas menjadi penerus selanjutnya."

Leo diam-diam mengepalkan tangan. Berusaha mengontrol ekspresi wajahnya. "Pertama kalinya seseorang membahas Ibuku. Biasanya, orang-orang hanya mengenalku sebagai keturunan Duke Richard, keluarga Edmore."

Jayan or Zayyan✔️Where stories live. Discover now